Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Prey, Prekuel Predator Berwajah Feminis

23 September 2022   14:42 Diperbarui: 24 September 2022   21:03 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sampai di sini saja perjalananmu. Selesai! Begitu saya katakan kepada singa yang akan saya bunuh!" ucap Taabe (Dakota Beavers) kepada adiknya Naru (Amber Mithunder) pada suatu hari September 1719. Mereka adalah warga Suku Comanhe yang mendiami kawan utara Great Plain Amerika.

Suatu percakapan kunci dalam film Prey garapan Dan Tachtenberg, prekuel film Predator (1987) yang dibintangi Arnold Schwarzenegger. Film laga melawan mahluk asing nan sakti ini kemudian menjadi film waralaba dan Prey adalah yang ke lima.

Prey dibuka dengan rutinitas Naru sebagai peramu,  mencari bahan obat-obatan ditemani anjingnya bernama Sarii.  Namun bukan itu keinginan terbesar Naru. Di sela-sela pekerjaannya, diam-diam melatih melempar kapak dan dia ingin menjadi pemburu seperti kakaknya. 

Sayangnya Naru kerap  diremehkan.  Dalam sebuah adegan ketika dia  akan memanah elang merah, kakaknya dengan santai memanahnya lebih dulu. Burung itu jatuh. Naru kecewa.

Suatu ketika Naru ditemani anjingnya bernama Sarii melihat rusa dan bersiap membidikan kapaknya. Namun rusa itu lari karena mendengar sebuah suara gemuruh.  Naru dan Sarii tetap mengejarnya, sayangnya anjingnya kakinya kena perangkap. 

Suara gemuruh merupakan suara pesawat yang menurunkan satu sosok mahluk asing yang disebut sebagai predator yang ingin berburu di planet mana pun yang mereka suka.  Predator ini suka memenggal kepala buruannya untuk koleksinya.

Mengapa kamu ingin jadi pemburu? Tanya ibunya. Karena kalian pikir aku tidak bisa.

Suatu ketika salah seorang pemburu bernama Puhi diduga dilarikan seekor singa. Para pemuda mencarinya. Naru nekat ikut bahkan nyaris terpanah karena mengendap.   Para pemburu yang semua laki-laki meremehkannya, Naru diejek sebagai koki. Tetapi kakaknya masih apresiasi Naru pandai mencari jejak.  

Dalam pencarian Puhi, Naru menemukan  hal-hal yang tidak lazim. Seperti bangkai ular yang dikelupas kulitnya,  Puhi ditemukan, Naru mencurigai bahwa bukan soal singa, tetapi ada sesuatu yang membuat singa itu lari.  Sayangnya kakaknya maupun pemburu lain tidak ada yang percaya.

Taabe pada Naru bilang pada singa itu sampai di sini saja perburuanmu. Kalimat kunci yang dikatakan Naru ketika membunuh predator.

Naru menghadapi singa di atas pohon menegangkan, ini memberinya proses pembelajaran.  Naru jatuh dan pingsan.  Kakaknya berhasil membawa singa gunung dan memenggal kepalanya dan diangkat jadi Ketua Perang. Namun Naru tak memberitahu bahwa puma itu sudah dilukainya dan kakaknya ibarat pemain sepak bola tinggal mencetak gol yang diumpankannya.

Namun dia menerima kemenangan kakaknya, karena dia  menganggap masalah belum selesai. Masih ada ancaman yang lebih besar yang akan dihadapi sukunya.

Remaja perempuan itu terus belajar.  Dia berhasil memburu kelinci berkat latihan keras melempar kapak.  Naru terjebak lumpur pengisap namun dia berhasil keluar berkat kapak bertali yang dibuatnya. Pengalaman-pengalaman ini kelak menjadi bekal baginya.

Ceritanya bergulir, teman-temannya akhirnya tahu apa itu predator. Tiga pemuda suku Commanche dibantai predator. Sementara Naru  dan kakaknya ditangkap orang Prancis yang ingin buru predator. Keduanya dijadikan umpan. 

Sayangnya predator bukanlah singa atau buaya yang mau menghampiri umpan, predator mencari buruan yang tangguh. Predator tidak mau membunuh spesies yang dianggapnya tidak berbahaya.  Orang Prancis itu yang dijadikan buruannya.

Pelan-pelan Naru memahami bagaimana menghadapi predator. Prey menyuguhkan cerita yang paling menarik di antara waralaba Predator bahkan punya kearifan lokal. Bahkan bisa mengalahkan cerita aslinya yang terlalu maksulinitas. 

Adegan dalam Prey | Kredit: Slashfilm.com
Adegan dalam Prey | Kredit: Slashfilm.com

Prey memperlihatkan bahwa manusia yang dianggap primitif bisa lebih bijak. Prey mengejek orang kulit putih yang merasa dirinya superior. Saya ingat buku yang ditulis Claude Levi-Strauss, Ras dan Sejarah yang mengkritisi pandangan orang Barat yang memberi stigma pada masyarakat yang hidup di hutan sebagai liar, padahal mereka punya rasa kekerabatan, saling tolong menolong.  Prey mengkritik orang kulit putih menganggap orang Indian sebagai binatang.

Catatan lainnya yang saya berikan, tokoh utama dalam Prey  adalah perempuan. Ini  membuktikan bahwa perempuan bisa melakukan apa yang dilakukan laki-laki  menjadi pemburu.  Bahkan Naru membuktikan bahwa berburu itu bukan hanya soal otot, tetapi kecerdasan. Perempuan itu berburu lebih cerdas.

Saya terkesan dengan adegan Naru  mengalahkan empat pria Prancis yang mengingatkan saya pada adegan  prajurit Amazon melawan tentara Jerman yang laki-laki dalam Wonder Woman.  Naru mengingatkan orang desanya bahwa ancaman bukan hanya predator, tetapi juga orang kulit putih.

Prey juga menyapaikan agenda lingkungan. Bangkai puluhan bison yang ditemukan Naru bergelimpangan, kritik terhadap orang kulit putih penyebab kepunahan bison.  Prey bukan sekadar fiksi ilmiah belaka, tetapi juga memberikan perspektif yang menarik.

Irvan Sjafari

Kredit Foto:

https://www.slashfilm.com/943991/prey-director-dan-trachtenberg-on-an-action-scene-that-was-almost-included-interview/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun