Demikian perintah harian Pangdam VI Siliwangi kepada segenap anggota korps Siliwnagi pada waktu memasuki tahun baru 1962.  Adjie meminta aparat negara sipil mauoub militer untuk memperhatikan langkah dan tindakannya agar mencapai hasil guna dan dalam pembinaan dan pengerahan potensi fisik dan psikis  secara maksimal.
"Cara perjuangan meminta penghematan yang berhasil di segala biang, karena itu alat negara harus memberikan contoh tentang penghematan yang berhasil !" seru Adjie.
Bukan hanya seruan pejabat. Pikiran Rakjat, edisi 3 Januari 1961  menyebutkan, sebanyak 600 pemuda  Bandung di antaranya terdapat beberapa perempuan Minggu siang (31/12/1961)  berbaris datang ke Sekretariat Front Pemuda Jabar untuk menyatakan kesanggupannya  dilatih untuk membebaskan Irian Barat.  Rombongan pemuda itu datang dengan membawa bendera merah putih dan sebuah spaduk kuning bertuliskan Pemuda Siap Sedia untuk Pembebasan  Irian Barat.
Pada awa Januari 1962, media massa mencatat Presiden Sukarno menjawab PM Belanda de Quay Belanda bersedia beurnding tanpa dasar "selfdetermination". Kami jawab: Hanya atas dasar penyerahan pemerintahan di rian Barat kepada RI". Â Pelaksanaan Tri Komando berjalan terus tidak peduli pihak Belanda mau berunding atau tidak." Sukarno tampak tegas.Â
Isu Beras PlastikÂ
Pergantian tahun juga ditandai dengan isu yang meresahkan, yaitu adanya beras bercampur plastik. Sejak berapa hari akhir Desember 1961 menjadi buah bibir sebagian penduduk Bandung, terutama pegawai Kantor Kabupaten Bandung yang mengetahuinya setelah meneirma pembagian dari kantornya pada Jumat, 29 Desember 1961.
Kalangan berwajib segera melakukan pemeriksaan pada karung beras yang belum disalurkan. Hasil penyelidikan beras itu diambil dari sweeping beras siam di pabrik percontohan di Klender Jakarta. Hasilnya hanya ditemukan belasan butir plastik. Sayangnya tidak pernah diterangkan mengapa butir plastik itu sampai ada.
Hanya dikatakan, beras sweeping itu untuk disalurkan ke Tasikmalaya 50 ton dan 100 ton disediakan untuk mencegah bahaya kekurangan pangan  di 11 daerah Tingkat II se-Jawa Barat.
Pagar Betis
Mungkin juga kemeriahan tahun baru respon semakin pulihnya keamanan. Setelah PRRI/Permesta resmi berakhir, gerakan Darul Islam juga menyurut. Â Untuk menekan sisa pemberontak, maka pihak tentara menggalakan gerakan Pagar Betis.
Sebanyak 3600 orang rakyat dari Kecamatan Cikalong  telah melakukan tugas suci berpagar betis  dalam usaha mengepung sisa-sia gerombolan Kartosuwiryo di sekitar Cimedan, kompleks  yang sudah digempur tentara,