Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Polemik Persib Bandung di "Berita Priangan" Juli 1939

25 Mei 2020   23:08 Diperbarui: 25 Mei 2020   23:02 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di akhir tulisan Sentot mengatakan, merosotnya Persib tidak perlu diperpanjang lagi.Yang harus dilakukan bagaimana Persib menjadi juara Jawa Barat dan kejuaraan perserikatan bisa  diadakan di Bandung.

Sentot mengusulkan

  1. Susunan pengurus Persib paling sedikit tujuh orang bukan lagi 4 seperti bunyi statutan Persib pasal 4
  2. Komisaris Persib tidak boleh rangkap jabatan jadi pengurus
  3. Satu komite untuk mengadakan lapangan baru
  4. Melibatkan para dokter memeriksa kesehatan pemain  sebelum dimulainya pertandingan antar klub se Persib.
  5. Mengeluarkan pengurus yang tidak suka bekerja di Persib.

kepulangan Persib sehabis juara di Solo 1937-Foto: Majalah Olahraga/http://museumpersib.blogspot.com/2017/11/persib-juara-1937-disambut-hujan-lebat.html
kepulangan Persib sehabis juara di Solo 1937-Foto: Majalah Olahraga/http://museumpersib.blogspot.com/2017/11/persib-juara-1937-disambut-hujan-lebat.html
Artikel kedua ditulis oleh Anwar Pamoentjak dan A Moenadi merupakan hak jawab dari tulisan Sentot, dengan tajuk "Persib Kita Haroes Dibetoelkan?"  dimuat  pada edisi 8 Juli 1939, Sentot menurut keduanya merupakan orang dalam Persib yang menggunakan nama samaran. 

Poin pertama ialah pengurus dipilih oleh perwakilan klub dan bukan mengukuhkan dirinya sendiri. Jadi tidak ada klub anak tiri.

Poin kedua Enang  diskor karena memang tidak hadir dalam latihan terakhir tanpa memberitahukan. Dia juga mengakui kesalahan. Sementara Koetjid tidak mengakui.

Poin ketiga, pengurus lebih dari tujuh orang bahkan sembilan orang tidak seperti yang dituduhkan Sentot.  Pengurus Persib meminta Sentot (yang juga menyebut dirinya Persibman)  untuk tidak berteriak tanpa mengetahui duduk perkara sebenarnya.

Piala kejuaraan 1939 yang direbut Persis Solo-Foto:Bolaskors.
Piala kejuaraan 1939 yang direbut Persis Solo-Foto:Bolaskors.
Artikel ketiga "Doenia Persib: Dasar Lidah Tak Bertoelang" dimuat pada edisi 15 Juli 1939 juga mengkritisi tulisan Sentot, yang diduga salah satu pengurus klub yang tergabung dalam Persib. Tulisan yang tidak  menyebut nama penulisnya mengatakan Sentot sebagai pengurus harusnya tahu dalam rapat pleno, Persib bersedia mendengar masukan dan nasehat dari peserta rapat untuk perbaikan Persib. Lalu mengatakan masukan itu tidak dalam rapat, tetapi di surat kabar?  

Tulisan itu memperkuat hak jawab pengurus bahwa setiap klub bisa mengirikan kandidatnya untuk menjadi pengurus.  Hasilnya yang dimajukan yang menjadi pengurus pada 1939.

Yang menarik artikel itu mengungkapkan Persib waktu jadi tuan rumah meraup ribuan rupiah, namun uang itu tidak ada dalam kas Persib karena harus membayar utang-utang Persib.

Dalam artikel disebutkan Enang diskor karena mengakui kesalahannya, sementara Koetjid masih dalam penyelidikan.

Yang menarik ketiga artikel juga memberikan informasi  secara tersirat bahwa para pengurus Persib datang dari kalangan terpelajar dan mapu berdebatan berdasarkan aturan main organisasi. Pengelolaan klub juga dilakukan secara profesional setidaknya untuk ukuran masa itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun