Setiap pagi, sebelum berangkat kerja  Elisa Esposito (Sally Hawkins), seorang petugas kebersihan di Occam Aeospace Research Center di Baltimore Maryland memasak beberapa telur rebus untuk bekal makan siangnya. Sebelum timer tanda telur selesai direbus, Elisa sudah selesai mandi. Kemudian dia bergegas berangkat kerja menumpang sebuah bus umum.
Di kantornya sahabatnya Zelda Fuller (Octavia Spencer) sudah menunggu dan membantunya memasukan kartu kehadiran ke mesin, sekalipun para pekerja menggerutu. Pasalnya Elisa menderita bisu karena cedera yang dideritanya ketika masih masih bayi.
Zelda penterjemah Elisa yang berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Â Ia ditemukan di sungai ketika masih bayi dan menjadi yatim piatu, yang membuatnya diberi nama Esposito.
Selain Zelda sahabat Elisa lainnya, Gilles (Richar Jekins), seniman paruh baya yang menjadi tetangganya di apartemen, yang berada di atas sebuah bioskop. Zelda menyukai Sherly Tempel dan tertarik pada film Samson and Delilah. Â
Rutinitas ini menjadi adegan pembuka The Shape of Water karya sutradara Guiilermo del Toro, setelah narasi mengisahkan cerita film ini. Cara bertuturnya lebih mirip film Eropa daripada film Hollywood umumnya bisa membuat jenuh bagi mereka yang tidak terbiasa.
Latar belakang film ini pada awal 1960-an, dalam suasana Perang Dingin. Kehidupan Elisa yang mulanya biasa saja berubah ketika fasilitas riset ini mendapat kiriman yang berisi "makhluk asing" di sebuah tangki. Mahluk ini itangkap oleh Kolonel Richard Strickland (diperankan oleh Michael Shannon)..
Richard digambarkan dingin, kasar dan kejam, selalu menggunakan tongkat listrik. Ia menangkap mahluk itu  dari sungai Amazon  di Amerika Selatan.  Makhluk itu dinamakan sebagai "Aset" (Doug Jones).
Suatu ketika Sally melihat Richard keluar ruangan rahasia terluka parah. Dia kemudian diminta membersihkan ruangan rahasia, ternyata tempat penyimpanan mahluk Amazon itu. Sally ingin tahu dan ingin berkomunikasi dengan mahluk itu.Â
Setelah beberapa kali pertemuan dia bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat setelah memberikan telur dan mendengarkan musik. Â Elisa secara sembunyi-sembunyi bertemu mahluk itu dan memutuskan untuk membebaskannya.
Keputusannya diambil setelah Elisa mengetahui atasan Richard, Jenderal Hoyt (Nick Searcy), tertarik pada susunan organ tubuh Aset dan ingin membedahnya. Pada waktu itu Uni Soviet sudah berhasil membawa manusia di luar angkasa. Hoyt merasa pembedahan mahluk itu bisa membantu memajukan teknologi luar angkasa.
Salah seorang ilmuwan di laboratorium itu Robert Hoffstelter (Michael Stuhlbarg) tidak setuju. Dia ingin mempelajari lebih lanjut mahluk itu. Apalagi ia tahu Elisa berkomunikasi dengan Aset. Â Robert sebetulnya mata-mata Soviet bernama Dmitri yang disusupkan. Atasannya pun ingin mahluk ini dibunuh.
Robert akhirnya melawan keduanya dan membantu Elisa dan Gilles melarikan Aset. Mahluk itu disembunyikan di kamar mandi apartemen Elisa. Â Tindakan itu membahayakan Elisa, maupun Robert.
The Shape of Watermenang layak menjadi film terbaik Oscar 2018. Film besutan Guillermo del Toro ini. Film ini memberi pelajaran untuk menghargai kehidupan. Aset ternyata bukan mahluk sembarangan, dia mempunyai sifat kemanusiaan. Lewat adegan bagaimana dia menyembuhkan luka Richard yang tak sengaja dibuatnya, menumbuhkan rambut Gilles dan akhirnya bersahabat dengan Elisa, maupun Gilles, sifta humanis itu tampak. Â Ketika dia kesakitan karena dia dasarnya mahluk amfibi, begitu manusiawi.
Dalam beberapa adegan Guillermo del Toro menyindir rasialisme lewat adegan pelayan bar mengusir tamu orang kulit hitam. Mahluk itu juga bisa dipandang sebagai simbol kekejaman umat manusia. Yang terpenting The Shape of Water mengajarkan bahwa upaya komunikasi lebih baik dibandingkan dengan kekerasan.
Selain itu jarang dalam film Amerika, agen rahasianya sendiri menjadi tokoh anatagonis, sementara agen Soviet justru di pihak protagonis. Penokohan Elisa juga pemihakan terhadap kaum disabel yang kerap terabaikan.
Dari segi akting mulanya saya bertanya mengapa Richard Jenkins menjadi aktor pembantu terbaik dan Octavia Spencer jadi aktris pembantu terbaik. Â Setelah melihat film ini akting keduanya memang brilian. Richard mampu menghidupkan seorang seniman kesepian dan Octavia bermain wajar sebagai pekerja yang bersahaja dan setia pada sahabat.
Irvan Sjafari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H