Iga: Sebenarnya yang kaya itu musik Eropa. Kalau Amerika kita tahu yng diterima black music (Jazz, R’n B, Hip Hop), Musik dari Irlandia, Prancis, Inggrus, mempunyai arenmen musik bermacam-macam. Sama-sama rock, U2 dengan Rolling Stone beda, beda lagi dengan OASIS dan Green Day. Itu yang di Inggris. Style lain karena terbiasa membuat inovasi baru. Kalau di Amerika rapper yang muncul (style) seperti itu lagi. Tak ada yang baru. Hanya nama yang baru. Kalau di Inggris, nggak. Mereka punya nama yang top. Elton John, sampai sekarang orang tahu. Semua musik diterima di Eropa. Eropa sangat terbiasa dengan World music. Jadi mereka mencoba semua inovasi baru. Buka kuping untuk Arab, untuk Asia, makanya musik yang laku di Eropa,musik bernuansa internasional. Anggun (C. Sasmi) benar memilih Eropa.
Irvan: Bagaimana dengan pasar?
Iga: Amerika itu hanya karena adikuasa, industri ada di sana. Penjualan kaset yang terbesar di benua Eropa. Amerika beda dengan Eropa. Amerika itu satu negara dengan berapa negara bagian. Eropa itu negaranya berapa. Orang hanya berlomba-lomba di Eropa dan Asia untuk jualan. Sekarang kita orang Asia mau jualan sebaiknya di Eropa, karena mereka menerima world music. Di sana (pada akhir 1990-an dan 2000-an) mereka ganrung musik Arab. Sekarang musisi Timur Tengah laku sekali, terutma di Prancis. Di TV 5 kalau acara musik hampir 50% berbau Arab. Bisa dibayangkan?
Irvan: Lalu Anggun (maksudnya Anggun C Sasmi)?
Iga: Anggun (kekuatannya) unsur etniknya banyak.
Irvan: Iga sendiri memilih segmennya apa?
Iga: Sebenarnya saya nggak bisa memilih segmen. Kita lihat realitanya yang mau teirma musik serius seperti itu (jazz) hanya masyarakat terpelahar. Terpelajar itu mahasiswa, masyarakat profesional yang punya uang membeli. Anak ABG kecil kemungkinan menerimanya. Yang mereka terima mungkin seperti The Groove.
Irvan: Anda sendiri sebenarnya mau Goes to Eropa nggak sih?
Iga: Kalau saya nggak muluk-muluk sampai ke sana. Apalaagi melihat kondisi usia dan segala macam. Itu tergantung kondisi distribusi, Ada berapa cara, seperti cara Anggung yang hunting ke sana, pergi ke sana. Kedua, kita bisa membina link di sini dengan major company, major company yang mendunia. Tetapi yang saya tahu mereka tidak membawa Indonesia ke luar. Mereka menanam investasi di Indonesia, mengambil penyanyi Indonesia, tetapi dijualnya di Asia juga. Makanya kita lihat AFTA besok apakah mereka mempermudah seperti it.karena kalau AFTA itu terbuka , trading bisa langsung. Midem Festival yang di Prancis kemarin merupakan salah satu cara. Kalau saya, misalnya: Saya bikin sendiri. Saya bawa ke eksebisi itu, lalu saya bikin bazzar. Saya pasang stand saya: Saya kasih dengar lagu saya. Kalau ada yang minat dan mendengar: Wah itu lain! Lainnya yang kita bisa cari.
Irvan: Iga lebih memilih kualitas atau kuantitas penjualan?
Iga: Wah, kalau komersil batinnya nggak bisa.