Segmen 2
Memukul Sarang Lebah dengan tangan telanjang, Menginjak Sarang Semut dengan kaki telanjang
DUA PULUH SATU
Waktu tak diketahui, tempat tidak diketahui
Alif tak tahu jam berapa persisnya. Tetapi matahari masih menyapanya lemah lembut ketika dia berjalan menuju Rumah Mahkota. Zahra pergi ke tempat bekerja. Kehidupan yang baru sudah dimulai. Alif disambut Andro dan mengantarkannya ke tempat ruangan dengan berapa perangkat komputer dan televisi.
Di sana dia disambut seorang pria mungkin umur 25 tahun, berkacamata, rambutnya gondrong. Dia teringat akan Daniel teman kuliahnya. Namun dia lebih kurus dan jangkung.
“Kamu Kak Alif, aku Anis, lengkapnya Anisoptera Odonata lengkapnya.” Dia tersenyum. “Kak Alif akan membantu saya di sini.”
“Anisoptera kan capung alias sibar-sibar…?”
“Ha...Ha…Kebetulan. Tetapi aku bukan pembuat capung rekayasa. Aku ahli IT. Aku sempat kuliah di Teknik Elektro ITB. Ayahku menamakan aku demikian karena aku kurus seperti capung…”
“Ayah Anda, ahli serangga seperti Pak Nanang?”
“Nggak tetapi lulusan pertanian. Dia kerja di sebuah perusahaan pembasmi serangga multi nasional. Pak Nanang itu teman ayahku waktu SMA.”