Sepuluh : Jadi Tamu Siren
Sore itu juga para tamu dan Widi dibungkus gelembung elastis mengikuti siren memasuki lorong dua hingga bertemu air laut, lalu mereka menyelam  cukup jauh entah berapa lama  dengan bantuan semacam tali yang membuat mereka menyelam cepat.
Setelah setengah jam seperti berjalan mereka  memasuki  sebuah taman penuh dengan tanaman berwarna-warni menyala terang.  Dengan bantuan Hiyang mereka bisa saling bercakap-cakap melalui telepati.
"Ah, gila, kita berada di kedalaman seribu meter. Secara teknis hanya bisa dilakukan dengan pakaian selama khusus maksimal 500 meter dan seharusnya sinar matahari sudah tidak tembus, tetapi wilayah itu terang benderang," ujar  Raya.
"Gelembung itu kuat sekali. Teknologi siren kelihatan sederhana, tetapi dahsyat membuat gelembung elastis seperti dari jelly dan mempunyai kadar oksigen tinggi," ucap Widy.
"Siren itu mengizinkan para remaja itu juga ikut turun. Â Mereka pulang bawa cerita menakjubkan, tapi apakah teman-temannya di Mahameru percaya?" tambah Cynthia.
Sementara Aurora dengan santainya menyelam bersama para siren. Â Dia ikut mendarat. Â Lalu dia berlari ke arah salah satu siren, ibunya yang juga menyapa Sono.
"Di mata Sono dia jadi cewek mirip siapa ya?"
Ibunya memang Sang Ratu. Mereka segera menghadap. Para remaja dibiarkan bermain.
"Ikan QQ yang manusia rebutkan adalah salah satu makanan kami. Â Mulanya kami biarkan, tetapi banyak manusia yang serakah," kata Ratu.