Sejarawan tentang Indonesia MC Rickleff dari Australia menyebutkan bahwa tindakan Belanda yang tidak mengakui Pangeran Hidayatullah yang populer di kalangan rakyat menyebabkan meletusnya Perang Banjarmasin pada 1859. Belanda lebih menyukai Pangeran Tamjidlah yang memberikan konsesi ekonomi [4]. Sejarah mencatat Pangeran Hidayatullah, kelahiran Martapura 1822 ditawan tentara Belanda pada 1862 dan kemudian diasingkan Cianjur dan wafat 1904 di Tanah Priangan.
Irvan Sjafari
Tasikmalaya, Garut dan Pendakian Papandayan Akhir Abad ke-19: Pengalaman Seorang Penulis Geografi
Catatan Kaki:
- http://www.spiegel.de/international/zeitgeist/diary-of-archduke-franz-ferdinand-details-1892-journey-around-world-a-886196.html disebutkan antara lain Pada bulan Desember 1892, Ferdinand, yang berusia 28 tahun pada waktu itu, berlayar dari pelabuhan Mediterania Trieste di papan SMS Kaiserin Elisabeth  menuju Amerika Utara melalui India... kapal ini juga disebutkan dalam harian Bintang Barat.
- http://www.spiegel.de/international/zeitgeist/diary-of-archduke-franz-ferdinand-details-1892-journey-around-world-a-886196-2.html juga mengkonfirmasikan perjalnan Frans Ferdinand ke Australia.
- Merle Calvin Rickleff, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, Jakarta: Gajah Mada University Press, 2005 halaman 299
Sumber Primer :
Bintang Barat, 18 April 1890, 16 Desember 1890, 31 Desember 1890, 10 Maret 1891, 5 Februari 1892, 15 Maret 1893, 1 April 1893, 10 April 1893, 11 April 1893, 12 April 1893, 17 April 1893, 19 April 1893, 20 April 1893, 27 April 1893, 3 Mei 1893, 9 Mei 1893, 16 Mei 1893, 24 Mei 1893
Sumber foto:
Frans Ferdinand (kredit foto der Speigel)
Nicholas II (Getty images/www.rbth.com)
Panegran Hidayatulah (kredit foto : syahminan.blogspot.com)