"Kita punya pertanyaan yang sama, tetapi tak tahu jawabannya. Â Bagaimana nasib umat manusia pada masa depan? Kalau dia ingin menyelamatkan umat manusia, mengapa dia harus membunuh?"
Dialog antara polisi Sae Byeok dan agen Biro Administrasi Sae Ha dalam "Grid".
Setelah mengikuti episode pertamanya, Rabu 16 Februari lalu saya jatuh hati ada serial Grid, Â yang saya sebut "X-Files"-nya ala Drama Korea. Â Episode kedua hingga keempat memperlihatkan ketangguhan sosok yang disebut Sang Hantu yang pernah menyelamatkan Dunia dengan membuat perisai Bumi yang disebut Grid.
Dengan perisai yang dibangun pada 1997 itu, Bumi terhindar dari badai matahari. Â Namun Sang Hantu jadi masalah karena dia membantu seorang pembunuh dengan alasan yang misterius. Â Sang Hantu Perempuan itu meninggalkan banyak jejak, misalnya bisa berada pada hari yang sama di Rusia, Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Hongkong dan membiarkan dirinya tertangkap kamera CCTV.
Masalahnya bagi Kim Sae Ha, dari Biro Administrasi memburu Sang Hantu, bukan hanya tugas tetai menjadi pribadi karena dia membunuh ayahnya, ketika dia masih kecil di depan Sae Ha. Â Dengan "kesaktiannya", Sosok Sang Hantu membuat tubuh ayahnya yang menjadi petuas kebersihan hangus.Â
Sang Hantu bukan saja melompat dari suatu ke tempat lain dengan sebuah alat yang mirip mouse komputer, tetapi juga bisa memaju mundurkan waktu.  Hingga polisi, biro administrasi dan lembaga di atasnya yang  memburunya seperti "dikerjain" (bahasa anak mudanya).
Dalam sebuah adegan pelaku pembunuhan itu harusnya tertangkap di Stasiun KA, tetapi karena Sang Hantu bisa memundurkan waktu, dia bisa membatalkan peristiwa itu bahkan menemukan alat pelak di atas pelaku pembunuhan.
Sebuah adegan absurd, pelaku itu ditahan di sebuah ruangan bawah tanah dan saya suka adegan ini sambil makan camilan dan minum sebotol Coca Cola, Sang Hantu menyaksikan laki-laki itu tidak berdaya, tanpa bicara. Â
Mau melarikan diri? Bisa. Tapi Sang Hantu membatalkan pelarian itu dan pembunuh itu tetap terkurung (sebetulnya dia ingin mengamankan si pelaku). Â Sang Hantu tidak menyadari bahwa dia pernah bisa meloloskan diri, seperti halnya polisi yang pernah menangkapnya. Â
Kalau begitu, sepasukan polisi, plus lembaga rahasia apa pun namanya, tidak akan mampu menghadapi satu perempuan. Â Kalau dia dari masa depan dengan kemampuan melompat seperti film "Jumper", mengetahui sejarah umat manusia hingga masa dia, sepasukan semua negara pun tidak akan mampu melawannya.Â
Semasa dia masih pegang alat itu, di atas peralatan yang dimiliki James Bond, ya, jangankan lembaga-lembaga di Korea, seluruh negara di dunia pun dia bisa tundukan. Â Pertanyaannya, untuk apa dia membantu pembunuh bahkan ikut membunuh? Apa menyelamatkan dunia? Siapa yang mengirim dia? Â Ini yang membuat serial ini kian menarik.
Pada episode kedua dan keempat saling menjegal antar lembaga senafas dengan serial X-Files, Chris Carter era 1990-an hingga 2000-an. Â Hanya saja dalam "Grid", unsur drama kental sekali dan satu persatu hubungan antar tokoh-tokohnya diungkap. Â Antara petinggi-petinggi di Biro Admisnistrasi, Lembaga Pengendali Grid dan tokoh-tokoh yang menjadi polisi.
Tidak ada adegan baku tembak, hanya sedikit kejar-mengejar, membuat Grid tetap menegangkan. Episode keempat ditutup ketika Sang Hantu bisa menyamar menjadi perawat ibu Sae Ha di kediamannya, entah apa yang dilakukannya.Â
Jadi Sang Hantu mengetahui siapa para pemburunya dan sebaliknya para pemburunya tidak tahu siapa dia. Bagaimana menaklukan Sang Hantu atau Sang Hantu tidak akan bisa ditaklukan?
Saya jadi berfantasi jangan-jangan saat ini sudah beredar para penjelajah dari masa depan yang mencegah suatu peristiwa besar yang harusnya terjadi. Pernah membaca tulisan tentang orang yang mengklaim  peristiwa  penabrakan pesawat ke  WTC pada 11 September 2001 didalangi seorang penjelajah waktu yang ingin mencegah perang saudara di Amerika Serikat yang disebut akan terjadi pada 2008 (masa Obama) kalau tidak ada peristiwa pemersatu bangsa Amerika?
Sampai saat ini penjelahan waktu masih dalam fantasi. Ini yang membuat "Grid" menjadi fiksi ilmiah yang menarik bagi saya.Â
Jika ada orang masa depan yang bisa mengubah sejarah sesuai kehendaknya, jangan-jangan peristiwa yang terjadi sekarang sudah didesain dari masa depan dan seharusnya yang terjadi bukan itu, mungkin lebih buruk.Â
Karena orang dari masa depan menyadari bagaimana semaksimal mungkin menyelamatkan Bumi tempat tinggal manusia. Buktinya, sampai sekarang umat manusia masih eksis (atau bencana belum terjadi karena penjelajah masa depan baru fantasi).
Pertanyaannya, apakah untuk menyelamatkan seluruh umat manusia mengorbankan nyawa sejumlah manusia? Tentu menjadikan moralitas menjadi relatif. Â Seperti yang saya kutip dari dialog tokoh-tokoh dalam film ini yang menjadi awal tulisan ini.
Kepada "Si Cantik Lee Si Young", pemeran Sang Hantu begitu memikat. Menurut Asianwiki Lee Si-Young  berangkat dari  petinju amatir wanita tingkat juara yang memenangkan sejumlah kejuaraan di Korea, di antaranya dengan RSC.
Perempuan kelahiran 17 April 1982 beberapa kali memerankan karakter perempuan perkasa misalnya dalam film "No Mercy" (2019), memerankan seorang kakak yang balas dendam terhadap orang yang bertanggungjawab pada penculik adiknya. Â
Kini Lee Si Young  jadi aktris Korea pertama yang masuk daftar aktris favorit saya.
Irvan Sjafari   Â
Tulisan Terkait:
https://www.kompasiana.com/jurnalgemini/6213b39ddd39436a992411a2/grid-x-files-ala-drama-koreaÂ
Sumber Foto Rinci:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H