Perkarangan rumahnya juga diisi dengan kebun hidroponik yang terbuat dari botol plastik. Ke depannya Sarie berharap apa yang digagas ia dan kawan-kawannya menular ke masyarakat.
Alumni Jurusan Arsitek Universitas Ciputra Surabaya ini menggandeng para ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya di kawasan Ambarawa untuk menggunakan limbah plastik sebagai bahan rajutan untuk membuat berbagai aksesoris hingga tas ransel.
"Limbah plastik dibersihkan terlebih dahulu sebelum dipotong-potong panjang membentuk utasan. Kemudian utasan ini digabung dengan benang serat organik, para perajin kami merajut lembaran-lembaran crochet satu per satu secara manual," ujar dara kelahiran 7 Desember 1990 beberapa waktu lalu ketika saya temui di Festival Ibu Hebat di Jakarta, awal Desember lalu.
Dikatakannya, dalam sebulan Kreskros memproduksi sekitar 200 tas ransel dan tas kerja dengan segmen milenial. Satu tas dibandroll Rp150 ribu hingga Rp200 ribu.Â
Karena kreativitasnya Kreskros meraih tempat Ketiga untuk Inacraft Emerging Award pada 2018 dan mendapatkan kehormatan tampil di Jakarta Fashion Week 2018.
Solusi lain ialah alternatif apa yang bisa menggantikan kantong plastik dan kalau bisa botol plastik masih ditunggu. Kalangan industri akan berhitung cost yang paling efesien bagi kepentingan mereka dan mengubah perilaku masyarakat jauh lebih sulit.
Irvan Sjafari
Foto-foto: Dokumentasi pribadi Sarie dan Irvan Sjafari
Sumber:
Pikiran Rakyat 16 November 2018,1 Desember 2018, 4 Desember2018
majalahpeluang.com I
majalahpeluang.com II
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H