Di akhir tulisan Sentot mengatakan, merosotnya Persib tidak perlu diperpanjang lagi.Yang harus dilakukan bagaimana Persib menjadi juara Jawa Barat dan kejuaraan perserikatan bisa  diadakan di Bandung.
Sentot mengusulkan
- Susunan pengurus Persib paling sedikit tujuh orang bukan lagi 4 seperti bunyi statutan Persib pasal 4
- Komisaris Persib tidak boleh rangkap jabatan jadi pengurus
- Satu komite untuk mengadakan lapangan baru
- Melibatkan para dokter memeriksa kesehatan pemain  sebelum dimulainya pertandingan antar klub se Persib.
- Mengeluarkan pengurus yang tidak suka bekerja di Persib.
Poin pertama ialah pengurus dipilih oleh perwakilan klub dan bukan mengukuhkan dirinya sendiri. Jadi tidak ada klub anak tiri.
Poin kedua Enang  diskor karena memang tidak hadir dalam latihan terakhir tanpa memberitahukan. Dia juga mengakui kesalahan. Sementara Koetjid tidak mengakui.
Poin ketiga, pengurus lebih dari tujuh orang bahkan sembilan orang tidak seperti yang dituduhkan Sentot. Â Pengurus Persib meminta Sentot (yang juga menyebut dirinya Persibman) Â untuk tidak berteriak tanpa mengetahui duduk perkara sebenarnya.
Tulisan itu memperkuat hak jawab pengurus bahwa setiap klub bisa mengirikan kandidatnya untuk menjadi pengurus. Â Hasilnya yang dimajukan yang menjadi pengurus pada 1939.
Yang menarik artikel itu mengungkapkan Persib waktu jadi tuan rumah meraup ribuan rupiah, namun uang itu tidak ada dalam kas Persib karena harus membayar utang-utang Persib.
Dalam artikel disebutkan Enang diskor karena mengakui kesalahannya, sementara Koetjid masih dalam penyelidikan.
Yang menarik ketiga artikel juga memberikan informasi  secara tersirat bahwa para pengurus Persib datang dari kalangan terpelajar dan mapu berdebatan berdasarkan aturan main organisasi. Pengelolaan klub juga dilakukan secara profesional setidaknya untuk ukuran masa itu.