Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

(Review) “The Hunger Games: Mockingjay Part 2”: Akhir Perang Melawan Tiran dan Propaganda Media

22 November 2015   13:40 Diperbarui: 24 November 2015   21:50 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

“Dia harus menatap mataku ketika aku membunuhnya!”  Demikian  cetus Katniss Everdeen (Jennifer Larence) mengungkapkan kebenciannya  yang meluap-luap kepada Presiden Snow, penguasa lalim Capitol.  Dengan kematian ditaktor itu menurut Katniss  tak ada lagi game yang mengharuskan sepasang remaja dari 12 distrik  saling membunuh yang disiarkan secara langsung televisi sebagai hiburan warga Capitol. Tak ada lagi siaran propaganda di televisi yang membodohi rakyat  Amerika.

 

The Hunger Games: Mockingjay Part 2 adalah  sekuel pamungkas dari  The Hunger Games  yang diadaptasi dari novel Suzanne Collins dengan judul yang sama.  Dalam sekuel terakhir ini Katniss Everdeen  bergabung dengan pasukan pemberontak  yang dipimpin Presiden Alma Coin (Julliane Moore)  tandingan dari distrik ke 13 yang dianggap hilang, tetapi sebenarnya bergerak  bawah tanah.  Perang saudara yang dahsyat meluluh lantakan setiap distrik yang melawan Capitol.

 

Sebagai simbol pemberontakan, Katniss mendapatkan gelar Mockingjay  tidak saja mempertaruhkan nyawanya, tetapi juga orang-orang yang disayanginya. Di antarnya Peeta Mellark (Josh Hutcherson) tertawan pasukan pemberontak ternyata dipengaruhi oleh Capitol untuk program membunuhnya.  Dalam sekuel  keempat ini cerita bermula dari pertempuran merebut distrik 2, distrik loyalis dan benteng terakhir Capitol.  

 

Ada adegan yang saya suka   dalam perebutan Distrik 2 ini, sebuah adegan yang mencekam  di depan terowongan kereta, ketika Katniss disandera seorang milisi Distrik 2.  Katniss dengan tenang berkata: “Kalau kau ingin membunuhku silahkan! Aku mati bukan sebagai  budak Snow!” Kira-kira demikian. Si Milisi terdiam. “Aku juga bukan!”  Bagi saya milisi itu berperang bukan untuk  tiran  Snow tetapi untuk distriknya. Katniss sempat guncang ketika pemberontak rtega membom bungker yang bias membunuh warga sipil di Distrik 2 yang belum tentu setuju dengan kebijakan Snow.

 

Cerita terus bergulir. Katniss ikut tim penyusup ke Ibukota Capitol dipimpin oleh Boggs (Mahershala Ali), dengan sejumlah kawan Katniss seperti Gale (Liam Hemsworth, Finnick (Sam Clafin), Commander Paylor, Commander  Lyme, juga Peeta.  Dalam perjalanan menuju Capitol Katniss dan kawannya harus menempuh berbagai block ibarat permainan game dengan jebakan maut, mulai dari banjir minyak pekat, ladang dan mahluk mutant.  Adegan perjalanan ini begitu menengangkan  dan membuat saya tak bernafas.  Sebagian kawan-kawan Katniss berguguran. Dalam perjalanan mereka menyaksikan kisah perjalanan mereka dimainkan menjadi propaganda oleh kedua belah pihak melalui televisi virtual. Begitu juga janji-janji kedua belah pihak.  Misalnya saja Presiden  Snow tiba-tiba saja menjanjikan pemilu bebas membuat saya tersentak, oh begitu ya kalau ditaktor sedang terdesak.

 

[caption caption="Jennifer Lawarence dalam The Hunger Games : Mockingjay 2 "]

[/caption]

 

 

Adegan jatuhnya Capitol adalah adegan yang paling seram dan kejam.   Ketika Katniss ikut terjebak dengan arus pengungsi ibukota memasuki puri kepresidenan mengingatkan saya pada jatuhnya kota dalam berbagai perang di dunia.  Persis di depan pintu gerbang puri ketika terjadi serangan dari pemberontak, bom jatuh. Katniss  kehilangan Prim, adiknya  yang menjadi anggota palang merah di depan matanya.  Namun bagi saya mengenaskan ialah teriakan seorang anak perempuan kecil “Mommy!”  Perang memang kejam, tetapi perang yang paling kejam adalah perang saudara.

 

[caption caption="Adegan dalam Mockingjay 2"]

[/caption]

 

 

[caption caption="Adegan dalam Mockingjay 2 Part-2"]

[/caption]

 

 

 

Pertanyaannya apakah revolusi begitu saja menyelesaikan masalah? Apakah dengan kematian Snow ke 12 distrik hidup dengan damai  atau justru muncul tiran baru.  The Hunger Games: Mockingjay Part 2  memberikan pelajaran tentang teori konspirasi, machiavelisme dan betapa berbahayanya media massa (terutama televisi)  untuk membiaskan fakta bahkan memanipulasinya, menciptakan hipperrealitas bahkan membuat realita palsu. Media mampu menciptakan kecintaan tetapi juga kebencian secara massal sekaligus.    

 

Bagi saya  sekuel terakhir ini  mempunyai dua sisi yang menarik.  Pertama sekalipun film ini fiksi tentang dunia masa depan, tetapi ada pesan yang masih relevan dengan politik global sekarang. Misalnya siapa yang menjamin kejadian di berbagai tempat di Timur  Tengah benar seperti yang diberitakan televisi?  Tidak usah jauh-jauh di luar negeri beberapa  isu  politik di dalam negeri ini saja antara stasiun televisi yang satu dengan televisi lain berbeda-beda.  

 

 Kedua, Katnis Everdeen  sosok perempuan mandiri, kombatan perempuan yang tidak menunggu diselamatkan “pangeran” bahkan dia yang menyelamatkan “pangerannya”. Mungkin karena diangkat dari novel yang penulisnya perempuan nafas feminis  terasa.  Bahkan dalam film ini bukan hanya laki-laki yang bisa berbuat zhalim, tetapi juga perempuan bisa punya potensi sama.

 

Dari departemen kasting  hampir semua karakter bermain baik, sinematografi juga bagus dengan segala efeknya. Tetapi paling acungan jempol untuk Julianne Moore.   Saya tidak menyesal memilih The Hunger Games : Mockingjay Part 2 untuk film asing yang saya tonton untuk November ini  dan memilih tidak menonton Spectre. Oh, ya ini bukan film yang  ramah untuk ditonton anak-anak dan kalau pun mengajak harap didampingi.

 

 

Judul   Film                 :  The Hunger Games : Mockingjay Part 2

Sutradara                     :  Francis Lawrence

Bintang                       :  Jennifer Lawrence, Josh Hutcherson. Liam Hemsworth, Donald Sutherland, Julliane Moore, Sam Clafin, Willow Shield, Mahershala Ali\

Rated                          :  ***

 

Irvan Sjafari

 

Sumber Foto:

Main Foto :  http://img04.deviantart.net/5bd4/i/2015/209/e/9/the_hunger_games___mockingjay_part_2_by_panchecco-d937i5j.png

Adegan dalam Mocking Jay (kredit http://variety.com/), http://assets.nydailynews.com/ http://www.flickeringmyth.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun