Seperti halnya pejuang Aceh, Bali, pejuang Maluku mahir militer dan jago tembak yang tak kalah dengan orang Belanda. Pejuang Bali di Cakranegara pada 1894 juga mahir menggunakan senjata wincester, standar senapan api dalam  dunia "wild west" Amerika abad 19  hingga menewaskan ratusan tentara Belanda, termasuk Mayor Jenderal Van Ham. Â
Contoh lain serangan heroik Tumegung Surapati dalam Perang Banjar menenggelamkan kapal onrust di sungai pada akhir 1859 di Sungai Barito dalam perang sungai yang seru. Seluruh tentara dan awak kapal onsrust binasa dengan mengenaskan. Â Sebagai catatan, Tumegung Surapati tidak pernah tertangkap, apalagi menyerah. Meninggal karena sakit.
Bayangkan kalau kejadian itu difilmkan, kapal onrust tenggelam lengkap dengan bendera Belandanya yang merah putih biru itu ke dalam sungai. Bisa "manyun", cemberut istilah gaul anak muda  itu orang Belanda kalau film itu terwujud dan menonton adegan itu.
Iya, harus begitu menanamkan heroisme di kalangan anak muda. Amerika Serikat dengan serial Rambo-nya juga menanamkan hal itu bahwa Amerika menang di Vietnam. Rambo membantai ratusan vietcong seorang diri dengan mantap, walau kenyataannya tidak demikian. Â
Mengapa tidak tokoh Indonesia digambarkan membantai penjajah Belanda? Ingin tahu saya. Sama keingintahuan saya bagaimana kalau Vietnam buat film perlawanannya terhadap penjajah Prancis dan Amerika?
Sisi Lain Perang Kemerdekaan Yang Bisa Diangkat
Bagaimana dengan Perang Kemerdekaan? Hanya saja bisa dihitung dengan jari film perang kemerdekaan dnegan setting lokasi di luar Jawa.  Memang ada film tentang  Wolter Monginsidi yang diperankan Roy Marten, tokoh yang mati muda melawan Belanda di Sulawesi, sekitar 1982.  Juga ada "Tiga Nafas Likas" tentang sosok Djamin Ginting dan Naga Bonar di Sumatera Utara.Â
Mengapa tidak rekan seperjuangan Wolter, Emny Saelan diangkat, perempuan muda, gugur dalam perang melawan Belanda? Belum lagi Puputan Margarana dengan tokohnya  I Gusti Ngurah Rai, yang gugur dalam pertempuran heroik.Â
Selain itu di banyak pertempuran tentara sekutu dan Belanda jadi pecundang, seperti pertempuran Bojongkokosan, Sukabumi pada 9 Desember 1945, di mana konvoi pasukan Inggris dibuat tak berdaya padahal dikawal tank, dengan korban puluhan tentara tewas dan ratusan luka-luka. Â Jelas fakta.
Sebagai catatan, Aceh dan Banten tidak pernah bisa diduduki Belanda selama perang kemerdekaan. Apa yang terjadi di sana dan Belanda tidak berani masuk juga menarik diungkap. Fakta. Sekalipun dilatih Jepang, tentara Fujiwara Kikan dari Aceh mampu membuat Belanda tak berdaya di akhir penjajahan dengan korban yang besar, sebelum Jepang datang.
Kalau ingin mengungkapkan kebiadapan Belanda, mengapa tidak diangkat peristiwa Peniwen, Jawa Timur pada 19 Februari 1949, di mana tentara Belanda menyerang Rumah Pengobatan Panti Husodho membunuh 12 anggota palang merah remaja, lima pasien dan memperkosa tiga perempuan yang ada di sana, jelas itu pelanggaran HAM berat.