Tiga nama yang terakhir menunjukkan bakatnya pada arena Tour de Java Pertama pada 1958 dan Kedua pada 1959. Sejarah kemudian mencatat Hendrik Brocks merubah namanya menjadi Hendra Gunawan karena waktu itu Bung Karno menginginkan nama-nama berbau bahasa asing diganti ke Bahasa Indonesia.
Asian Games IV bukan satu-satunya ajang internasional yang diikuti Hendra Gunawan, pada 1960 dia mengikuti Olimpiade Roma walau tidak meraih Tim Indonesia termasuk tim terbaik untuk negera Asia, meraih rangking 26 pada nomor 100 Km Tim Trial. Pada tahun berikutnya Hendra berprestasi pada ajang Ganefo pada 1963 meraih 1 emas. Hendra sempat menjadi pelatih nasional pada 1980-an
“Wah senang gembira atas usaha kita. Saya ingat baru sebulan pulang dari Olimpiade Roma (Oktober 1960), saya dipanggil masuk pelatnas lagi, targetnya Asian Games. Waktu itu kita dianggap terbaik di Asia,” ujar Hendra dalam sebuah wawancara dengan ketika masih menjadi wartawan WartaTV Grupuntuk Majalah Interview Plus pada Oktober dan November 2015 lalu.
Menurut Hendra persiapan untuk Asian Games itu berat, atlet balap sepeda Indonesia berlatih seminggu 6 kali. Setiap hari latihan pagi dan sore. Sekitar tiga kali seminggu latihan 200 km di luar kota. “Pelatih kami orang Jerman Timur namanya Nitsche, disiplin. Kalau apel pagi jam 6 dia nggak mau tahu kami mau pakai celana pendek, celana kolor, celana panjang pokoknya harus kumpul,” ungkapnya.
Setelah selesai apel,makan pagi,jam 7 sudah mulai latihan. Siangnya istirahat, pelatihnya tidak mau tahu anak asuhnya tidur siang atau tidak. Pada jam 15.00 harus sudah kumpul dan latihan lagi. Menurut Hendra pelatihnya berkata: Saya mempertaruhkan nama negara saya, kalau kalian kalah, saya malu dan negara saya malu. Tetapi kalau kalian menang, saya menang dan negara saya bangga.
Kemenangan Dramatis Lanny Gumulya
Sesaat setelah gema Indonesia Raya senyap, gadis remaja usia 18 tahun itu baru menitikan air matanya. Namanya Lanny Gumulya, gadis manis yang tak percaya bahwa ia baru saja mendapatkan medali emas di nomor loncat indah putri 3 meter di kolam renang Senayan. Airmatanya tak terbendung lagi ketika ia turun dari bangku kejuaraan.
Kemenangan Lanny ini diluar dugaan karena dua atlet Jepang Sakuko Kadokura dan Sakoko Tomoe , lebih diunggulkan dan difavoritkan sebagai juara. Pada loncatan pertama Lanny hanya meraih angka 8.40, sementara Sakoko meriah 9,12, dan Kayoko 8,32. Pada loncatan kedua Sakoko meraih 10.03 dan Lanny 9.44.
Situasi berbalik pada loncatan ketiga penonton di stadion renang Senayan bersorak, ketika Lanny dengan wajah tenang disambut air dan meraih nilai 12,54, sementara Sakoko 10.26. Seterusnya Lanny unggul hinga loncatan ke delapan dan meraih nilai total 111, 12 unggul di atas Sakoko 107.45 dan Kayoko 96,50.
Anak Banyumas Bernama Sarengat
Sprinter Mohammad Sarengat menyumbangkan dua medali emas dalam cabang lari 100 meter dan lari gawang 110 meter serta perunggu di nomor 200 meter. Selain menjadi pelari tercepat di Asia, dia memecahkan rekor Asia untuk lari gawang 110 meter dengan waktu 14,4 detik dan lari 100 meter dengan 10,5 detik, mematahkan rekor sprinter Pakistan, Abdul Khalik, dengan 10,6 detik pada Asian Games II di Manila, Filipina.