Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kota Minyak Balikpapan Awal 1950-an Menurut Reportase Dua Orang Jurnalis

24 Maret 2016   21:29 Diperbarui: 26 Maret 2016   16:18 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*1939  1.680.000 kg/ ton

*1945  17.000.000kg /ton

*1950 840.000  kg/ton

Perang  Pasifik menyebabkan banyak sumber minyak mengalami kerusakan atau dalam keadaan yang tak terpelihara.  Di daerah sumber minyak Louise di dekat Samarinda  beratus sumber minyak harus diperbaiki.  Para pekerja harus mengeluarkan barang-barang yang diceburkan tentara Jepang.  Saluran pipa ke penjaringannya di Balikpapan sepanjang 110 km rusak dan sebagian harus diganti.  Saluran pipa ini selesai diperbaiki  pada 1946  dan dapat bekerja.  Kerusakan berat terhadap sumber minyak  juga terjadi Tarakan, bahkan di sini tangka-tangkinya hancur sama sekali.  Pada 1947 jembatan minyak di Tarakan bisa diperbaiki namun hanya bisa menyimpan 60 ribu meter kubik atau hanya setengah dari jumlah sebelum perang.  

 

Pada 1947 dimulai pembangunan tangka baru dan hingga 1951 baru 50 yang selesai.  Gaya penyimpanannya pada 1951  berjumlah sekitar 400.000 meter kubik.  Tetapi tetap tidak sebesar 1.000.000 meter kubik seperti sebelum perang.  Sebagian terbesar dari jembatan  yang rusak digantikan ponton dan sebagian lagi bisa diperbaiki.

Fasilitas pendidikan dibangun untuk anak-anak pekerja, di antaranya sekolah rendah. Terdapat rumah sakit dengan delapan ruangan dan lebih sari 100 tempat tidur.  Terdapat kamar bedah, ruang rongent,laboratorium, apotik dan tempat dokter gigi.  Keluarga para pekerja dilaporkan sudha disuntik cacar,kolera dan tipus.   Bahkan di sekitar sumbe rminyak louise hampir seluruh penduduk disuntik cacar.  Terdapat juga fasilitas olahraga di daerah sumber minyak, untuk tempat berenang, tenis, serta olahraga terbang. 

Reportase   kedua dilakukan  Asa Bafaqih untuk Majalah Merdeka dimuat pada edisi 3 dan 10 September 1951. Pada tulisan  pertama berjudul “Balikpapan Dibanding dengan Dahran”,  wartawan itu membandingkan kawasan Dahran,sumber minyak  di padang pasir  Arab Saudi  dengan Balikpapan.  Dahran dikelola oleh Arabian American Oil Company (Aramco) dengan Balikpapan yang dikelola BPM. Sang wartawan rupanya pernah mengunjungi Dahran  setahun sebelumnya.

1. Balikpapan  pusat administrasi dan penjaringan minyak dari BPM di Kalimantan. Sementara Dahran  pusat kegiatan Aramco.

2. Perumahan yang dibangunkan BPM untuk para pekerjanya sederhana namun mencukupi.  Aramco membangunkan rumah yang semuanya menggunakan Air Conditioning  dan perkakas modern untuk abad ke 20.

3. Alat-alat yang digunakan BPM  untuk mengelola lima puluh telaga sumber minyak (di kawasan Samboja)  yang menghasilkan 20 ton minyak sehari masih menggunakan model awal abad ke 20. Sedangkan Aramco menggunakan alat-alat lebih modern.   Seluruh Kalimantan BPM seharinya menghasilkan 2300 ton minyak sementara Aramco  pada 1951 menghasilkan 10.000 ton per hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun