Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Virgin The Series", Mempertanyakan Keperawanan di Era Media Sosial?

1 Februari 2022   11:34 Diperbarui: 1 Februari 2022   11:39 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Virgin The Seris-Sumber Foto: Kompas.com

"Jangan apa-apa yang ada di  media sosial itu dipercaya," sahut Raya Fitri (Luthesa) menanggapi ucapan ibunya tentang kejadian yang menjadi viral.

Salah satu dialog di dalam "Virgin The Series" yang cukup menohok bagi dan merupakan salah satu poin yang menjadi catatan dalam serial streaming  Disney Hotstar.  Serial yang mengingatkan saya pada film layarnya "Virgin : Ketika Keperawanan Dipertanyakan" (2004).

Sama-sama tentang kehidupan dunia remaja   yang tidak selalu manis, berada di dunia abu-abu, hanya saja pada waktu film yang mempopulerkan Laudya Cynthia Bella ke dunia blantika film Indonesia, media sosial belum berjaya.

"Virgin "yang disutradarai oleh Hanny Saputra sebetulnya bukan film untuk penonton remaja, tetapi untuk lebih dewasa. Tetapi kalau pun remaja menonton orangtua bisa menemani hingga bisa mendapat masukan dari anak remajanya. 

Film ini kontroversial memang karena dalam film ini ada adegan menjual keperawanan di toilet mal, siswi SMA membolos dan permainan putar botol, buka baju, serta mengumbar kata-kata kasar, hingga siswi SMU merokok dan membolos.  "Virgin" menurut saya memperlihatkan adanya perubahan nilai yang orangtua sering abai.

Ketika saya memutuskan untuk mengikuti "Virgin The Series"saya berharap menyaksikan intepretasi baru dari versi layar lebarnya, bagaimana keperawanan dipertanyakan di tengah budaya patriaki yang masih kukuh.

Seolah-olah kalau tidak perawan (karena hubungan seksual di luar nikah) perempuan itu bersalah, lalu laki-laki yang tidak perjaka lagi bagaimana? Bagaimana keperawanan itu bisa menjadi komoditas perdagangan dan menjadi bagian era kapitalisme. Tentu saja pembelinya laki-laki.

Kalau dalam versi layar lebarnya berakhir dengan "kemenangan" patriaki, tokoh Kettie (Anggie) hamil di luar nikah. Stella (Ardina Rasti) kawannya harus merelakan keperawanannya untuk mengganti hilangnya mobil VW mewah yang mereka pinjam untuk senang-senang.

Sekalipun tokoh utama Biyan (Laudya Cynthia Bella) berhasil mempertahankan keperawanannya, dari seorang predator seks yang luluh oleh ucapannya.  Tetap saja yang membuat keputusan mau memperawani atau tidak adalah laki-laki.  

Saya tidak menggugat moralitas. Tetapi menurut saya moralitas itu harus dijunjung sama-sama, baik oleh laki-laki maupun oleh perempuan. Kalau keperawanan masih dianggap penting, ya laki-laki juga menjaga keperjakaannya hanya mau melakukan hubungan seksual dalam pernikahan.

Saya belum bisa menebak  seperti "Virgin The Series" nanti berakhir seperti apa. Saya hanya mereview empat episode pertama.   Ceritanya sudah dibuka dengan kelam. Dalam sebuah keluarga dari kalangan menengah,  seorang bapak dan ibu menanti putrinya untuk sarapan pagi bersama.  Putrinya Keke (Aria Ailani) memang menyusul, tetapi dengan tubuh terhempas dari lantai atas dan tewas bunuh diri.

Lalu trio "Virgin The Series" pun diperkenalkan. Pertama Talita (Adhisty Zara), seorang anak dari  keluarga yang ayah dan ibunya bercerai dan ekonominya pas-pasan, yang uang sekolahnya belum dibayar. Talita dan adiknya tinggal bersama ayahnya Wira Adinatha  (Rizky Hanggono)  yang tampaknya bakal menjadi Biyan versi baru.  

Kedua, Raya Fitri (Luthesa) remaja  yang pernah menjadi pecandu narkoba dan jiwanya labil mungkin jadi Ketie versi serial ini. Tokoh ini kerap dibuli termasuk oleh Keke, sebagai kampungan. Hanya saja ada abangnya Dilan (Irzan Faiq) yang mencari nafkah sebagai pengemudi ojek daring.

Ketiga  Briana "Bee" (Shalom Razade), anak orang  berada, ibunya psikiater bernama Linda (Enditha). Bee ini menjadi teman curhat dari Raya.

Kematian Keke segera menjadi pembicaraan seluruh sekolah. Kepala Sekolah dan para guru berupaya menjaga citra sekolahnya, termasuk mecegah niat Talita untuk mengadakan investigasi terkait kematian Keke.  

Talita diceritakan mengelola dan majalah dinding dan juga  web sekolah dibantu kawannya Faris (Panji Zoni) ingin sekali mengungkap kasus ini agar mendapat beasiswa jurnalistik. Chemistry keduanya bagus sekali, bagaimana Faris ditarik dasinya (mau saja karena dia sebetulnya suka pada Talita) untuk mengikuti kemauannya.  

Dalam menata majalah dinding, diperlhatkan  diadibantu oleh Raya dan Bee membuat majalah dinding (mengingatkan pada geng Cinta dalam Ada Apa dengan Cinta?).

Pada episode pertama cerita bergulir pada malam pesta (istilah anak mudanya parti), yang digelar Keke untuk merayakan hari ulang tahunnya ke 17 disebuah klub malam,  yang juga dirancang oleh  David Jamal (Rangga Natra), seorang selebgram  dan kawannya di sekolah Carissa (Carmella van De Kurk). David ini  menjadi selebgram karena manajernya  Rubi. David ini juga menjalin hubungan ganda dengan Raya.

Sementara Rubi manajaer  yang serakah dan eksploitatif. Lewat sebuah adegan di klab malamdia berupaya menjerat seorang siswa SMA.

Tokoh lainnya Hiro (Alzi Markers), sebetulnya juga siswa yang menjadi pusat perhatian yang menjadi saingan Keke. Dia mempunyai kakak bernama Senja (Laura Theux).   

Cerita terus bergulir, bagaimana Lita mengungkapkan kebenaran berhadapan dengan sekolah dan Ayah dari Keke yang masing-masing ingin mempertahankan citranya, berpacu dengan media sosial pengakuan Keke tentang siapa dirinya, yang membuat sekolah kalang kabut.

Keadaan semaki rumit karena diikuti pernyataan David Jamal yang minta maaf dan manajernya bangga bilang:  dalam 4 detik viewer hingga 300 ribu. Itu bukti ucapan Rubi bahwa pernyataan ini membuatnya menjadi trending. Apakah ini yang diinginkan sebagian anak milenial? Benar-benar kritik terhadap media sosial yang menawarkan madu sekaligus racun.

Pada episode berikutnya diungkap sebetulnya  Talita dan Faris juga "meliput" pesta itu. Talita seperti detektif yakin bahwa apa yang terjadi di pesta berhubungan dengan kematian Keke dan itu direkam di kameranya.  

Tidak tanggung tanggung Talita menyamar menjadi pelaku prostitusi daring untuk menyibak kasus ini. Dia ingin ikut lelang keperawanan. Kalau dalam versi filmnya ada lelang di toilet mal, maka dalam versi serial ada lelang keperawanan. Sekali lagi kritik terhadap penggunaan media sosial. 

Saya suka adegan Faris yang keringat dingin, menyeka wajahnya dengan dasi ketika harus memfoto Talita dengan pose seksi.

Di sisi lain pihak kepolisian juga melakukan penyelidikan karena ada narkoba jenis baru dalam tubuh Keke.  David Jamal lewat berapa adegan "tersangka" yang memberikan narkoba ini bahkan mencoba menjerat Raya. 

Raya yang galau nyaris tertangkap polisi yang melakukan razia di sekolah, kalau tidak ditolong oleh Bee.  Pada epiosde tiga dan empat, tokoh Bee mendapat porsi sebagai sahabat yang baik bagi teman-temannya.

Sementara tokoh Hiro menghadapi masalah,  kakaknya Senja  hilang.  Berapa klu dalam episode tiga dan empat menggiring penonton bahwa Senja menghadapi predator seks.  

Di bagian lain digambarkan, Keluarga Keke juga tidak semanis yang tampak di luar.  Dengan adegan kilas balik terutama pada adegan pesta cerita diungkap selapis demi selapis.

Skenario Cassandra Massardi, sutradara Monty Tiwa cukup ciamik bertutur dari berbagai alur, baik dari kolaborasi penyelidikan Talita-Faris, pencarian Hiro, penyelidikan polisi, tampaknya alur-alur ini akan bermuara menyibak apa yang di balik kematian Keke.

Cassandra, saya kira akan memberikan sentuhan yang lebih memihak perempuan dan itu akan tampak bagaimana mengakhiri seri ini.

Diselingi bumbu asmara, kedekatan Faris dengan Carissa, apakah akan membuat cemburu Talita, konflik dalam keluarga  Keke, hingga intrik di dalam sekolah anak-anak ini yang memanfaatkan kematian Keke.

Apakah penyelidikan Talita dan Faris membuat mereka berhadapan dengan bahaya yang lebih besar?  Bagaimana juga nasib Raya dan apakah peran Bee berikutnya? Saya menantikan ending dari Virgin The Series apakah Raya akan sekelam Ketie?  Apakah versi serial ini berbeda dari filmnya.

Tentu saja "Virgin The Series" jauh lebih baik menurut saya dari kebanyakan sinetron remaja kejar tayang di televisi apalagi dengan "sinetron  kumenangis".  Tentu saja serial ini terang-terangan  fiksi, lewat adegan sebuah surat sekolah pada 21 Mei 2021  dan tidak ada pandemi.  

Irvan Sjafari 

Sumber Foto:

https://www.kompas.com/hype/read/2022/01/26/195421866/fakta-menarik-7-karakter-dalam-virgin-the-series?page=all 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun