Dwi Sasono lumayan jadi paranormal. Adegan dia diteror oleh mahluk gaib sungguhan dalam sebuah reality show ide yang brilian dari Rizal Mantovani. Â Adegan yang seharusnya rekayasa. Sayang tokoh kuncen Gunung Padang menjadi tempelan saja, seharusnya dia bisa dieksplor untuk membumikan cerita agar tidak berasa hollywood. Padahal dialog kuncen dengan Tomo yang saya jadikan lead tulisan merupakan bagian menarik.
Ekspresi Theo, Wulan, serta wartawan Yusuf yang tewas agaknya masih terpengaruh "Ring"-nya Sadako, mukanya menunjukkan mimik menyeringai. Harusnya bisa dicari yang orisinil. Begitu juga dengan sejumlah adegan seperti terbukanya gerbang neraka, bagaimana situasi langit Jakarta masih terinspirasi Hollywood. Â Begitu juga adegan dalam piramida.
Teknik sinematografi masih terasa kasar, walau sudah menggunakan CGI (Computer Generated Imagenery) bisa dimaklumi karena budget sineas kita tidak seperti Hollywood. Â Â
Tetapi secara keseluruhan saya cukup puas menonton film ini, walaupun menunggu nyaris setahun. Selamat datang science fiction (horor, sekaligus fantasi) Indonesia.
Irvan Sjafari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H