Tentunya film ini tergolong fantasia, karena tidak ada kota model kota koboi dalam sejarah Indonesia didominasi rumah kayu. Tetapi justru ide menariknya, sejarah hanya sekadar setting.  Zaman itu adalah zaman tanam paksa dan tidak ada tokoh bupati  atau aparat bangsawannya hadir dalam film ini dan Residen itu adalah jabatan tinggi di tata negara kolonial mengepalai daerah Keresidenan dan sebetulnya para pengawas bupati.
Memang agak fantastis, Arana melarikan dari sampai ke Amerika Serikat bersama para keponakannnya. Mungkin dia berpikir Kumpeni malas mengejar jauh-jauh? Â
Akhir cerita menggantung, memungkinkan film dibuat sekuelnya. Â Mirip cerita silat klasik diselipkan filosofinya dari tokoh Seruni: "Balas dendam mungkin adalah hak, tetapi pengampunan membuat batin lebih kuat".
Not bad.
Dari segi kasting, film ini dengan aktor daan aktris  papan atas beberapa aktor luar, seperti Reinout Bussemaker merupakan aktor Belanda yang sudah membintangi sejumlah film di negerinya, seperti "Antonia's Line" (1995), "Cool Kids Don't Cry" (2012) dan "The Paradise Suite"(2015). Sayangnya karakter ini kurang dikembangkan, mengapa Van Tracht menjadi begitu keji, gemar menggantung penduduk desa agar ditakuti, bahkan mempunyai kelainan seksual.
Saya justru hati dengan tokoh Kiona. Pevita Pearce bermain apik tanpa make up justru menebarkan pesona sendiri. Lewat berapa adegan Kiona digambarkan ingin meruntuhkan supremasi laki-laki, misalnya menggugat ayahnya yang melarang menunggang kerbau dengan kecapatan tinggi hingga memanah. Â Kelak dia juga membantu para jagoan dalam pertarungan. Â Tokoh ini agak feminis ya? Harusnya karakter lebih kuat dan tidak menunggu diselamatkan para jagoan dalam situasi krusial.
Kiona lah yang memberikan inspirasi para jagoan menunggang kerbau melawan "kumpeni " Van Tracht bukan menunggang kuda. "Kalian bukan cowboys tapi buffalo boys" Â cetusan menarik yang jadi judul film ini. Â
Aplaus buat Pevita Pearce. Kamu lebih menarik tanpa make up. Ini salah satu akting terbaik kamu. Â
Secara keseluruhan, saya tidak rugi menonton film ini. Karena keterbatasan budget harus memilih "Buffalo Boys" atau 22 menit, yang uniknya sama-sama dibintangi Ario Bayu sebagai pemeran pria utama. Â Setidaknya sudah ada sineas Indonesia menawarkan film yang berbeda.
Oke Deh.
Irvan Sjafari