Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bandung 1961, Vonis Sukanda Bratamanggala, Surutnya DI/TII

15 Maret 2018   15:05 Diperbarui: 15 Maret 2018   18:51 1907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sekolahpendidikan.com

Namun sidang menilai terdakwa pernah meloloskan diri dari tahanan. Hal ini memberatkan terdakwa. Terdakwa beberapa kali hadir membicarakan rencana-renacana Samuel Karundeng. Rencana itu antara lain menjalankan operasi militer seperti penyerbuan ke Jakarta, mengadakan penculikan terhadap tokoh-tokoh pemerintah, seperti Presiden RI.  Sukanda juga didakwa menggabungkan diri ke pihak musuh.

Menurunnya Kekuatan Pemberontak

Sebetulnya kekuatan pemberontak sudah jauh menurun. Pada awal Maret 1961 Letkol Laurens Saerang menyerah bersama 600 anak buahnya. Disusul dengan menyerahnya Letkol Somba bersama 25 ribu anak buahnya, membawa 8000 pucuk senjata April 1961. Menteri Keamanan Nasional KSAD AH Nasution segera  mengirim kawat ucapan selamat kepada Pangdam XIII Kolonel Sunandar.

Pada pertengahan April 1961, RRI mengumumkan kembalinya bekas Kolonel Kawilarang ke pangkuan Ibu Pertiwi.  Kawilarang merupakan tokoh yang dikenal di Jawa Barat, karena dia bekas Pangdam Siliwangi. 

Upacara kembalinya Kawilarang bersama 27 ribu anak buahnya (yang disebutnya sebagai anak-anak revolusioner), termasuk sekitar 1500 pasukan wanta Permesta   digelar pada Jumat 14 April 1961, 11 kilometer dari Kota Tomohon, yang dihadiri Wakil Menteri Keamanan Nasional/KASAD  Mayor Jenderal Ahmad Yani dan Pangdam Kodam XIII Kolonel Sunandar.

Dalam pernyan persnya Kawilarang mengatakan, dia akan membujuk tokoh Permesta tersisa Ventje Sumual untuk kembali.  Namun Kawilarang tidak mengungkapkan mengapa dia kembali ke pangkuan RI.  Hanya saja berita kembalinya Kawilarang menjadi sorotan Pikiran Rakjat edisi 15 April dan 18 April 1961.

Pada Mei 1961 bekas pimpinan DI/TII Aceh Besar Wahab Ibrahim menyatakan diri kembali ke pangkuan RI bersama 2000 anak buahnya dan persenjataannya. Pangdam Kodam I Iskandar Muda Kollonel Mohammad Jasin melihat harapan tebruka untuk menyelesaikan maslah di Aceh. Dia mengirim surat kepada Daud Bereueh yang disapanya sebagai Bapak.

Pada pertengahan Juni 1961 Panglima Operasi Gunung Bungkuk dari PRRI menyerah 1130 anak buahnya. Penyerahkan diterima Pangdam Sriwijaya Kolonel Harun Sobar. Pada pertengahan 1961 itu juga  Kolonel Ahmad Husein menyerahkan diri bersama 13.500 anak buahnya.  Reaksi masyarakat di Solok dan Padang begitu bergembira.

Pemberontakan Darul Islam Kartosuwiryo Makin Mundur

Sementara kekuatan Darul Islam di Jawa Barat juga makin berkurang. Dalam tiga bulan pertama Korem Cirebon mengumumkan, pihaknya menewaskan 32 anggota gerombolan Kartosuwiryo, merampas 21 pucuk senjatanya. Selain itu 14 orang ditawan dan 9 orang menyerah.  

Awal April 1961 tiga anggota gerombolan pengacau yang biasa bergerak di Gunung Syawal menyerahkan 5 orang anak-anak mereka kepada penduduk di Desa Pamokolan, Kecamatan Cihaurbeti, Kabupaten Ciamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun