Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Koloni (11-12)

1 Mei 2017   10:02 Diperbarui: 1 Mei 2017   10:16 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koloni by Irvan Sjafari

Dia mengangguk.

“Seram sekali cara kalian menerima tamu?”

Zahra tak segera menjawab terus melihat seolah dia sudah menjadi mainannya.  Tangannya menopang dagunya agar bisa melihat Alif lebih kuat.

“Seram yaa? Aku suka melihat kakanda ketakutan. Tahu nggak, aku tertawa setelah itu.”

“Lalu kok pakai ditiup? Pakai apa? Aku langsung lemas.”

“Serbuk dari sebuah tanaman di tempat ini.  Cahaya ini juga dari bahan yang ada di tempat ini. Agar calon pangeranku tidak bisa melihat aku secara jelas. Aku bisa dan aku memutuskan kakakanda benar-benar pangeranku yang aku mimpikan atau tidak.”

“Kalau tidak?”

“Banyak tanya. Nanti kakanda tahu sendiri. Banyak waktu untuk itu.”

Tempat ini? Pulau? Negeri? Atau?

Zahra terus melihat. Alif jadi canggung. Tetapi dia tetap mengunyah rotinya sambil meneguk air yang dituang Zahra.

“Zahra Putri Fajar, rasanya aku pernah ingat nama itu. Tetapi aku lupa. Apa Déjà vu…”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun