Berbeda dengan sejumlah artikel berdasarkan oral history, cerita Kutil ini tampaknya disadur penulis dari skripsi Laela Khikmiyah “Kutil: Tokoh Lokal dalam Revolusi Sosial di Tegal tahun 1945-1946”, Skripsi program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang 2007.
Gaya yang sama tampak di artikel “Dua Hati Mengikat Janji, Kepala Kekasih Disembelih” tentang kematian penyair Amir Hamzah dan pembunuhan atas sejumlah bangsawan Melayu di Sumatera Timur dari sudut pandang Ilik Soendari, bangsawan Surakarta yang pernah menajdi kekasih penyair itu. Ceritanya juga mengerikan bukan saja kematian Amir Hamzah tetapi juga perkosaan dua puteri Sultan Langkat yang dilakukan Usman Parinduri dan Marwan yang disebutkan sebagai pemuda komunis (halaman 41). Saya mencek ke sumber lain seperti buku Indonesianis dari Australia, Anthony Reid dan Staf Pengajar Ilmu Sejarah Universitas Sumatera Utara, Wara Sinuhaji “Patologi Sebuah Revolusi: Catatan Anthony Reid soal Revolusi Sosial di Sumatera Timur, 1946” (2010) membenarkan hal itu. Hampir seluruh artikel yang saya temukan di Google tentang kejadian di Langkat mengacu di sumber ini. Sayangnya penulis tidak mencantumkan sumber-sumber ini. Mungkin mereka punya sumber lain.
Pembunuhan Oto Iskandar Di Nata Didalangi PKI?
Yang menarik bagi saya pribadi adalah pembunuhan terhadap pahlawan Jawa Barat Oto Iskandar Di Nata dalam artikel “Jasad Oto Dilarung. Setelah Kepalanya Dipenggal.” Dalam artikel itu disebutkan dalang pembunuhan ini Usman, seorang tokoh komunis melalui seorang bernama Mujitaba. Tokoh bernama Mujitaba ini menurut saksi mata memenggal kepala seorang laki-laki (yang kemudian disebutkan sebagai Oto) di Pantai Ketapang, Mauk dan jasadnya dihanyutkan ke laut.
Hal ini temuan baru bagi saya bahwa dalang pembunuhan Oto adalah PKI Ubel-ubel Hitam (versi lain Laskar Hitam). Berarti Mudjitaba adalah orang PKI. Kebetulan saya baru menemukan berita di Pikiran Rakjat 1 September 1958 tentang “Sidang Pembunuhan Oto”. Disebutkan pengadilan Negeri Istimewa Jakarta Raya menghadirkan terdakwa, seorang polisi bernama Mudjitaba, 40 tahun (berarti ia masih 20 tahunan ketika membunuh Oto). Cerita tentang pengadilan Oto berdasarkan temuan saya akan saya ungkap dalam tulisan lain. Tetapi untuk artikel ini tempaknya kedua penulis mengambil dari buku IIp. D.Yahya.
Laskar Hitam atau Ubel-ubel Hitam ini terkait dengan gerakan Ahmad Khairun yang membentuk Badan Direktorium Dewan Pusat melakukan kudeta terhadap Bupati Tangerang Agus Padmanegara pada Oktober 1945. Dewan ini yang membentuk Laskar Hitam. Keberadaan lascar hitam ini pernah disinggung Robert Cribb, juga indonesianis dari Australia dan Kemal Idris.
Periode 1950-an Minim
Untuk periode 1945 hingga 1948 dan 1960-1965 data yang disajikan buku ini lengkap. Namun karena penulisan buku ini seperti dibatasi waktu, periode 1950-1960 terlewat. Mungkin untuk menemukan konflik PKI dengan elemen kelompok Islam dan nasionalis membutuhkan kajian yang lama. Setahu saya ada peristiwa yang dilakukan seorang lurah beralifiasi dengan PKI bernama Otong Natamihardja , di kawasan Tasikmalaya diduga membunuh 41 orang lawan politiknya (Pikiran Rakjat, 19 Agustus 1958).
Mungkin penulis tidak ingin menjadikan buku sebagai buku sejarah yang ilmiah lengkap membuat peristiwa-peristiwa antara 1960-1965 tidak dicrosscheck dengan berita surat kabar, kecuali beberapa surat kabar yang terbit pada 30 September 1965 dan 2 Oktober 1965. Begitu juga periode 1945-1948 sekali pun mencari sumber lain butuh ketekunan dan waktu lama.