Namun pada perkembangan perburuan liar dikhawatirkan menghabiskan hewan. Untuk itu diperlukan tindakan agar habitat keanekaragaman satwa dan jenis -- jenis tanaman langka, dapat terjaga.  Pada Desember 1934 Pananjung dijadikan suaka alam dan marga satwa melalui  sebuah keputusan (Bersluit)  dengan luas 530 Ha (Soerabaijasch Handelsblad, 12 Desember 1934).
Sekalipun sudah jadi tempat wisata, Pangandaran masih terbilang sepi. Hingga 1935 penduduk Pangandaran sekitar  sekitar 20.000 jiwa termasuk 998 orang Cina dan 68 orang Eropa.  Arsip-arsip Belanda mengungkapkan Banjar dan Pangandaran masih jarang penduduknya, meskipun imigrasi di daerah tersebut tinggi.  Di tempat sepi dan  terpencil ini, cikal bakal sebuah tempat wisata telah tercipta, pantai yang bersih dan sebuah suka margasatwa yang cocok bagi mereka yang mencintai alam.
Irvan Sjafari
(Bagian pertama dari  serial Sejarah Pangandaran)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H