Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Situ Patenggang Tidak Lekang Dimakan Zaman

23 Juli 2023   12:11 Diperbarui: 25 Juli 2023   13:04 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situ Patnggang tempo dulu.  Sumber gambar:  Tropisch Netherland edisi 31 Maret 1931 

Dalam satu jam, kita dapat mendayung dan mengunjungi semenanjung tempat tinggal Junghuhn.  Telaga Patenggan menawarkan  kesempatan indahnya untuk berenang, dengan kedalaman rata-rata 5 meter.  Patenggan merupakan salah satu danau pegunungan Prianger yang terindah. Groneman menyebutnya "danau gunung yang indah dan indah, yang masih memantulkan langit.

Junghunh  dan Situ Patenggang 

Hampir semua literasi 1920-an dn 1930-an tentang Situ Patenggang menyebutkan nama Franz Wilhelm Junghuhn. Ahli Botani Jerman dan penemu Kina ini menghabiskan 13 tahun (1835-1848) dalam lawatannya pertama di Hindia Belanda dengan menjelajahi alam Sumatera dan dan Jawa.

Junghunh  seperti dikutip  dari Bandung Bergerak  pernah tinggal di  Situ Patengan, di kaki Gunung Patuha pada Juli 1837. Dia mendapat tugas sebagai perwira kesehatan  untuk melakukan penyelidikan tentang alam  dan menerbitkan buku tentang pengalamannya. Buku bertajuk Java, seine Gestalt, Pflanzendecke und Innere Bauart pada 1853.

Dia mengungkapkan Situ Patengan "danau gunung tebesar di Jawa" dengan rinci juga melankolis. Dari puncak Gunung Patuha, kata Junghunh  danau tersebut terlihat mirip mata di tengah hutan hijau yang gelap dan luas.

Rimba yang belum terjamah, hutan dengan vegetasi dominan pohon ki merak dan ki putri mengelilini dana. Junghuhhn membutuhkan beberapa hari perjalanan menembus hutan belantara untuk mencapai danau tersebut. Kera hitam, lutung, sering dijumpai di sepanjang perjalanan.

Selalu Memberikan Kerinduan

Hampir dua ratus tahun kemudian Deni Hartono seorang pemuda rantauan asal Ciamis, Jawa Barat kembali ke destinasi di mana dahulu  pada  2017.  Situ Patenggang merupakan tempat favorit ketika libur sekolah tiba.

Ia mengaku kembali mengunjungi tempat tersebut lantaran banyaknya informasi yang beredar di sosial media tentang keindahan salah satu destinasi yang ada di Ciwidey tersebut.  

Berbekal informasi dari Tik Tok dan Instagram, dengan mengendarai sepeda motor Deni kembali ke Situ Patenggang akhir Mei 2023.

Menurutnya banyak yang berubah Ciwidey saat ini dengan Ciwidey 6 tahun silam, khususnya Situ Patenggang sudah lebih maju dan fasilitas lebih memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun