Orang seperti Sadam benar-benar mengabadikan hidupnya demi orangutan, sebetulnya keberlangsungan Bumi dan umat manusia tentunya.  Realitasnya, para konsevasionis  bertaruh nyawa untuk itu seperti rekan-rekan mereka di seluruh dunia.
Kembali ke cerita Sherina kini adalah reporter sebuah stasiun televisi yang awalnya kesal tugasnya meiput Forum Ekonomi di Devos, Swiss ke Kalimantan bersama Aryo (Ardit Arwhanda) rekannya.  Sama dengan Petualangan Sherina pertama, tokoh utamanya kesal mengikuti orangtuanya pindah sekolah ke Bandung meninggalkan Jakarta.
Di pedalaman Kalimantan ini dia bertemu dengan Sadam dan juga dengan Sindai (Quinn Salman), dara cilik pedalaman Kalimantan yang menyelamatkan Hilda dan Sayu induk dan anak orangutan dari kebakaran.  Saya menduga Riri Riza dan Mira Lesmana ingin mengorbitkan Quinn Salman seperti halnya Sherina dulu.  Sindai  menjadi pejuang cilik lokal yang ikut membantu Sherina dan Sadam memburu penculik Sayu.
Penonton pun akan menyaiksikan pertarungan berlangsung seru antara pasangan nostalgia ini dengan kawasanan penculik. Cuma kali ini  lawan Sherina dan Sadam bukan kawanan penculik ala Home Alone, yang nyaris seratus persen pecundang.Â
Pada petarungan terakhir mereka melawan Pingkan (Kelly Tandiono) tangan kanan Syailendra dan istrinya Ratih, yang mampu mengalahkan laki-laki berbadan besar dengan dingin. Â Jadi Sherina dan Sadam benar-benar naik level. Â Dari segi cerita secara umum, Petualangan Sherina2 lebih matang dan realistis.
Hanya saja saya mempertanyakan kok bisa-bisanya Aryo pulang sendiri ke Jakarta, meninggalkan rekannya yang sebetulnya dalam bahaya?  Kan dia bisa memberitahu pemimpin redaksi soal kondisinya?  Saya tidak  yakin kalau pemimpin redaksi (kalau pemimpin yang benar ya) tidak mencari bawahannya yang hilang.  Mustahil, dia tidak tahu bahayanya hutan Kalimantan yang transportasinya sebagian besar menggunakan perahu.
Sherina (dalam film itu) seperti Tintin, tokoh rekaan  komikus Belgia, George Remi alias Herge yang mengikuti nalurinya, wartawan sejati.  Sekalipun Sadam sudah mengingatkan jangan bertindak sendiri mengejar para penculik tetapi koordinasi dulu dengan polisi hutan dan mencegat di spot tertentu.  Saya suka wartawan seperti ini.
Akting Para PemainÂ
Namun dari segi akting kok saya jatuh hati pada tokoh-tokoh sampingannya seperti Kelly Tandiono yang begitu garang dengan tatapan kejam.  Isyana Saraswati memainkan tokoh  yang manja dan tidak punya empati terhadap hewan peliharannya, hanya menjadikannya sebagai mainan untuk pamer dengan kawan sosialitanya.
Juga dengan Quinn Salman yang mampu menjadi Sindai, anak yang tidak canggung memanjat pohon dan tidak ada takut-takutnya seperti anak asli Kalimantan menghadapi kawanan penculik.