"Dulu saya pengasin ikan utuh ,ikan selar asli direndam semalam dan besoknya baru dijemur dengan pasarannya sampai ke Bogor dan Lampung," ujar perempuan yang hanya tamat SMP ini dalam sebuah wawancara melalui Whatsapp, 11 Desember 2021.
Sumila kemudian memutuskan mandiri pada 2015 dan memproduksi ikan asin belah dengan kemasan serta kerupuk ikan yang sama dalam kemasan. Untuk ikan belah tergantung besar kecilnya ikan kalau ikannya besar satu kemasan plastik diisi sekitar 12 biji dan kalau ikannya kecil kadang 14 ekor dengan harga jual per kemasan Rp10 ribu.
"Untuk pemasaran kita ada yang dari wisatawan yang ke pulau untuk oleh-oleh dan ada juga yang dari Jakarta pesan dititip di Kapal Dishub," imbuh Sumila.
Menurut Sumila  tidak ada kantor ekspedisi JNE bahkan jasa kurir manapun  di Pulau Sebira. Hanya pembeli langsung atau pesanan saja dan dititip kapal yang ke Jakarta.  Kondisi ini membuat pemasaran masif secara daring (online) belum memungkinkan. Sinyal internet pun kadang hilang.
Kapal Dishub kalau cuaca bagus masih lancar  rutin datang tiga kali seminggu, yaitu Senin, Rabu dan Sabtu. Tapi kalau cuaca buruk, tutur Sumila, kapal tidak sampai ke Sabira. Jadi untuk memuat barang sembako ke pulau atau sebaliknya mengirim produk masih mengandalkan perahu nelayan  ke Jakarta.
"Kami pelaku UKM membutuhkan kantor ekspedisi di sini, tidak saja untuk memperluas pasar pelaku usaha seperti kami, tetapi juga mendapatkan kebutuhan. Padahal ke depan saya ingin lebih memperbesar jangkauan jual kerupuk ikan dan ikan asin belah," ungkapnya.
Begitu juga dengan sinyal internet juga perlu ditingkatkan. Perempuan yang akan melanjutkan pendidikan dengan paket C ini mengaku juga mencari penghasilan tambahan dengan berdagangan secara daring. Itu artinya warga setempat membutuhkan jaringan internet yang lebih stabil.
Pulau yang terujung di Kepulauan Seribu dan sudah dekat ke Sumatera ini juga punya potensi wisata, selain UKM yang didominasi olahan ikan, yaitu wisata. Selain terdapat spot yang bagus untuk snorkeling, terdapat lokasi penangkaran penyu.
Kalau jaringan internet diperluas, adaya kantor ekspedisi, serta akses transportasi maka perkembangan pelaku usaha terutama mikro ini bisa dipercepat, termasuk promosi di  media sosial dan itu mendorong kreativitas pelaku usaha sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga. Tentunya juga akses permodalan.
Irvan Sjafari
Referensi: