Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bisnis dan Hijab : “Wirausaha Muslimah Santri” di Kota Bandung 2010-an Menemukan Identitas (Suatu Catatan Awal)

21 Maret 2016   21:04 Diperbarui: 4 April 2017   16:57 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Bandung mempunyai belasan kursus mode dan kuliner untuk ibu  rumah tangga dan remaja. Di antara yang terkenal adalah Mode Vakschool Rio Rita yang terletak di Jalan Kasim 2 dipimpin Ny. Tjia Yoe Ho.  Iklan dari Star Weekly nomor 380 11 April 1953 menyebutkan telah lulus ujian yang diadakan pda 2-4 Februari 1953  sebanyak 85 murid. Di antara nama-nama yang lulus terdapat Euis Rukijah, Siti Fatimah, Tati Kurniawati, Ny. Hadidjah, Sukasih, Ny Abdul Jabar, Nona Nurikah .  Bandung dan kota-kota lain seperti Cimahi, Garut, Tasikmalaya, Sukabumi  juga mempunyai sekolah-sekolah border Singer. Itu sebabnya pada produk busana dari UKM hingga 1970-an ada pengaruh campuran Barat dan Tionghoa.  Setelah lebih banyak  perempuan meningkat periode 1970-an hingga 1990-an kreatifitas pun meningkat.   

 

Pada 2010-an clothing dan distro juga berkembang di Kota Bandung.  Fiki Chikra Satri10, ketua Bandung Creative City Forum mengungkapkan bahwa berkembang pesatnya clothing dan distro  bukan hanya karena menjual pakaian, tetapi buah kreatfitas pelaku usahanya.   Itu sebabnya dalam satu decade bisnis ini maju dan berkembang tanpa bantuan pemerintah dan modal yang nyaris nol.  Pola yang sama ini tampaknya juga terjadi pada UKM busana muslimah bukan hanya menjual pakaian tetapi kratifitasnya.

Jadi sebetulnya wirausaha yang dijalankan para muslimah sebetulnya sudah ada basisnya dalam sejarah perekonomian kota Bandung. Industri tenun dan tekstil sudah ada sejak masa Hindia Belanda.   Begitu juga dengan kuliner terutama pengaruh Belanda dan Tionghoa.   Pengamat kuliner Bondan Winarno menyebutkan Bandung   bukan lagi kota kuliner tetapi trendsetter kuliner di Indonesia.  Kuliner yang berasal dari bandung akan menjadi tren dan diikuti kota lain.  Hanya saja kuliner di Bandung belummelakukan terobosan ke luar negeri.  Media sosial  lebih mempopulerkan kuliner Bandung.  Pada 2013 saja 170 kuliner kerap disebut dalam lalu lintas akun11.

Perempuan bergerak di bidang wirausaha mungkin merupakan jalan tengah bagi  muslimah yang berpendidikan cukup baik,  ingin mempunyai karir, bisa membantu keuangan rumah tangga,  tetapi  di sisi  lain lebih memungkinkan    membagi waktu dengan suami dan anak-anaknya  dengan baik.  Lewat wirausaha tugas rumah tangga dan bisnis ditentukan oleh perempuan itu sendiri.  Lewat dunia wirausaha para muslimah keluar dari lingkungan yang tidak eksklusif,   beradaptasi dengan lingkungan yang lebih plural.

Dengan mengenakan hijab mereka membuktikan bahwa perempuan berbusana muslimah tidak lagi identik dengan kekakuan terhadap agama, seperti citra awal 1980-an, tetapi  mampu beradaptasi dengan perubahan zaman termasuk juga menemukan cara menghadapi era konsumerisme.  Di luar Bandung.  Dian pelangi,   seorang pelopor busana muslimah membuktikan bahwa ketimuran bisa dipadukan dengan tren mode barat dan bukan busana yang kearab-araban seperti dipandang sebagian para pengkritiknya.  Hijab  bergeser menjadi  popular culture dengan adanya hijab hunt, hijab fasion week,  majalah perempuan khusus muslimah berhijab, film, sinetron dan musik dengan artis yang berhijab.

Saya ingat lagu Bimbo awal 1980-an  yang liriknya kurang lebih seperti ini (ketika jilbab masih dilarang di sekolah-sekolah).  Ada sepuluh  Aisyah berbusana muslimah, Ada seratus berbusana muslimah, ada sejuta Aisyah berbusana muslimah.. Mungkin  saat itu Bimbo sudah memprediksi bahwa suatu hari kelak akan banyak  Aisyah berbusana muslimah.  Aisyah sendiri   diceritakan seorang Insinyur yang cerdas.  Kini Hadirnya Aisyah-aisyah menjadi keniscayaan sebagai entrepreneur yang cukup tangguh, serta sejumlah profesional lainnya, Insinyur, dokter, guru, bahkan profesi yang tadinya diperkirakan sulit dilakukan perempuan dengan hijab.

 

Irvan Sjafari

 

                           Tulisan ini berkaitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun