Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah Musik Dunia dan Jurassic Park di Kota Batu

27 September 2023   15:09 Diperbarui: 27 September 2023   18:10 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan replika Dara Puspita, girl band pertama Indonesia dari Surabaya era 1960-an akhir hingga 1970-an-Foto: Irvan Sjafari

Masih sekira pukul Sembilan pagi ketika saya tiba-tiba di alun-alun Kota Batu, hari kedua saya dalam kunjungan ke Malang dan Batu.  Hari kedua 9 September adalah agenda utamanya mengunjungi Museum Musik Dunia yang terletak  di Jatim Park 3.

Saya berjanji ke wahana wisata hiburan tersebut bersama anak sahabat saya Dzaqi Fardhan yang berulang tahun ke 13.  Ibunya, Ciciek Kemalasari adalah adik kelas saya di Jurusan Sejarah FIB UI yang memang tinggal di Batu, lebih sering berkomunikasi lewat chat.

Mulanya sulit menemukan spot tempat pertemuan di alun-alun yang tak ubahnya taman hiburan dengan adanya  komedi putar selain taman yang luasnya tidak terlalu luas namun cukup padat. Namun anak itu mengenali saya menepuk dari belakang.

Setelah sarapan bersama di sebuah warung bakso, karena masih pagi, Dzaqi mengajak saya me mal setempat mengisi waktu, karena wahana itu baru buka pukul 11 siang.

Untuk mencapai tempat itu kami memakai ojek daring dari sebuah mal ke ke Jalan Ir. Soekarno sekitar lima menit dan tiba sekitar pukul sebelas siang.

Kami membeli tiket paket, seharga Rp170 ribu per orang,  termasuk wahana Museum Musik Dunia.  Dekat pintu gerbang wahana Patung Lilin Ebiet G. Ade dan Gombloh dengan gitarnya menggoda kami untuk berpose pertama. Keberadaan patung lilin dua maestro musik Indonesia rapi. 

Pada lantai satu terdapat contoh alat musik dari Benua Eropa, Australia, India hingga Indonesia. Namun yang menarik perhatian Dzaqi adalah alat musik tiup bangsa aborigin.  Siswa sebuah SMP di Kota Batu ini bahkan begitu piawai menerangkan alat musik kepada saya.

"Namanya Didgeridoo.  Aku pernah membuat replikanya dari pipa paralon di rumah dan memainkannya, " ujar anak yang punya bakat musik ini. Anak itu begitu antusias terhadap dunia musik bahkan ikut memainkan berapa alat musik yang dipelajari secara otodidak mulai dari Taiko Jepang hingga piano klasik. 

Suasana dalam Museum Musik Dunia Foto: Irvan Sjafari
Suasana dalam Museum Musik Dunia Foto: Irvan Sjafari

Pada lantai satu ini pengunjung bisa mencoba memainkan beberapa alat musik dunia, termasuk Taiko dari Jepang atau djembe dari Afrika. Total ada sekira 700 alat musik dari berbagai negara di museum ini termasuk gamelan dari Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun