Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bertemu Kembali Sahabat dari BSB Alang-alang dari Ciawi (Merambah Pamulang)

21 Januari 2016   20:53 Diperbarui: 22 Januari 2016   00:54 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Anak-anak boleh bermain apa yang dibutuhkannya."]

[/caption] 

Berawal dari BSB Alang-alang

Dua dari lima instruktur di KAIT  ini sudah saya kenal  sewaktu mengunjungi   Bermain Sambil Belajar  (BSB) Alang-alang  di kawasan Ciawi hampir empat tahun lalu ( Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jurnalgemini/intip-belajar-sambil-bermain-alang-alang-di-ciawi_550de466813311c72cbc6012 )  dan http://www.kompasiana.com/jurnalgemini/falsafah-burung-hantu-di-bsb-alang-alang-ciawi-bogor_5510dd5b813311573bbc7094). Kedua sahabat saya itu,  Tuti Lestari, 25 tahun bukan lagi siswi SMK  tetapi seorang ibu rumah tangga yang juga menimba ilmu di universitas terbuka, sekaligus instruktur utama.  

Tuti ini bahkan dulu didikan BSB Alang-alang ketika masih kanak-kanak.  Lainnya adalah Nova Agnesha, 29 tahun yang saya kenal juga di Ciawi, Bogor.  Ibu rumah tangga  ini juga menimba ilmu di jurusan komunikasi sambal menjadi instruktur.  Dia punya cita-cita tak ingin perempuan di daerahnya (dipaksa) menikah muda, pendidikannya terbengkalai hingga menyadari soal  kesehatan reproduksi.  Selain di Pamulang dan KAIT di Ciawi, Nova juga mempelopori sebuah lembaga pendidikan di kampungnya untuk menyiapkan anak-anak agar menjadi SDM yang cakap di berbagai bidang, di antaranya wisata.  Apalagi Disneyland dikabarkan akan didirikan di daerah Lido.  “Saya tidak ingin anak muda kampung kami hanya menjadi tukang sapu atau menjadi tukang ojek,” katanya.     

Alang-alang kini sudah merambah.  Anak-anak yang dididik di lembaga ini  merupakan salah satu contoh masyarakat madani.  Sewaktu  saya berkunjung ke BSB Alang-alang di Ciawi, saya diajak melihat aktifitas sosial memberi makan lansia  yang terlantar di rumah gubuk  oleh para remaja.  Nah anak-anak di sini diajar  mengetuk rumah tetangga  menawarkan kue yang mereka buat bersama (tentunya dibawah bimbingan)  dalam program cooking.  Inilah  lembaga pendidikan yang mengajak anak bermain sambal belajar  sekaligus  menanamkan ahlak.

Saya tidak tahu  bisa berkata apa kalau ada anak kecil –di kompleks perumahan di  Jakarta  (dan sekitarnya)  kerap tidak mengenal tetangganya- tiba-tiba mengetuk rumah dan menawarkan:  “Om, mau kue yang saya buat?” Sambil memperlihatkan wajahnya yang polos.

Irvan Sjafari  (bersama anak-anak PKL SMK Link and Match,  Ogi Shonya Tiara, Riko Septian, Dafa Nugraha)   

Foto-foto dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun