"Namaku Linggar Janaka. Nama yang aneh. Seaneh perjalanan hidupku. Ambu selalu menganggap aku pembunuh Abah." Demikian narasi kelam yang diucapkan seorang perempuan bernama Linggar Janaka (Shandy Aulia) di atas puncak gunung (sepertinya bukit), dengan gaun putih, hingga menggambarkan artistik menggembarkan seorang kesepian, penuh luka (bahkan amarah).
"Abah pernah bilang naik gunung adalah cara yang tepat melepaskan kecewa dan marah. Di puncaknya kita bisa melepas rindu," ucapnya lagi. Kalimat yang membuat saya langsung bersimpati pada tokohnya lewat adegan kilas balik Linggar kecil melihat kematian ayahnya yang ditabrak bis, ketika mengambil piala yang didapat Linggar pada acara hari Kartini-an. Linggar pun berteriak: "Abah!"
Opening scene dari film Rasuk yang cukup menjanjikan. Akar lokalnya dapat, yaitu budaya Sunda di mana penulis novel yang dijadikan dasar film ini Risa Saraswati lahir dan dibesarkan.
Abah dan Ambu sebutan ayah dan ibu pada keluarga yang budaya Sunda-nya kental. Setting dalam filmnyanya pun kental dengan nuansa priangan. juga mobil plat D, Bandung pisan.
Linggar, tokoh yang diceritakan merasa perjalanan hidupnya penuh dengan kemalangan. Ibunya menikah lagi dan dia mendapatkan adik yang tidak disukainya bernama Bakula Borneo. Linggar beranggapan Ambunya tidak sayang lagi pada dia, sejak adiknya lahir.Â
Dia punya genk di kampus bernama "Putri Sejagad", terdiri dari Lintang Kasih (Josephine Firmstone), Sekar Tanjung (Gabriella Desta), dan Francisca Inggrid (Denira Wiraguna).
Sekalipun sebetulnya di mata para sahabatnya Linggar adalah sahabat yang baik, tetapi sebaliknya Linggar merasa para sahabatnya lebih sempurna dari dirinya. Untungnya dia punya sahabat lainnya Abimanyu (Miller Khan) tempat dia mencurahkan isi hatinya.
Suatu ketika Lintang mengajak kawanannya untuk berlibur ke sebuah villa terpencil bernama Karma Rinjani (dari namanya saja benar-benar dunia-nya Risa erat dengan supranatural).
Linggar pun ikut. Perjalanan ke villa saja sudah penuh dengan kejadian yang mencekam, mobil yang tidak bisa melanjutkan perjalanan karena jalan putus, jalan kaki melalui hutan tersesat, pondok misterius yang dilihat Linggar ada mahluk aneh bersembunyi.
Ketika mereka kemalaman di hutan, terjadi pertemuan dengan seorang perempuan misterius di hutan bernama Kumala Sari, berkebaya dan berselendang putih.
Karakter yang mengingatkan pada film horor Indonesia 1970-1980-an. Cerita terus bergulir Kumala mengatarkan Linggar dan kawan-kawan ke villa dan di sana mereka disambut penjaga villa dengan ramah.
Ternyata di villa itu ada Abi. Linggar mengira cowok yang dekat dengan dia ingin membersi kejutan, tetapi ternyata justru Linggar mengumumkan bahwa ia dan Abi jadian.
Meledak kemarahan Linggar dan dia kabur dari villa itu malam itu juga. Tentu kawan-kawannya panik. Pelarian yang penuh kemarahan dilakukan Linggar menuai bencana, tidak saja bagi dirinya, tetapi juga bagi kawan-kawannya. Mereka berhadapan dengan suatu kekuatan jahat di hutan itu.
Dari segi cerita, Rasuk cukup kuat, seperti cerita Risa lainnya yang cenderung pada horor klasik dengan nuansa milenial dan berkaitan dengan dunia hantu (arwah). Rasuk lekat dengan budaya lokal, ada dukun penganut ilmu hitam, arwah perempuan yang bunuh diri karena diperkosa, bahkan sosok perempuan yang dipasung, yang semua menakutkan.
Begitu juga dengan kehadiran ustad yang menjadi penyelamat, semuanya sekali lagi mengingatkan pada film horor Indonesia 1980-an.
Bahkan ada adegan slasher penuh darah yang menambah keseraman. Sebagian besar film ini settingnya satu malam dengan areal villa dan sekitarnya. Sayangnya, penggarapannya "pas bandroll" lebih mirip sinetron atau FTV horor yang banyak mengagetkan penonton.
Pertarungan orang yang kerasukan memang menegangkan, sayangnya seperti halnya Maddah, cara mengakhiri film ini biasa saja. Walau ada pesan mendalam: "Apa yang Kita lihat bahwa orang lain lebih sempurna dari kita adalah hal yang belum tentu."
Dari segi casting pemerannya, tidak terlalu istimewa. Semua pemeran bermain standar saja. Memang Shandy Aulia lebih mengesankan dibanding film-film sebelumnya. Catatan yang cukup baik saya berikan justru pada pemeran Kumala Sari yang tampil dingin.
Kelebihan lain pada film Rasuk ialah lagu di akhir film, dilantunkan oleh Risa saraswati (yang katanya) dengan menggandeng salah seorang personel dari band Indie Burgerkill, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi film ini. Setidaknya ada yang bisa saya bawa pulang: Kalau bukan Risa...
Merengkuh lintasan waktu/bergulir meredup/Kian Terbelenggu Pilu/Hati Tak Berdeku. Pelan tapi menyayat.
Irvan Sjafari
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI