Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asian Games IV 1962: Ketika Indonesia Menjadi Macan Asia

3 Agustus 2016   13:25 Diperbarui: 3 Agustus 2016   13:39 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hendrick Brocks (Hendra Gunawan ketika mendapat medali ems/Kredit foto Irvan Sjafari/Repro Duta Masyarakat/Ipphos)

Tiga nama yang terakhir  menunjukkan bakatnya pada arena Tour de Java  Pertama pada 1958 dan Kedua pada 1959.   Sejarah kemudian mencatat Hendrik Brocks  merubah namanya menjadi  Hendra Gunawan karena waktu itu Bung Karno menginginkan nama-nama berbau bahasa asing diganti ke Bahasa Indonesia.

Asian Games IV  bukan satu-satunya  ajang internasional yang diikuti Hendra Gunawan, pada 1960  dia mengikuti  Olimpiade  Roma walau tidak meraih Tim Indonesia termasuk tim terbaik untuk negera Asia, meraih rangking 26 pada nomor 100 Km Tim Trial.  Pada tahun berikutnya Hendra berprestasi pada ajang Ganefo pada 1963 meraih 1 emas.  Hendra sempat menjadi pelatih  nasional pada 1980-an

“Wah senang gembira atas usaha kita. Saya ingat baru sebulan pulang dari Olimpiade Roma (Oktober 1960), saya dipanggil masuk pelatnas lagi, targetnya Asian Games.  Waktu itu kita dianggap terbaik di Asia,” ujar Hendra dalam sebuah wawancara dengan ketika masih menjadi wartawan WartaTV Grupuntuk Majalah Interview Plus  pada Oktober dan November 2015 lalu.  

Menurut Hendra persiapan untuk  Asian  Games itu berat, atlet balap sepeda Indonesia berlatih seminggu 6 kali.  Setiap hari latihan pagi dan sore. Sekitar tiga kali seminggu latihan 200 km di luar kota. “Pelatih  kami orang Jerman  Timur namanya Nitsche, disiplin.  Kalau apel pagi jam 6 dia nggak mau tahu kami mau pakai celana pendek, celana kolor, celana panjang pokoknya harus kumpul,” ungkapnya. 

Setelah selesai apel,makan pagi,jam 7 sudah mulai latihan.   Siangnya istirahat, pelatihnya tidak  mau tahu anak asuhnya tidur siang atau tidak.  Pada  jam 15.00 harus sudah kumpul dan latihan lagi.  Menurut Hendra pelatihnya berkata: Saya mempertaruhkan nama negara saya, kalau kalian kalah, saya malu dan negara saya malu.  Tetapi kalau kalian menang, saya menang dan negara saya bangga.

Kemenangan  Dramatis Lanny Gumulya

Sesaat setelah gema Indonesia Raya senyap, gadis remaja usia 18 tahun itu baru menitikan air matanya.  Namanya Lanny Gumulya, gadis manis yang tak percaya bahwa ia baru saja mendapatkan medali emas  di nomor loncat indah putri 3 meter di kolam renang Senayan.  Airmatanya tak terbendung lagi ketika ia turun dari bangku kejuaraan.  

Kemenangan Lanny ini diluar dugaan karena dua atlet Jepang Sakuko Kadokura dan Sakoko Tomoe , lebih diunggulkan dan difavoritkan sebagai juara.  Pada loncatan pertama Lanny hanya meraih angka 8.40, sementara Sakoko meriah 9,12, dan Kayoko 8,32.  Pada loncatan kedua Sakoko  meraih 10.03 dan Lanny 9.44. 

Situasi berbalik pada loncatan ketiga penonton di stadion renang Senayan  bersorak, ketika Lanny dengan wajah tenang  disambut air dan meraih nilai 12,54, sementara Sakoko 10.26.  Seterusnya Lanny unggul hinga loncatan ke delapan dan meraih  nilai total 111, 12  unggul di atas Sakoko 107.45 dan Kayoko 96,50. 

Anak Banyumas Bernama Sarengat  

Sprinter Mohammad Sarengat menyumbangkan dua medali emas dalam cabang lari 100 meter dan lari gawang 110 meter serta perunggu di nomor 200 meter. Selain menjadi pelari tercepat di Asia, dia memecahkan rekor Asia untuk lari gawang 110 meter dengan waktu 14,4 detik dan lari 100 meter dengan 10,5 detik, mematahkan rekor sprinter Pakistan, Abdul Khalik, dengan 10,6 detik pada Asian Games II di Manila, Filipina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun