Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bandung 1960 | Berdirinya Fakultas Djurnalistik dan Publisitas Unpad di Tengah Tekanan pada Pers

19 Juni 2017   08:52 Diperbarui: 19 Juni 2017   09:20 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu petugas militer di bidang pers di seluruh Indonesia dapat melanjutkan studi mereka setara dengan pendidikan universitas. Itu artinya para perwira yang berada di daerah yang tidak ada universitasnya bisa menambah kemampuan intelektual mereka di bidang penerangan bahkan wawasan.

Para “outwall Students” ini tidak usah menghadiri kuliah yang diberikan dosen, tetapi materinya dikirimkan lewat pos. Tetapi ketika dilangsungkannya ujian, mereka harus datang ke Bandung untuk menempuhnya.  Untuk pelasana Outwall Students, Iwa Kusumasumantri menunjuk  Ashari Sulaeman [9]

Dalam rapat selanjutnya awal Agustus 1960 diputuskan bahwa pembukaan dilakukan pada 17 September 1960. Kuliah direncanakan berlngsung pada pukul 16.00 hingga 20.00 di Gedung Unpad Dipati Ukur [10].  Para pengajarnya antara lain:

  • Adinegoro (Pengantar Ilmu Jurnalistik dan Publisitas)
  • Mr. Drs Ultrecth (Pengantar Ilmu Hukum)
  • Drs. Darjono (Sosiologi)
  • Drs. Lie Hian Jeng (Ekonomi Umum)
  • Poerwo, Msc (Statistik)
  • Mr. Boeshar Moehamad (Ilmu Tata Negara)
  • Drs. WA Gerungan (Pengantar Ilmu Jiwa)
  • Drs. Harsojo (Ilmu Kebudayaan)
  • Ny.Purwo (Bahasa Inggris)
  • Drs. Ukun Sutisna (Bahasa Indonesia)
  • Prof. Jahja Kadirun (Filsafat)
  • Moestopo (Studium  General)

Pada 1960 Adinegoro adalah Direktur Persbiro Indonesia (PIA) dikenal sebagai wartawan professional dan pelopor jurnalistik. 

Kelahiran Talawi, Sumatera Barat 14 Agustus 1960 dengan nama Djamaludin menempuh pendidikannya di STOVIA, namun minatnya tidak menjadikannya sebagai dokter, tetapi jurnalis. Adinegoro  menulis pertama kali di Tjahaja Hindia pada masa Hindia Belanda.   Kemudian dia menulis di sejumlah media seperti  Pandji Poestaka, Pewarta Deli dan Bintang Timoer.  

Sepanjang masa Hindia Belanda walaupun tulisannya tajam, tetapi ia selalu lolos dari perangkap presbreidel-ordonatie berkat kepandaiannya memilih kata-kata. Kelebihan Adinegoro ialah bisa menulis sarat pengetahuan umum tetapi dengan bahasa p opular yang bisa dimengerti orang yang tidak memiliki pendidikan tinggi  (Soebagijo, 1987,halaman 36-46).

Peresmian

Fakultas Djurnalistik dan Publisitas Unpad dibuka secara resmi Minggu malam, 18 September 1960 dalam sebuah upacara di Gedung PBKA Panti Karya, Jalan Merdeka, Bandung.  Hadir dalam upacara pembukaan Presiden Unpad Iwa Kusumasumantri, Djusar Kartasubrata mewakili Menteri PPK, Kepala Penerangan Militer Siliwangi Letkol Nawawi Latif, Ketua PWI Pusat T. Sjahril, para dosen dan mahasiswa.

Peresmian pembukaan PDP Unpad ini dilakukan oleh R.S Suradiradja, Wakil Ketua Jajasan Pembina Unpad setelah pidato penyerahan PDP oleh Djamal Ali dari Panitia Pendiri PDP.  Dilakukan pula pelantikan senat sementara mahasiswa PDP Unpad oleh Dekan PDP Brigdjen Prof. Dr. Mustopo kepada Mochamad Djen Amar, Ketua Dema Unpad.

Dekan Fakultas FDP Brigjen Prof. Dr. Moestopo dalam  sambutannya menyebutkan kewartawanan adalah alat penggerak revolusi. Pendidikan yang diberikan bukan hanya teori tetapi juga praktik yang diberikan pada tahun ketiga, kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi. Moestopo menjanjikan akan mendirikan pers building , di mana dapat dilakukan riset pers dan pendapat umum, hasilnya bisa menjadi masukan kepada pemerintah.  

Presiden Soekarno dalam amanat tertulisnya yang disampaikan Moestopo menyebutkan wartawan adalah patriot komplit.  Soekarno meminta wartawan ikut serta dalam perjuangan menyelesaikan revolusi nasional dan menciptakan sosialisme Indonesia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun