Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Taman Hati di Babakan Siliwangi

13 November 2019   15:49 Diperbarui: 13 November 2019   15:50 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberadaan hutan dalam kota memberikan manfaat sejumlah ekologis bagi waga kota, seperti menyerap polutan,  termasuk bau, kebisingan, mengurangi bahaya banjir, memelihara air tanah hingga memberikan kesempatan bagi satwa liar menjadi habitatnya.   Hutan kota juga memberikan manfaat lain bagi warganya seperti rekreasi  bersama keluarga, meredam stres bahkan juga kesehatan.

Kedua fungsi ini yang saya rasakan ketika mengunjungi hutan kota Babakan Siliwangi (Baksil), Bandung bersama rekan saya Widya Yustina pada Selasa (13/11/19).  Hutan seluas 3,8 hektare ini ditata dengan apik. Pembangunan jembatan dari kayu untuk berjalan kaki (forest walk) bagi pengunjung sambil menikmati panorama merupakan strategi yang pijak, sebab tidak mempunyai banyak pengaruh untuk penyerapan air di tanah.

Sementara di bagian bawah ada spot khusus untuk pedagang kaki lima, hingga pengunjung bisa bersantap sehabis lelah mengelilingi hutan. Kami melihat sejumlah keluarga memanfaatkan bangku untuk duduk dan makan.  Menurut rekan saya Widya, yang membangun jembatan ini visioner, jalannya melingkar seperti angka delapan.

buat mencari inspirasi juga bisa-Foto: Widya Yustina.
buat mencari inspirasi juga bisa-Foto: Widya Yustina.

Saya sependapat, bukan saja mereka datang bersama rombongan, tetapi tempat ini juga enak untuk menenangkan diri pada spot tertentu.

"Tanpa terasa kita sudah berjalan 4,3 kilometer berkeliling," ucap dia.

Konsep jembatan ini sebetulnya mirip dengan yang dilakukan Wali Kota Bandung semasa dijabat Ridwan Kamil ketika membangun Cihampelas Walk.  Hanya jembatan kayu yang dibangun di Baksil ini  saja lebih artistik, melingkar dan bertingkat-tingkat seperti jalur jet coster. 

Menurut berapa berita mulanya  forest walk Baksil ini berada dalam dua titik berbeda. Titik pertama lokasinya berada di bagian atas Baksil atau menuju Kebun Binatang Bandung. Sementara kedua berada di bagian bawah membentang sepanjang jalan menuju Sabuga dari arah Taman Teras Cikapundung.  Namun kini keduanya dilebur menjadi satu bagian. Panjangnya sekitar dua kilometer. Integrasi yang cerdas.

"Ada berapa spot yang licin dan agak curam,panats saja dilarang untuk jogging," kata Widya mengingatkan saya yang terlalu terburu-buru berjalan. Dia juga menunjuk ada berapa lubang di jalan kayu. Entah oleh sebab apa.

Seperti menembus hutan-Foto: Irvan Sjafari
Seperti menembus hutan-Foto: Irvan Sjafari

Sayangnya, di beberapa tempat masih ada tangan jahil yang mengukir nama dia dan pasangannya, misalnya pada sebatang bambu dilakukan oleh seorang anak muda. Untuk apa? Belum tentu jadi pasangan.  Selain itu ada beberapa tempat tampak terbengkalai, seperti spot tempat pertunjukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun