Kecuali ada yang cukup orisinal, misalnya ketika Baskara diajarkan bertepuk dua kali untuk menyalakan lampu dan juga mematikan lampu oleh Anton.  Ternyata  ketika dia diteror yang bertepuk bukan hanya dia. Â
Namun adegan favorit saya justru ketika Anton dan keluarganya mengurung diri ketakutan di dalam sebuah kamar, sementara di luar Baskara diteror oleh sesosok mahluk. Bahkan  sejak di luar rumah mahluk itu mampu membuat hantu lain ketakutan.
"Siapakah mahluk itu yang membuat setan dan hantu lain takut padanya," ucap Baskara pada Irina. Artinya Baskara sebetulnya berhadapan dengan setan yang paling menakutkan sejak dia mendapatkan "anugerah" menjadi indigo. Setan itu bukan hanya kebetulan berkeliaran di sekitar kediaman Anton, tetapi datang menghampirinya.
Dari segi akting benar-benar bertumpu pada Zidane Khalid. Apa yang dilihat, dipikirkannya, dirasakannya ibarat plot cerita detektif dalam film horor menjadi nyawa film ini. Â
Baskara harus memecahkan misteri yang dihadapinya, termasuk mengapa setan itu kemudian sengaja mengincar dirinya. Jangan dikira film yang bertaburan dengan pemain anak-anak ini  ini bisa ditonton oleh anak-anak, saya menyarankan jangan.
Secara keseluruhan, saya menyambut baik film ini (dan jujur menunggunya) karena ada nama Risa Saraswati. Silam dan film sebelumnya Rasuk bukan tergolong Danur Universe, tetapi Risa "Universe". Jika dalam film sebelumnya tokoh utamanya sebetulnya tak sengaja bertemu apa yang disebut hantu, termasuk hantu yang jahat. Maka dalam Silam tidak demikian.  Sekalipun ada ciri khas Risa, tidak semua hantu bermaksud menganggu.
Irvan Sjafari     Â
   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H