Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Album Merakit, Babak Kedua Karir Bermusik Yura

2 Oktober 2018   07:23 Diperbarui: 1 Januari 2019   13:25 3386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Kita terus maju
(yakini diriku, yakini dirimu)
Semesta 'kan bantu
Merakit mimpiku, merakit mimpimu
Melesatlah seperti peluru.

Demikian refrain dari lagu "Merakit" yang menjadi salah satu lagu sekaligus judul album kedua penyanyi kesayangan saya, Yura Yunita, yang baru dirilis secara digital pada 21 September lalu.

Keberadaan album Merakit seperti babak kedua dari perjalanan karir Yura yang mulai dikenal publik dan saya ikuti sekitar tahun 2013. Walaupun Yura sudah terjun ke dunia musik jauh sebelum itu, misalnya, sebelum seperti saat ini, dia pernah menjadi pemain keyboard di Band Sarasvati.

Namun dalam tulisan ini, saya tidak membahas review album ini. Saya hanya membahas tiga lagu yang saya anggap lagu maju Yura, karena tulisan ini nyambung dari tulisan saya sebelumnya tentang Yura. Berikut tulisannya: Yura Lebih "Fresh" dan Matang.

Apa yang menarik dari lagu "Merakit"? Menurut saya, "Merakit" keluar dari pakem lagu yang biasa dinyanyikan Yura Yunita. Saya belum mendengar ada lagu yang sebangun yang dinyanyikan dan digubah oleh Yura seperti lagu "Merakit"ini.

Meskipun lagu "Merakit" merupakan lagu bagus, tetapi bukan lagu favorit saya dalam album ini. Bagus bukan berarti favoroit, dua hal berbeda. Selain lagu ini tampkanya menjadi andalan Yura, "Merakit" ini secara objektif langkah maju Yura berikutnya. Sesuai prediksi saya.

Ilustrasi---Yura Management.
Ilustrasi---Yura Management.
Saya berdebat dengan seorang kawan sesama wartawan yang kebetulan suka musik dan dia juga mantan musisi band indie di Kota Bandung. Kata dia Yura Yunita memang penyanyi bagus dan mempunyai kekuatan pada timbre. Saya setuju.

 Tetapi dia mengkritik lirik lagunya kerap tidak kuat dan diksinya pasaran. Ini membuat saya panas hati sebagai Hip Hip Yura (nama fans Yura), tetapi saya selalu mengahdapi kritik terhadap Yura dengan argumen yang kuat juga.

Loh, bagaimana dengan "Kataji"? Kawan saya itu hanya setuju bahwa lagu itu memang kekuatan Yura, namun tidak dengan lagu lain. Itu menurut dia. Hak dia. Tetapi bukankah "Super Lunar", punya diksi yang kaya? (sambil menggaruk kepala).

Namun ketika mendengar lagu "Merakit", saya tersenyum. Lewat lagu ini pemilihan diksi kata Yura Yunita juga kaya. Nadanya juga kaya, turun naik dan klimaks pada akhir lagu. Poin yang lain, lagu ini liriknya membangun sikap optimis untuk melanjutkan hidup dan bila disimak lebih dalam, bukan hanya  bercerita tentang cinta antara pria dan wanita, walaupun bisa juga berkaitan dengan itu.

Lalu apa kata Yura tentang lagu ini? "Merakit' juga adalah hasil kolaborasi Yura dengan kaum tuna netra yang ditemui Yura pada saat berkunjung di bulan puasa kemarin.

Dilansir dari CNN dan juga dikutip situs Mousaik, Yura yang waktu itu lagi drop, lagi buntu ide, dan punya banyak masalah langsung merasa senang karena kaum tunanetra yang dia datangi bilang kalau mereka mau bisa jadi penyanyi seperti Yura yang bebas berkarya.

Menarik. Buka Hati jadi ada nafas dan semangat humanis dalam lagu itu. Oke, deh Yura.

Buka Hati

Lagu lain yang baru di album ini "Buka Hati", lagu bergenre Pop Balad karya alumni Fikom Unpad ini mirip sebuah doa, begitu menyayat dari awal sampai akhir.

Sesedih hatinya lagu Yura, belum pernah saya dengar membuat laki-laki seperti saya menangis juga dan perempuan kelahiran Bandung 9 Juni 1991 menyanyikannya keluar dari hati. Lagu yang didominasi dentingan piano ini bercerita tentang pengharapan agar sang pujaan mau membuka hatinya.

Saya ambil lirik pada bait kedua, yang cukup bagus menurut saya Duhai Alam/Hujani dia dengan cinta/dan hatinya terbuka/aku menyayanginya/Lagu yang pas dinyanyikan perempuan? Tidak juga saya pernah merasakan hal ini sebagai laki-laki, menangis juga kok, manusiawi. Dulu. Tidak tahu sekarang (mengutip kata Dilan). Lagu ini diciptakan Yura bersama Tulus.

Bait berikutnya;

Dan terbukalah hatimu
Ada jalan untukku
Milikmu sayangimu
Dan terbukalah hatimu
Ada jalan untuku
Ada jalan untukku
Milikmu, sayangimu, oh.. sedih sekali.


Dari segi lirik mirip seperti sejumlah lagu yang pernah ditulis Yura, kerap berulang. Mungkin ini ciri khas dia menulis lagu. Namun mungkin ini juga yang dikritik kawan saya.

Yang menarik konsep video klip lagu ini, agak di luar dugaan. Dengan konsep video klip minimalis seperti dalam gudang. Lalu ada selipan adegan "flash back" seperti sebuah film. Memang buat baper.

Takkan Apa

Lalu apa lagu-lagu favorit saya? Sama seperti tulisan saya yang sebelumnya tentang Yura di Kompasiana, ketika berdebat dengan seorang Hip Hip Yura cewek di kampung Jazz bahwa lagu khas Yura itu, ialah lagu seperti "Berawal dari Tatap", kalau saya seperti "Kataji" dan "Super Lunar". Sekali-kali tidak apa lagu mellow dan bikin baper, tetapi bukankah mendengarkan lagu itu harus menghibur?.

Nah, lagu di dalam album itu adalah "Takkan Apa" (tentunya juga lagu "Harus Bahagia" yang sudah saya bahas ditulisan sebelumnya). Lagu ini katanya, adalah lagu tentang seorang perempuan yang berani mengambil keputusannya sendiri. Liriknya ketegaran sang perempuan sih, Takkan apa, takan apa/Takan apa/Jika kau ingin peri/Tinggalkan aku, tinggalkan aku.

Lagu itu terdengarnya seperti musik swing, broadway ala 1950-an. Mungkin saya salah dengar. Tetapi bukankah Yura juga pernah bawain lagu jadul "Aksi Kucing"? Lagu ini menjadi soundtrack sebuah film berjudul "Aruna dan Lidahnya". Dari nadanya lagu ini sebangun dengan "Kataji" dengan kualitas lebih meningkat.

Yura dan timnya membangun konsep video klip lagu ini menarik susana restoran dengan style pakaian yang juga bernuansa yang sama dengan lagu ini. Dalam video klip itu Yura memperlihatkan kemahirannya bermain terompet, bukan hanya drum, piano hingga rebana. Tetapi saya suka wajahnya yang ceria.

Yura Yunita-Foto: Pojoksatu
Yura Yunita-Foto: Pojoksatu
Tahun 2018 merupakan tahunnya Yura. Pertama, dua lagunya terpilih jadi soundtrack film popular, sebelum "Takkan Apa", lagu "Pekat" jadi soundtrack untuk film "The Gift".

Kedua, penyanyi bernama lengkap Yunita Rachman ini meraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2018 untuk kategori Artis Solo Wanita Terbaik. Untuk kategori ini Yura bersaing penyanyi kesayangan saya yang lain, Andien, Maudy Ayunda dan Raisa.

Good Luck Yura. Sekali lagi tetap rendah hati ya. 

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun