Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saya Tidak Setuju Ridwan Kamil Dicalonkan Menjadi Gubernur DKI Jakarta Maupun Gubernur Jawa Barat

28 Januari 2016   19:35 Diperbarui: 2 Februari 2016   17:31 1903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Persoalannya  calon-calon yang disebut oleh kawan Thomson Cyrus  sebagai “pengembira” itu tidak punya konsep apa pun seperti apa Jakarta   dibangun.   Karena kebanyakan calon yang dimajukan itu berlatar belakang politisi.  Ada kesan  bahwa calon-calon dari politisi (apalagi politisi Senayan) kurang  dipercaya dan membuat tanda tanya besar ada apa dengan kaderisasi partai. Apa hanya bisa menghasilkan pemimpin yang jago bicara   Nah  Kang Emil sudah punya protipe, begitu juga Tri Rismaharini . Persoalannya apakah protipe Kang Emil cocok Jakarta? Saya kira tidak. Begitu juga dengan Tri Rismaharini.  

 

Dari sejarahnya Jakarta itu gabungan kampung besar ( The Big  Village) yang disatukan oleh  Ali Sadikin yang mentransformasi Jakarta  menjadi kota metropolitan.  Hingga 1950-an akhir sebetulnya kota metropolitan dalam arti gaya hidup dan ruang hidup justru Bandung.  Ali Sadikin punya trek dan konsep yang jelas dan juga keras pada kebijakannya.  Sikap inilah yang dibutuhkan oleh Jakarta.  Sampai saat ini menurut saya  yang mendekati Ali  Sadikin  adalah : Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.  Pemimpin yang keras bisa menghadapi kelompok-kelompok informal di Jakarta.  Selain itu kesetiaan warga Jakarta terhadap kotanya  tidak seperti  kesetiaan warga Bandung atau kota seperti Yogyakarta, karena banyak dari mereka pendatang yang kerap pulang kampung.  Mengatur tata kota Jakarta juga lebih sulit karena karakter di bagian utara beda dengan di bagian Selatan.  Demografinya juga beragam.  Belum lagi terlalu banyak kepentingan di Jakarta.   Kota ini jadi strategis dan politis hanya karena dia ibukota. Coba kalau ibukotanya pindah dan Jakarta hanya kota perdagangan.      

 

Saya pribadi tidak suka pada  calon-calon berlatar belakang politisi untuk  memimpin kota : berisik (banyak omong, banyak jargon, dan terlalu banyak hitung-hitungannya).  Kota itu harus dibangun seorang insinyur,  ahli tata kota, ekonom, profesional seperti dokter, seorang budayawan atau militer.  Sampai saat ini kota yang jelas treknya ialah  yang  dibangun  oleh insinyur, seperti  Solo, Surabaya dan Bandung. Paling tidak tata kotanya bagus.  Kalau di tangan ekonom, kehidupan ekonomi warganya baik, di tangan budayawan, kehidupan sosial maju, kalau di tangan militer paling tidak tata tertib ditegakan.  Lain halnya kalau memimpin propinsi seperti Jawa Barat atau menjadi presiden tentu faktor politik penting.   

 

Dari situ saya nggak yakin Kang Emil juga cocok menjadi Gubernur Jawa Barat, karena propinsi ini bukan hanya Bandung.  Jadi menggadang-gadang  Kang Emil  untuk posisi ini juga tidak  terlalu tepat.  Jadi sebenarnya apa maunya  para politisi itu mengusung Kang Emil?  Rasanya saya setuju dengan Thomson Cyrus  targetnya jadi calon presiden  untuk 2019.  Sebab di kelompok Gerindra dan PKS kalau tetap mengusung Prabowo  akan selalu mendapatkan resistensi: lain halnya dengan Kang Emil.  Tetapi kan  untuk menjadi kandidat Presiden  ada faktor momentum dan calon alternatif?  Dan itu tidak harus dari Gubernur DKI Jakarta atau Gubernur Jawa Barat, tetapi juga bisa dari  wali kota. 

 

Tetapi sebelum itu saya menunggu Bandung menjadi kota paling kreatif, warganya paling happy, UKM paling maju, warga yang punya pendidikan tinggi paling banyak dan paling hebring  setidaknya se-Indonesia,  barulah bicara Kang Emil jadi presiden.     Tentunya  tidak tergesa-gesa dan  bukan sekadar memuaskan keinginan para politisi parpol.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun