Dengan wajah khawatir,  Ibu Wardhana (Cut Mini) didampingi ketiga anaknya  Tika (Raline Shah),  Duta (Derby Romero), serta Dodi (Fatih Unru)  mendengarkan penuturan pengacara  (Verdy Sulaiman) sambil membuka laptop  ternyata berisi  rekaman video  Wardhana (Lukman Sardi) sebelum meninggal. Â
Intinya:  Mewariskan uang di bank dalam jumlah yang cukup besar  yang membuat istri dan anak-anak Wardhana menjadi milyader.  Mereka pun terkejut bukan main karena bapaknya berpura-pura miskin selama ini. Bahkan mereka  menyangka  ada yang mempermainkan mereka untuk tayangan reality show.
Namun mereka benar-benar jadi orang kaya. Â Ibu dan tiga anak ini menikmati harta almarhum, membeli rumah mewah, mobil, makana di restoran premium, hingga membagi-bagikan sumbangan secara serampangan.
Sayangnya, perubahan itu membawa dampak bagi  persahabatan  Tika dan dua kawannya di kampusnya Fakultas  Arsitektur , yang sebetulnya ingin meraih  beasiswa dengan memenangkan Olimpiade Fisika di kampusnya. Hubungan Tika dengan Banyu (Refal hadi), cowok yang baru dikenalnya  dan memberi perhatian pada dirinya terganggu.
Sementara  Dodi yang  biasanya dibully oleh kawan-kawannya bisa pamer pakai sepatu  mahal, pamer dijemput  supir dan ibunya dengan mobil mewah.  Namun dia kemudian yang paling merasakan bahwa hubungan antar anggota keluarga juga jadi berubah ketika mereka menjadi  mendadak kaya.    Â
Film Orang Kaya Baru yang disutradarai oleh Ody  C Harahap dan skenarionya ditulis  Joko Anwar menggambarkan begitu  vulgarnya  keluarga yang "membalas dendam kemiskinannya" , sehingga mereka membuat keputusan yang sebetulnya tidak rasional.  Sekalipun dalam hati kecil saya bertanya: Apa iya, Orang Kaya Baru selalu  seperti itu?  Sekalipun perilaku  itu mengundang kelucuan.Â
Misalnya membeli tiga mobil mewah sekaligus tetapi tidak ada  yang  bisa  mengemudi  di antara ibu  dan ketiga anaknya?  Yang paling  kocak  ialah ketika Sang Ibu rutin memberi uang Rp50 ribuan kepada seorang pengamen jalanan, mengundang pengamen lainnya untuk antri dan akhirnya membuat dia menjadi sorotan acara  televisi.
Sekalipun saya  membenarkan dalam berapa  adegan, misalnya ketika dengan mudahnya Risha( Milane Fernandez)  yang tadinya  menjadi hater karena cemburu atas  kecerdasan Tika dan kerap membully mendadak ingin berteman. Parodi kehidupan di era  kejayaan kapitalisme  yang kerap bisa dijumpai .
Dalam pemberitaan Joko Anwar menyebutnya kisahnya  bertolak dari fantasinya  ketika kecil  hidup dalam keluarga yang bersahaja di Kota Medan. Sang Ayah bekerja di bengkel dan ibunya berjualan kain. "Bagaimana kalau ternyata bapak saya pura-pura miskin?" cetus Joko.
Orang Kaya Baru memberi pesan persis seperti dialog di meja makan antara Bapak, Ibu dan anak-ketika mereka masih miskin. Â "Duit kalo dikit, cukup! Kalo banyak? Gak cukup" ucap Bapak, seraya mencontohkan Dody ketika membeli CD dengan menabung, mendengarkan semua lagunya dan ketika menjadi mudah karena bisa diunduh di internet menjadi malas. Â Â
Dari departemen kasting , semua pendukung  memerankan karakternya dengan apik dan memikat.  Namun yang paling matang adalah Cut Mini, ketika dalam konferensi pers mengakui berimprovisasi yang tadinya tidak tertera di skenario.  Saya juga suka dengan  Fatih Unru  yang begitu natural menjadi anak yang dirisak, menjadi kesepian, seperti roller coaster.
Tetapi dari seluruh karakter aku  suka pada  Tika yang sebetulnya paling wajar dan rasional sebagai OKB. Dalam sbeuah adegan ketika tahu  Banyu tidak suka diberikan motor begitu saja, dia tidak memaksa dan memperbaiki hubungan.  Begitu  juga yang dia  lakukan dengan  teman-temannya.
Aku juga suka Joko Anwar menyelipkan kritik terhadap politisi yang mengambil manfaat dengan smeua acara, termasuk juga  di pagelaran seni. "Ya, saya mengkritik itu.  Bagi saya seni dan politik tidak boleh disatukan ,"  ujar Joko .  Â
Secara keseluruhan Orang  Kaya Baru memberikan penonton bukan hanya  sekadar hiburan, tetapi pesan mendalam. Bahkan sebetulnya bisa diartikan mentertawakan diri sendiri, kalau menjadi kaya apa seperti itu?
Terminologi Orang Kaya Baru
Terminologi Orang Kaya Baru  (OKB) tertera pada sejumlah literatur. Sejarawan Belanda Bernard Vlekke mengungkapkan , struktur masyarakat Batavia terbagi atas dua kelompok: pegawai Kompeni dan warga bebas. Hampir semua warga bebas adalah mantan pegawai Kompeni dan orang-orang kaya baru Batavia yang suka pamer kekayaan namun berselera rendahan.
Istilah OKB pertama kali mulai populer menurut Martin Sitompul  (1)  setelah meletusnya revolusi sosial di Sumatera Timur. Mohammad Radjab, wartawan Kantor Berita Antara, dalam reportasenya di Pematang Siantar pada 23 Juni 1947 melaporkan, banyak orang biasa yang tiba-tiba bergelimang harta; punya mobil, perhiasan, dan rumah mewah.
Kekayaan  OKB era itu diduga berasal dari penjarahan saat terjadi revolusi sosial yang menumbangkan kekuasaan kesultanan feodal di Sumatera Timur. Ratusan orang yang "beruntung" itu hilir-mudik di jalan, berbelanja dan memborong di pasar.
Dalam perspektif sejarah Indonesia "Orang Kaya Baru" (OKB) kerap diidentikan dengan era Orde Baru. Gerry van Klinken dan Ward Barenschot  dalam bukunya In Search Middle Indonesia: Middle Class  in Provincial Town, Leiden, 2014, Richard Robinson dalam bukunya  Indonesia: The Rise of Capital, 1986  mengaitkan kemunculan kelompok ini didorong oleh berkah minyak atau oil boom pada era 1970-an.  Rezim membangun borjuasi baru untuk memperkuat proses pembangunan negara  dan menstimulus adanya industrialisasi di bidang lain sehingga mendongkrak adanya pendapatan masyarakat.
Sekalipun  tidak ada  telaah akademik  yang  menggambarkan bahwa perilaku OKB itu identik dengan "balas  dendam" terhadap kemiskinannya  dengan berbelanja secara vulgar, bahkan sebetulnya  tidak diperlukan, tetapi di dunia "pop art"  sindiran untuk itu ada, misalnya pada lagu  Tante Sun dari  Trio Bimbo  yang  legendaris, seorang  nyonya pembesar suka mandi susu, atau lagu dari Pancaran Sinar Petromaks  Bapak Menang Lotre menghamburkan uang dengan  berlibur ke luar negeri serampangan.
Irvan Sjafari
Catatan Kaki
- Martin Sitompul "Masa Lalu Orang  Kaya Baru" dalam Historia 3 Desember 2017  https://historia.id/kota/articles/masa-lalu-orang-kaya-baru-vZ58V
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H