Gunung Padang artinya Negara Siang, ada pengetahuan yang tersimpan di Gunung Padang untuk akhir zaman? Atau pengetahuan itu yang menyebabkan akhir zaman? (sebuah dialog antara kuncen Gunung Padang dengan Tomo Gunadi dalam "Firegate")
Jujur saya setelah menyaksikan  "Danur",  maka film "Firegate: Gerbang Neraka" film horor Indonesia berikutnya yang saya ingin tonton, karena yakin berbeda dengan film horor Indonesia umumnya.  Hal hasil sesuai dengan ekspetasi saya tentunya juga dengan beberapa catatan.
Dari gagasan, film yang disutradarai oleh Rizal Mantovani terinspirasi dari popularitas Situs Gunung Padang di Cianjur dan Gunung Sadahurip di Garut yang mirip Piramida. Yang pertama saya pernah ke sana dan mengobrol dengan ahlinya Lutfi Yondri dari Badan  Arkeologi Bandung menjelaskan situs ini peninggalkan masyarakat yang sudah mengenal struktur sosial dan bercocok tanam dan lebih maju dari  manusia pra sejarah di Goa Pawon yang berusia 10 ribu tahun. Fungsinya sebagai tempat ritual dan karena ada ritual [1].  Arkeolog juga membantah adanya piramida pada Gunung Sadahurip sebagai bentukan alam [2]
"Firegate" menggabungkan keduanya ada situs purbakala berbentuk piramida di kawasan Cianjur yang diperkirakan lebih tua dari Piramida di Mesir dan sejarah Indonesia lebih tua dari Mesir, Cina, maupun Maya di Meksiko. Â Saya setuju bahwa memang ada masih memungkinkan zaman sejarah Indonesia lebih tua dari Mulawarman dan Purnawarman (abad ke 4 atau ke 5). Â
Melalui kuliah Profesor Theo Irawan (Ray Sahetapy), arkeolog (bukan main disebutkan dari Fakultas Ilmu Budaya UI, alamater saya), serta asistennya Arni Kumalasari (Jullies Estelle) bahwa Indonesia mengelami inferioritas dan tak percaya di bumi Indonesia ada peninggalan sejarah yang tua.Â
Jelas film ini fiktif karena Presiden yang memerintakan penutupan Situs Piramida Gunung Padang untuk kepentingan ekskavasi (penelitian) bernama Sadam Wicaksono. Â Kalau dilihat dari gambaran film ini jelas Gunung Padang karena saya tahu situasi sekitar seperti apa, tidak ada susunan batu balok dalam adegan film, kecuali di foto.Â
Sineas memasukan unsur ilmiah dan saya bisa menerimanya sebagai "science fiction", genre kesukaan saya dan menggabungkannya dengan horor. Â Genre ini sebetulnya juga ditawarkan Christ Carter dalam serial televisi "X-Files" dan "Millenium", mencampurkan dunia metafisika dengan dunia ilmiah.
Prolog film menarik alkisah 5000 Sebelum Masehi sebuah upacara dalam piramida berakhir bencana, karena ada kekuatan jahat (iblis). Agar ada nuansa Sunda upacara itu menggunakan kujang. Lalu cerita bergulir pada tiga tokoh.
Yang pertama Tomo Gunadi (Reza Rahadian) sebagai wartawan Tabloid Ghoib, yang kerap menggunakan jasa paranormal yang katanya bisa mengusir setan atau penunggu di suatu tempat, padahal bisnis dan uangnya dibagi dua. Â Yang membuat saya agak heran, wartawan masih digambarkan sebagai sosok yang selalu menenteng kamera. Bukankah ada ponsel cerdas?
Tomo sebenarnya pernah bekerja sebagai wartawan hukum dan politik, bernama "Generasi" namun karena mengungkap kasus korupsi majalah tempatnya bekerja dibreidel. Sosok ini ada di dunia nyata, situasi politik yang "keblinger" menyebabkan jurnalis idealis bidang politik muak dan pindah ke bidang yang non politik, seperti wisata, hiburan bahkan infotainment. Toh sama saja, politik Indonesia juga kerap seperti infotainment, kaerna politisinya  mencari pencitraan dan sensasi.  Â