Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Guru Minda (5)

17 September 2020   11:34 Diperbarui: 17 September 2020   11:45 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Foto.Duniaanak.com

Purbasari tidak menjawab. "Mungkin Kak Purabarang masih ada rasa persaudaraannya."

Mungkin. Jelas kalau dilihat perlawanan tempo hari Kabandung lebih membahayakan. Siapa orang-orang bersenjata yang belum ada di zaman lampau itu? Orang Titanium yang terdampar di sini?

Mungkin keturunan Sang Guriang atau Kapten Ginanjar? Tetapi paling hanya satu atau dua senjata highvoltase yang tidak sekuat yang baru. Namun cukuplah untuk melawan. Mungkin juga orang Kabandung yang menolong kami kemarin. Tetapi mereka tidak bergabung?

Makanan segera dibagikan, terutama mereka yang kekurangan makan. Juga dusun lain.  Besok pagi bibit padi akan ditabur.  Aku akan membantu masyarakat Cupu Mandalayu mengembangkan budi daya padi dan tanaman lain, juga peternakan.

Kami makan bersama. Kali ini campuran dari pesawatku dan dari desa ini.  Juru masak Purbabari Mak Ecih pandai sekali memadukannya. Dia sepertinya tahu bahwa dasarnya makanan dari Titanium itu dari Bumi juga yang ditanam atau kalau hewani dibudidayakan di sana.

"Sebetulnya Kak Purbararang menantang saya untuk adu luas huma. Dia yakin menang. Wilayahnya lebih besar dan tanahnya lebih subur. Sedangkan aku di pegunungan yang terkepung. Kalau memperluas aku akan melanggar pantangan merusak hutan," papar Purbasari.

Aku mencuri pandang menatap mata indahnya. Masih polos sebetulnya. Dia menyadari aku menatapnya, lalu menunduk.

"Kami juga punya problem seperti di Kahyangan ketika menanam di atas gunung. Tetapi nenek moyang kami pernah mengajarkan pola terasering, menanam di lereng gunung. Aku akan mengajarkan, jadi nggak perlu merusak hutan dan juga bisa menahan longsor," paparku.

Ilmu pertanian aku terpakai di sini.

"Nenek moyang orang kahyangan dari mana. Kang Guru Minda? Mereka hidup abadi" tanya Purbasari.

Aku menahan geli. Dipikirnya orang Titanium itu abadi? Tidak, memang lebih panjang umurnya dari rata-rata manusia dalam sejarah Bumi. Tetapi Bumi juga pernah punya sejarah manusia hidup lebih dari 100 tahun biasa saja. Itu karena alamnya masih asri. Karena polusi tidak ada. Degenerasi tubuh manusia lebih lambat, dibanding setelah masa industri. Aku saja masih dua puluh tahun. Nyaris sebaya atau hanya  lebih tua dua tahun dengan Purbasari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun