Saya khawatir tidak selama tidak ada kebijakan yang radikal dari pemerintah pusat: misalnya satu keluarga hanya boleh satu atau paling banyak dua mobil. Ingat kebijakan nomor ganjil dan genap bisa diakali dengan nomor ganda. Kebijakan ERP lebih memungkinkan untuk membuat naik kendaraan pribadi jadi lebih mahal. Tetapi bagi orang tertentu tetap saja naik kendaraan pribadi mempunyai gengsi sendiri, karena budaya yang sudah telanjur. Memiliki turangga (kendaraan) adalah status, selain mempunyai rumah megah.
Harusnya revolusi mental ke arah situ dan diberi contoh oleh pejabat pemerintah pusat mau pun para politisi di Senayan. Misalnya mau nggak menteri atau pejabat eselon satu disuruh naik angkutan umum? Setidak-tidaknya beberapa kali dalam sebulan. Di beberapa negara saya pernah baca pejabat naik kendaraan umum aman-aman saja dan dia tidak merasa turun status. Gengsi dan kebanggaan itu seharusnya kalau bisa memberikan lapangan kerja bagi orang lain bukan menonjolkan kultus kemegahan dengan rumah seperti istana dan punya mobil mewah.
Irvan Sjafari
Foto:
Trans Jakarta Rute Bekasi-Jakarta (kredit foto Republika)
Sumber mendukung:
Ini Enam Rute Baru Transjakarta yang Berlaku Mulai SeninÂ
Ini 17 Rute yang Dilalui Bus Baru Transjakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H