Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Raymond "Jungle Jim" Kennedy dan Robert Doyle, Dua Bule Amerika Gugur di Sisi Republik

24 Maret 2019   21:27 Diperbarui: 24 Maret 2019   21:42 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berita pembunuhan Raymond Kennedy -Foto: Yale News.

Pada  30 April 1950 jasad keduanya dimakamkan di Kompleks Pekuburan Pandu di Bandung. Ratusan warga negara Amerika Serikat termasuk Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, dan perwakilan PBB menghadiri prosesi pemakaman tersebut.

pemakaman Raymond Kennedy-Foto: Arsip Indonesia.
pemakaman Raymond Kennedy-Foto: Arsip Indonesia.
Analisis: Didalangi Kaki Tangan Wasterling

Berapa tahun  kematian Raymond Kennedy dan Robert Doyle ini menarik perhatian seorang wartawan AS  Alexander Marschack  dalam "Unreported War in Indonesia",  yang menuding dalangnya adalah NIGO (  Nederlandsch Indies Guerilla Organisatie ), White Eagles, gerakan subversif yang dilakukan orang Belanda. Gerakan ini muncul setelah aksi APRA 23 Januari 1950. 

Raymond ini ternyata mengetahui banyak mengenai kejahatan yang dilakukan tentara Belanda. Dia baru saja menulis kritik pedas terhadap Belanda. Keduanya sebetulnya membawa dokumen yang terkait.  Dokumen yang dibawa Raymond sudah digeledah dan dirampas tetapi yang ada pada Robert Doyle masih ada dan dijadikan investigasi oleh Marschack.

Marschack dengan gamblang menuding tim pembunuh adalah enam orang pasukan KNIL dari orang Indonesia yang bertugas menjaga keamanan antara Sumedang dan Cirebon.  Marschack menduga ketika Raymond dan Robert menginap di Hotel Savoy Homman, oknum-oknum KNIL ini mengetahuinya. Pembunuhan dilakukan karena dua orang Amerika ini mengetahui rahasia Wasterling dan APRA-nya. Laporan ini dirilis dalam The America Mercury, 1952 halaman 37-47. Marshack antara lain menulis,

"Doyle dan Kennedy terdaftar di Bandung di Savoy Homann Hotel yang indah, ultra modern milik Belanda, yang saat ini (meskipun mereka tidak mengetahuinya) pusat NEFIS-IVG dan organisasi intelijen Belanda untuk Jawa Barat. Dan setelah mendaftar mereka mulai berkeliling kota menanyakan pertanyaan.

Pertanyaan nomor satu menyangkut akar urusan Westerling-NEFIS. Segera dua orang Indonesia yang mengendarai sedan biru mulai menguntit Doyle dan Kennedy dalam gerakan mereka. Pergerakan yang tidak mungkin lebih jelas, karena mereka mengendarai jip AS yang terbuka berwarna merah .

Menurut hasil reportase Marshack, Doyle dan Kennedy meninggalkan Bandung pada  27 April, menuju timur ke arah Cirebon, melewati jantung daerah gerilya. Mereka tak menyadari ada sedan biru berisi dua orang Indonesia mengikuti mereka.

Menurut kesepakatan Konferensi Meja Bundar Tentara Belanda akan mengungsi dalam dua tahun. Oleh karena itu, pada saat ini, empat bulan setelah pemindahan, jalan menuju Cirebon sedang diawasi dan dijaga, bukan oleh Tentara Republik Indonesia, tetapi oleh batalyon KNIL Belanda, tentara bayaran Indonesia dalam seragam Belanda, orang Indonesia dari pulau Ambon.

Tentara Republik tidak memiliki pos di daerah ini, khususnya tidak ada di daerah di Jalan Cirebon Cimalaka dan Tomo. Namun KNIL Belanda memiliki pos di sini. Tepatnya antara Tjamalaka dan Tomo. Jadi menurut Marshack,  Doyle dan Kennedy dihentikan oleh enam orang dalam seragam KNIL Belanda dan topi hijau, dan oleh warna kulit mereka yang dalam jelas tentara bayaran Ambon dari Belanda. Doyle dan Kennedy ditembak, menurut laporan laboratorium, oleh pistol sten Belanda.

"Motifnya jelas bukan perampokan. Itu adalah pembunuhan politik terhadap dua orang Amerika. Secara signifikan, penduduk desa di dekat pembunuhan itu diperintahkan dengan kasar oleh pasukan Belanda untuk mengubur Kennedy dan Doyle, melupakan mereka, dan tetap diam. Seorang wanita warga desa ini kemudian berbicara, dan polisi militer Indonesia masuk dan menggali Doyle dan Kennedy. Makalah identifikasi, paspor, dan catatan dari Profesor Kennedy telah diambil,"ungkap Marshack.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun