Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bandung 1958 (9): Dari El Dolores, Pelawak Us-Us, Band Saptawati dan Gemerlap Hiburan Balai Pertemuan Bumi Sangkuriang

13 November 2015   17:29 Diperbarui: 13 November 2015   21:59 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung  1958  (9) Debut dari El Dolores (Los Morenos awal),  Pelawak Us-Us, Band Saptawati dan Gemerlap Hiburan Balai Pertemuan Bumi Sangkuriang

[caption caption="Formasi Los Morenos. Awalnya bernama el Dolores (Combo) pada 1950-an akhir. Kredit foto (youtube)"][/caption]Lobi Hotel Homann, Kota Bandung  pada 5 Juli malam sesak dengan sekitar seribu pengunjung yang menghadiri malam hiburan Blitz Night.  Pertunjukkan utamanya adalah magnetiseur (Bahasa Prancis untuk ahli hipnotis) Soetrisno Hardjo Pringgodigdo yang membuat  para penonton termasuk Panglima Siliwangi Kolonel Kosasih, Direktur Homann  Sadak, Oya Sumantri,  Wali Kota Bandung R. Priyatna Kusumah, serta Rosihan Anwar. Acara  ini  memang diselenggarakan oleh Persatuan wartawan Indonesia untuk membangun sebuah gedung wartawan di Kota Bandung. 

Di tengah acara ada juga bincang-bincang dengan pemain bulutangkis asal Bandung Tan Yoe Hok yang namanya sedang bersinar  waktu itu. Tanya jawab dipandu  Master of Ceremony  Yoe Noeswinoto dan Rusman Saleh. Di antara para pengisi hiburan terdapat bintang lain yang  juga bersinar. Mereka adalah pelawak Us Us dan grup Band berirama Latin  El Dolores Combo. Suasana Latin semakin lengkap dengan pertunjukkan tarian Spanyol.   

Dalam malam Blitz Night  ini juga dipertandingkan  ratu, bintang dan dewi  yang semuanya sebetulnya mirip bintang masa itu. Disebutkan Ny. S. A Prawirakusumah  menang menjadi ratu karena mirip Mieke Widjaja, Ny. M. Suwarma mirip dengan  Nun Zairina untuk kategori bintang dan  Ny.A.K. Pohan  mirip Tuty Suprapto  untuk kategori Dewi. Para pemenang mendapatkan hadiah alat-alat kecantikan dari Vita Derm (berlokasi di Dipati Ukur), bahan pakaian dari seorang penguasaha bernama TB Drajat dan bingkisan dari Pabrik Limun Brantas (berlokasi di Jalan Oto Iskandar Di Nata)  Pertunjukkan ini menghasilkan dana Rp30.000.

Pelawak Us Us  (kelak dikenal dengan D’Bodors)  pada waktu itu masih berusia  19 tahun mampu membuat para hadirin terpingkal-pingkal.   Pelawak bernama asli Ahmad Yusuf ini waktu itu  berduet dengan Sam.  Sementara El Dolores Combo dipimpin oleh Rudi Rusady  sudah berdiri pada 1957. Juli 1958  El Dolores banyak mendapatkan pekerjaan antara lain tampil di hotel yang sama pada 12 Juli 1958 untuk acara yang diselenggarakan para mahasiswa dan Retaurant Merdeka Sidanglaya pada 18 Juli 1958. Dalam dua penampilannya El Dolores juga bersama Us Us dan Sam.

Penampilan bersama El Dolores, Us us dan Sam juga di Hotel Homann pada 29-30 Agustus 1958 dalam pertunjukkan yang disebut 3G (Gema, Gelak dan Gaya).  Yang dimaksud Gema ialah penampilan para penyanyi selain El Dolores, juga Theresa, Zacky, Mustafa serta Bing Slamet, serta Sam Saimun. Ada juga pertunjukan band asal Minang Orkes Gumarang yang waktu itu juga mulai jadi debutan. Pada pertunjukkan Gelak juga menampilkan Bing Slamet bersama Atmonadi, serta Us Us.  Pertunjukkan gaya antara lan Tari Serampang Dua Belas. Di tengah pertunjukkan para hadirin  terpukau dengan wawancara dengan  jago balap sepeda Bandung Munaip Saleh. Hadir dalam acara ini Menteri sosial Muljadi Djojo Martono.

Band  El Dolores  ini  tidak hanya  jago kandang. Penonton di Garden Hall, Cikini, Jakarta pada perayaan 17 agustus 1958  dibuat berjingkrak-jingkrak.  Pikiran Rakjat  edisi 20 Agustus 1958 melaporkan bahwa bocah-bocah Bandung  bikin edan pengunjung dan membuat berpuluh kursi menajdi ringsek.  Pada pertunjukkan  Garden Hall  ini  El Dolores mengisi acara pasar amal bersama  bintang Asrama dara, Nun Zairina, Fifi Young, Chitra Dewi, Aminah Tjendrakasih. Kelak publik mengenal El Dolores ini sebagai Los Morenos pada 1960-an.

Debutan baru juga muncul dari pertunjukkan di pertunjukkan  3G Hotel Homann akhir Agustus 1958 ini, yaitu Band Saptawati yang dipimpin Kartini Kariadi, putra seorang dokter yang gugur dalam pertempuran lima hari di Semarang. Band  ini  adalah band  yang personelnya perempuan semua yang pertama di Indonesia.  Disebut Saptawati karena semua personelnya tujuh orang  sebagian adalah para mahasiswi Unpad, ITB dan IKIP. Adik Kartini, Meity  memainkan alat musik bass, kelak dikenal sebagai seorang guru besar FK Unpad Sri Hartini.   

Band lain yang muncul ialah Penta Nada pimpnan Donny Saleh Juara Hiburan Jawa Barat yang menggelar pertunjukan di Grand Hotel Preanger pada  27 Agustus 1958.  pada berikutnya  diikuti band-band lain.  Kemunculan band-band  ini mengawali sejarah  baru di Kota Bandung.  Para personel band ini datang dari mereka yang punya latar belakang pendidikan  yang baik.   Kelak sejarah mencatat kota ini menjadi kota musik  yang paling kreatif. 

Warga Bandung Semakin Mania Nonton Bioskop

Sekali pun harga kebutuhan pokok mengalami peningkatan, kebutuhan warga Bandung untuk hiburan tidak otomatis mengalami penurunan. Pihak  Kotapraja  Bandung mengumumkan bahwa pada semester pertama 1958  untuk pajak tontonan, pihaknya sudah  meraup Rp4.152.000 dan ditargetkan pada akhir tahun mencapai Rp7juta. Sementara untuk cukai minuman keras  semester pertama 1958 meraup Rp4300 dan diperkirakan melewati Rp5000 pada akhir 1958.

Minuman keras import seperti whisky, brandy, bols, rum, brande wijn, vermouth, champagne, port- cherry bisa dibeli di Toko Tabaksplant NV di  kawasan Braga nomor 39 A.  Sekalipun sebagian demi sebagian orang  Eropa konsumen minuman beralkohol ini sudah dipulangkan, namun bisnis  ini  tetap hidup.

Kegilaan menonton bioskop ini  dimanfaatkan oleh berapa lembaga untuk mencari dana untuk kegiatan amal. Beberapa pertunjukkan  dikaitkan dengan perayaan kemerdekaan. Kaum Ibu Indonesia Susila dan Bayi Sehat  menawarkan hiburan dengan memutar film Latin Lovers dibintangi lana Turner dan Invitation to The Dance  yang dibintangi Grace Kelly, dua film  musical pada Rabu 20 Agustus 1958 dan 21 Agustus 1958  di Texas masing-masing pukul 15.30.  

Lainnya adalah  Panitya Aksi Pemberantasan Buta Huruf  memutar film The Racers (rilis 1955 sebetulnya) dibintangi Kirk Douglas di  di Radio City, Kamis 21 Agustus 1958.  Kirk Douglas waktu itu merupakan salah satu bintang Hollywood papan atas masa itu.  Film lain yang dibintanginya yang diputar di bioskop Bandung adalah film western,  Gun Fight  At The OK Coral.  Bioskop tidak hanya memutar film cerita tetapi juga  kampanye pemerintah.  Misalnya film  documenter  “Operasi 17 Agustus  di Sumatera Barat” produksi Kementerian  Penerangan  disajikan dalam dua hari pada pertengahan Agustus 1958 di Varia dan Texas.         

[caption caption="Adegan Gun Fight At OK Coral. Salah satu film yang diputar di Bandung pada Agustus 1958 (kredit foto www.telegraph.co.uk)"]

[/caption]

Perayaan Kemerdekaan  di Balai Bumi Sangkuriang

Menyambut proklamasi sejumlah acara bersifat hiburan  diselenggarakan di sejumlah tempat. Kota Bandung mempunyai tempat hiburan baru, yang disebut  Balai Pertemuan Sangkuriang.  Gedung ini   merupakan salah satu tempat pertunjukkan musik dan film kelas atas, tetapi tidak secara berkala.   Ceritanya setelah kemerdekaan Indonesia, Gedung Concordia yang digunakan dalam Konferensi Asia Afrika  pada 1955 diubah dengan nama Gedung Merdeka. Pemerintah pun kemudian melakukan tukar guling tempat dan memberikan sebuah lahan kebun karet seluas 2,6 hektar di kawasan Ciumbuleuit. 

Di atas lahan inilah kemudian dibangun tempat baru untuk Societeit Concordia pada 1957. Gedung unik ini adalah karya arsitektur Ir. Gmeilig Meyling dan dibangun oleh NV de Concurent Bandung. Setahun kemudian  Societetit Concordia berubah nama menjadi Country Club Concordia. Sampai akhirnya, agar lebih bercita rasa Indonesia, atas usul Soekarno, diubah lagi menjadi Balai Pertemuan Bumi Sangkuriang.

Acara hiburan  bervariasi antara pertunjukkan musik dan film yang digelar di Balai Pertemuan Sangkuriang pada Agustus 1958, antara lain.

14/8  diputar film Colditz Story  dibintangi John Mills dan Eric Portman. 

16/8   acara hiburan malam minggu  Ensemble Karamoy 

 17/8  Pait Musical   Ensemble Karamoy

19/8   Film Anak-anak

21/8     Pertunjukkan film White Orchid dibintangi  William Lundingan 

22/8    Malam Kesenian

23/8    Hiburan malam minggu   Ensemble Karamoy

28/8    Pertunjukkan Film Sentimental Journey  (rilis 1946) oleh Maureen O Hara dan John Pain

31/8   Film kanak-kanak Kartoon Festival

Disebutkan pertunjukkan film anak-anak dimulai pukul 18.00 dan orang dewasa pukul 20.30.  Hibruan malam minggu biasanya dimulai pukul 21.00 dan berakhir jam satu dini hari.  Sementara  sajian pait musical bisa dimikmati dari pukul 12.00 hingga pukul 15.00

[caption caption="Balai Bumi Sangkuriang 1957 (kredit foto www.bumisangkuriang.com)"]

[/caption]Selain di Balai Pertemuan Sangkuriang, kemeriahan  peringatan proklamasi pada 17 Agustus 1958  juga terasa di pemandian Karang Setra.   Pada 16 Agustus 1958  pengunjung Karang Setra menikmati  hiburan Keroncong dan Orkes Melayu.  Pengunjung  juga bisa mengikuti perlombaan lempar tempolong, bioskop terbuka dan musik lapangan.  Keesokan harinya  diadakan perlombaan berhadiah seperti  memancing ikan, naik perahu, berjalan di air sambilmembawa kelereng hingga berenang sambal memasukan benang ke jarum khusus untuk wanita.

Pertunjukkan tradisional di Kota Bandung  mendapat tempat  dalam  Perayaan 17 agustus 1958, misalnya kegiatan yang diadakan oleh  perusahaan Gas Bandung berupa Wayang Golek  dengan dalang Parta Suwada dan pesinden Titim Fatimah.  Sementara Upit Sarimanah  mengisi acara di gedung Bioskop Siliwangi di Astana Anyar pada 16 Agustus 1958.   

Gedung Panti Budaya menjadi tempat pameran Anggrek  pada 15 Agustus 1958.  Seminggu kemudian di gedung itu digelar  eksebisi bulutangkis yang melibatkan Tan Yoe Hok, Ferry  Souneville dan Eddy Yusuf.  Harga karcisnya Rp25 untuk umum dan Rp15 untuk anggota PBSI.  Uniknya duel Tan Yoe Hok versus Ferry Souneville berlangsung seri  16-17 dan  15-6. 

Kemeriahan peringatan  hari kemerdekaan 17 Agustus 1958 juga diadakan di kawasan  Lembang berupa pertandingan sepakbola,  pertandingan bulutangkis, Tarik tambang, balap karang dan balap kuda dengan colok  ember.  Kegiatan ini dilaksanakan pada 15-17 Agustus 1958.  Kegiatan hiburan seperti keorncong Kelana Muda, Keroncong Gelora Masa, Wayang Golek diadakan malam hari dan ditutup dengan sebuah resepsi di Grand Hotel Lembang.

Kegiatan hiburan lain yang diadakan di Kota Bandung ialah pergelaran Malam Kesenian Hongaria di Hotel Homann pada 29  Agustus 1958, malam hari. Penonton  tidak saja menikmati tarian dan lagu  rakyat Hongaria, tetapi juga bisa menikmati hidangan khas Hongaria seperti Gpulash Soup dan minuman Okaj Wine.   Bandung hingga 1958 merupakan kota cosmopolitan  Indonesia yang menakjubkan  untuk ukuran masa itu.  

 

Irvan Sjafari

Sumber:

Pikiran Rakjat  7 Juli 1958,  16 Juli 1958, 21 Juli 1958, 23 Juli 1958, 26 Juli 1958, 31 Juli 1958, 15 Agustus 1958, 16 Agustus 1958,  18 Agustus 1958, 2 September 1958  dan 5 Juni 2011

Sekrie, Denny, 100 Tahun Musik Indonesia,  Jakarta: Gagas Media, 2015.

http://rezamuhamad.blogspot.co.id/2011/10/los-morenos-kenangan-manis-musik-latin.html  diakses pada 12 November 2015.

http://wa-iki.blogspot.co.id/2010/09/meneropong-sejarah-bumi-sangkuriang.htm  diakses pada 12 November 1958

Foto:

Los Morenos (awalnya El Dolores)  Kredit Foto : youtube.

Adegan Gun Fight OK Coral (kredit foto www.telegraph co.uk)                                                                  

Bumi Sangkuriang 1957 (kredit Foto www.bumisangkuriang.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun