musik, dari pengalaman pribadi, dan juga dari pengalaman-pengalaman orang-orang yang ada di sekitar saya. Jadi benar-benar dari pengalam sendiri dan orang-orang yang saya cintai." Yura Yunita dalam wawancaranya dengan "Hapersbazaar" tayang 18 Februari 2022 (1)
"Saya berani mengutarakan semua inner voice saya lewatPenyanyi Yura Yunita merilis video musik "Tutur Batin" dari album ketiganya secara resmi  di Youtube  pada 7 Maret 2022.  Video ini lebih mirip film pendek dibuka dengan adegan di meja makan seorang anak bernama Riana mengungkapkan niatnya untuk belajar menari untuk persiapan ikut lomba.
Kedua orangtuanya mulanya memperhatikan, tetapi akhirnya seperti mengabaikan ketika saudara kandungnya membawa piala Juara Pertama Lomba Bahasa Inggris dan ditimpalinya ibunya membanggakan keluarga. Â Riana pun terpukul hingga sempat kehilangan kepercayaan dirinya.
Bagaimana kabar diriku/Baik-baik saja/Sedikit takjubku namun nyatanya sudah kuduga/ Kau yang kesana kemari/Kau anggap aku tak cukup/Semua langkahku kucoba kau tutup.  Yura mulai melantun pelan-pelan  tetapi menyentuh, cukup menyelami perasaan Riana.
Kemudian adegan bergulir pada karakter kedua video ini  bernama Tata. Karena badannya dianggap tidak memadai (gemuk)  membuatnya tidak percaya diri.  Ketika di sebuah kafe kedua kawannya berswafoto memotong gambar dirinya (cropping) hingga ketika dishare foto itu tak tampak.
Karakter ketiga bernama Muti, korban kekerasan dalam rumah tangga. Suaminya sudah selingkuh gemar memukul istrinya, bahkan di depan anaknya yang bersembunyi di balik lemari kayu.
Tiga karakter ini menggambarkan kritik sosial yang dalam.  Yang pertamanya sebetulnya tidak hanya pada anak perempuan, anak laki-laki ada hal yang mengalami hal yang sama dibanding-bandingkan dengan saudaranya yang dianggap  membanggakan keluarga.
Yang kedua, korban konstruksi kapitalisme tentang kecantikan, seperti putih, langsing dan berdandan kosmetik yang sudah ditanamkan puluhan tahun di media massa lewat iklan produk kecantikan hingga film dan sinetron. Â
Sudah banyak kritik tentang hal ini, namun tetap saja kalah dengan panetrasi media terkait kecantikan yang lebih gencar dan bahkan kini dalam  media sosial, termasuk dikampanyekan influencer  perempuan.
Begitu juga dengan masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga  (KDRT), yang sebetulnya sudah mulai mendapat perhatian termasuk laki-laki sendiri di tengah masih kuatnya budaya patriaki.  Masalahnya untuk menjadikannya regulasi tidak semudah itu, karena bias dengan berbagai kepentingan politik, yang saling mencurigai bahwa masing-masing pihak (pro dan kontra)  menyimpan agenda tersembunyi.  Saya kira sulit terwujud.
Satu-satunya cara mengatasi masalah itu, iya perempuan harus mandiri secara ekonomi dan mental. Iya, kalau tidak ada yang menerima akan bentuk tubuh, cari kawan yang menerima. Kalau merasa ditindas oleh laki-lakinya, iya pergi saja (cerai) dan untuk itu harus mandiri secara ekonomi dan siap melawan stigma terhadap janda.Â
Video tutur batin sesuai  pesan dari lagu ini pentingnya saling menguatkan sesama perempuan. Adegan yang yang saling merangkul, sebagai bentuk saling mendukung.  Itu solusi yang ditawarkan Yura.
Semua perempuan perlu menyadari harga dirinya tak terukur dari tampilan fisik, pencapaian, atau masa lalu kelamnya. Itu kira-kira yang diungkapkan Yura lewat lagu (dan video) ini.Â
Aku tak sempurna/Tak Perlu Sempurna/Akan kurayakan apa adanya/Tutur batinku tak akan salah/Silahkan kau pergi ku tak rasa kalah/Namun percayalah sejauh kau mencari/ Tak kan Kau temukan yang sebaik ini.
Lirik dan video musik resminya yang dahsyat. Â Saya kira kalau perpaduan video musik dan lagu, "Tutur Batin" memang yang terbaik dan seperti sudah dipersiapkan dengan matang. Lirik lagunya ditulis oleh Yura (dan suaminya Donne Maulana).Â
Mungkin Yura tidak menyadari lewat lagu, dia bisa ditafsirkan menjadi feminis. Seperti halnya Kikan Namara ketika merilis lagu "Segitiga" dan "Karma", saya juga penggemarnya. Cuma perlu ditunggu lagu berikutnya, apakah dia konsisten dengan apa yang telah dia bangun sejak awal, setahap demi setahap. Â
Sebetulnya suara ketegaran perempuan sudah dilontarkan Yura lewat lagu sebelumnya "Takkan Apa" dan "Harus Bahagia", sekalipun dengan riang, Â tetapi lewat lagu ini perempuan kelahiran Bandung, Â 9 Juni 1991 ini menyuarakan perempuan tidak perlu terlalu terpuruk lama-lama ketika dikecewakan cinta.
Yura sudah jauh lebih matang dari "Balada Sirkus", di mana dia menempatkan diri sebagai perempuan yang masih takut terjatuh bila laki-laki yang dia suka tidak datang. Â
Walaupun kalau dari sisi selera pribadi dengan romantis historis saya lebih suka lagu Yura "Kataji" kemudian diikuti "Bandung" (dua lagu dengan lirik Sunda dengan nuansa broadway) yang membuat saya langsung jatuh hati menjadi penggemar beratnya. Â Â
Kekuatan Yura, seperti yang pernah saya tulis di Kompsiana sebelumnya terletak pada latar belakang pendidikannya di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, serta menimba ilmu dan pengalaman dari berbagai sumber seperti GlennFredly (almarhum), dan pernah ikut project dengan Sarasvati, ikut featuring bersama Mocca. Â Sejak awal ketika pertama kali menulis Yura di "Tabloid Ponsel" dan "Kompasiana" sekitar 2014, Â "feeling" saya sudah yakin, ini cewek bakal melesat.
Kembali ke "Tutur Batin", saya baru "ngeh" kalau lagu ini dirilis bertepatan dan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret, saya menulis ulasan ini justru untuk menyambut Hari Musik Indonesia pada 9 Maret. Â Pasalnya sejak awal, Â Yura sudah mewarnai blantika musik Indonesia.
Sekali lagi, ditunggu kiprah berikut peraih  sejumlah penghargaan di ajang  AMI Award  antara 2015 hingga 2021. Yang lebih saya tunggu kiprah anak asuhnya dia di "The Voice Kids Indonesia" bersama Rizky Febian pada 2021 lalu.
Irvan SjafariÂ
Catatan Kaki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H