Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Bike Boyz", Neo Realisme atau Dokumentasi Sosial?

14 November 2019   19:17 Diperbarui: 14 November 2019   19:25 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan dalam Foto: ANP Pictures.

Bengkel khusus vespa itu lebih mirip kios kecil di pinggir jalan, namun tersedia bangku untuk nongkrong bagi komunitas pengguna vespa di Kota Bandung.  Spot seperti ini dalam kehidupan komunitas. 

Hari masih pagi, ketika Agus (Aep Boncet) dan kawannya Marwan (Garis Luiz) adalah dua di antara komunitas itu  baru saja nongkrong di bengkel vespa. Sebuah sepeda standar gowes dikendarai seorang anak muda melewati mereka. Juga hal biasa, tidak ada yang aneh bagi kedua pemuda itu. Bukankah di kota Bandung komunitas sepeda juga bertebaran, mereka kerap bersepeda tidak saja di jalanan tetapi juga ke luar kota.

Kedua pemuda itu baru tersentak, ketika seorang perempuan (Birgi Putri) beteriak minta tolong bahwa pemuda itu melarikan sepedanya. Harganya puluhan juta bukan sepeda murah. Ingin menjadi pahlawna, keduanya mengejar pengendara sepeda itu dan melumpuhkanya. Dengan bangganya, Agus dan Marwan mengembalikan sepeda itu kepada perempuan geulis itu.

Namun kemudian pengendara itu kembali kembali bersama sejumlah orang  menceritakan, bahwa sepeda itu memang miliknya dan perempuan itu memperalat mereka.  Ganti mengejar, tetapi perempuan itu tidak tertangkap hanya rekannya.

Adegan pembuka yang cukup menarik dari Bike Boyz besutan Aris Nugraha yang juga menjadi sutradara film "Preman Pensiun", juga menjadi penulis sinetron stripping "Tukang Ojek Pengkolan".

"Bike Boyz" menawarkan film yang berbeda, yang mengungatkan saya pada aliran neo realisme yang dipelopori oleh sineas film Eropa, terutama Italia-yang kemudian juga diikuti Hollywood -- pasca Perang Dunia ke II.

Adrian Jonathan Pasaribu dalam tulisannya berjudul "Neo Realisme Italia: Habis Fasisme Terbitlah Realita" yang dimuat dalam Cinemapoetica pada 24 Desember 2010, mengungkapkan munculnya sinema baru setelah sinema Italia di bawah rezim Musoloni mengaburkan realitas demi kepentingan politik.  Sejumlah sineas Italia kemudian menawarkan kehidupan masyarakat Italia sesungguhnya.

Paisan (1946)  kraya roselli  dan Ossessione dalam La terra trema  La terra trema (The Earth Trembles, 1948)  karya Visconti , kehidupan perdesaan apa adanya bahkan aktornya bicara dengan aksennya sendiri.

Pendeknya neo realisme , salah satu cirinya ialah para pemeran yang digunakan hampir atau tidak punya pengalaman dalam seni peran. Secara estetika, film ini melakukan syuting di lokasi sesungguhnya seperti di jalanan kota atau desa, pemukiman, pasar hingga ruang publik. Film-film neorealis umumnya menggunakan teknik dubbing serta menggunakan bahasa sehari-hari dan menghindari pemakaian bahasa formal.

"Bike Boyz" tampaknya juga demikian.  Hampir seluruh pemain yang dilibatkan warga lokal Bandung yang tidak punya pengalaman akting-kecuali satu atau dua orang terlibat dalam "Preman Pensiun" yang juga dibesut Aris.  Bahkan Aris  melibatkan komunitas vespa dan biker.

Film yang diproduseri oleh Chand Parwez Servia ini  berhasil menggambarkan bagaimana solidaritas sesama anggota komunitas vespa, dengan dialog campuran Sunda, Indonesia yang begitu natural, seperti orang Bandung umumnya berdialog sehari-hari.  Syutingnya pun di jalanan, rumah di gang-gang, lazim warga kebanyakan di Kota Bandung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun