Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(Pahlawan) Untung Surapati, Kisah Hidupnya bak Cerita Silat

10 November 2015   23:00 Diperbarui: 4 April 2017   16:24 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berapa  hari  ini saya menugaskan  anak magang dari sebuah SMK Multimedia  di kantor untuk mewawancarai kawan-kawan sebayanya, satu orang cowok dan satu orang cewek: siapa pahlawan idolamu?  Rata-rata mereka yang cowok menjawab Sukarno dan yang cewek menjawab Kartini.   Sukarno dipandang berjasa sebagai proklamator dan Presiden pertama, kalau Kartini meletakan dasar emansipasi.  Kira-kira seperti itu.

Jadi saya ingat sewaktu saya masih remaja sekitar umur 17 tahun, saya pernah diajukan pertanyaan yang sama  oleh guru sejarah saya, oleh kakak kelas saya di  kegiatan  Palang Merah Remaja, bahkan oleh ayah (almarhum)  siapa pahlawan idola kamu?  Saya menjawab Untung Surapati (ada yang menulis Untung Suropati).  Jawaban itu saya pertahankan terus hingga waktu kuliah, bahkan mungkin sampai sekarang –ketika saya semakin kritis mempertimbangkan seorang tokoh layak jadi pahlawan atau tidak-Untung Surapati tetap termasuk pada urutan atas.

Alasannya? Untung Surapati adalah inspirasi, karena dia dari bukan siapa-siapa menjadi  orang yang paling diperhitungkan oleh VOC dan Mataram untuk kurun waktu 1680-an hingga gugurnya dia pada 1706.  Siapa sih dia awalnya, ketika bernamaUntung,  hanya budak dari Bali yang dipelihara borjuis Belanda bernama Moore untuk mengasuh putrinya Suzanne di Batavia.  Tidak terlalu jelas umur berapa dipelihara, ada menyebut tujuh tahun.   Bak cerita romantis, ketika remaja  keduanya saling jatuh cinta dan pada masa itu cinta antar ras dan antar strata sosial terlarang.  Untung  berani mendobrak  hal itu.

Dia ditangkap dan akhirnya memberontak seperti Sang Spartacus, pemimpin para budak  melawan Romawi.  Pengikutnya adalah para narapidana dari penjara yang didobraknya dan para budak-budak.  Perlawanan Untung  adalah perjuangan harga diri dan martabat kemanusiaan pada periode awal, bukan perjuangan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan.  Dia melawan  bullying, diskriminasi,  penindasan,  eksplotasi manusia atas manusia   pada masa itu.  Diceritakan dia belajar silat dari berbagai guru.   Bandingkan dengan Sultan Agung (Mataram),  Sultan Ageng (Banten), Trunajaya (Madura), Sultan Hassanudin  datang dari kalangan bangsawan dan istana.                                            

Kekuatan Surapati makin besar dan dia menjadi geriliyawan yang bisa menimbulkan gangguan stabilitas di Batavia, yang masa itu juga diganggu geriliyawan Banten Pangeran Purbaya.  J.Ruys, seorang perwira militer VOC menawarkannya kerjasama dan pangkat Letnan.  Akhirnya Untung bisa dibujuk karena merasa martabatnya dipulihkan. Tugas  pertama Untung adalah mendekati Pangeran Purbaya agar menyerah dan tidak mengganggu VOC.  Tugas ini berhasil diselesaikannya.  Sayangnya  justru bawahannya Vaandrig (pembantu letnan) Kuffeler  memaksa Purbaya menyerahkan kerisnya yang justru menjadi simbol martabat dan harga diri  orang Banten dan Orang Jawa masa itu.  Sebagai orang kulit putih Kuffeler merasa lebih tinggi dan itu kesalahan fatal.  Akibatnya negosiasi yang susah payah dirancang oleh Ruys berantakan,  VOC kehilangan Purbaya mau pun Surapati.  Sejak itu Surapati menjadi lawan  VOC  yang paling berbahaya. Untung kembali membela martabat pribumi yang direndahkan orang kulit putih.

Untung dan pengikutnya mengembara ke timur bak cerita silat, mulanya dia singgah di Cirebon, dia terlibat konflik dengan Raden Surapati,anak angkat Sultan.  Karena Untung benar,  Raden itu ditangkap dan gelar Surapati diberikan padanya.   Bak cerita roman Untung  Surapati mendapatkan kekasih baru bernama Raden Ayu Gusik Kusuma.   Ceritanya Untung Surapati mengantarkan gadis itu ke ayahnya dan hubungan mereka direstui.  Surapati dan pasukannya diterimabaik oleh Sunan Amangkurat II.

Mendengar buronannya ada di Kertasura,  VOC mengirim satu pasukan dipimpin Kapten Fracois Tack untuk menangkapnya.  Pasukan VOC itu justru masuk perangkap dan dalam satu pertempuran pada Februari 1686  Tack dan sekitar  60-80 tentaranya tewas (terjadi perbedaan sumber).  Surapati dan isterinya Gusik Kusuma, beberapa perwira Mataram  serta pasukannya menyingkir ke Pasuruan. 

Pada periode ini saya menafsirkan Surapati sebagai orang yang  lebih suka menyingkir ke arah yang lebih baik (hijrah)  dan  hidup damai.  Sejak  itu Pasuruan menerima siapa pun dari  Mataram  atau dari tempat yang lain yang lari dari VOC untuk minta suaka politik.   Saya menafsirkan Untung Surapati membentuk negara merdeka pertama  dengan kekuatan sendiri dari hegemoni bangsa Barat. Sampai 1706  Pasuruan menjadi negara merdeka yang unik  (sayang  saya tidak menemukan sumber bagaimana caranya memerintah dan bagaimana kehidupan sosial, politik dan ekonomi Pasuruan di bawah Untung Surapati).  Yang menarik  berdasarkan literatur yang saya baca Pasuruan menampung berbagai etnik Nusantara,  bukan hanya Jawa, tetapi Bali, Melayu,Bugis dan Sumbawa. Boleh dibilang  Pasuruan adalah negara merdeka plural pertama  tanpa dominasi etnik tertentu. Perlawanan mereka adalah perlawanan “Indonesia”  pertama pada masanya.    

Pada 1703  Amangkurat II wafat dan putra mahkotanya Amangkurat III tidak disukai bangsawan lain.  Pangeran Puger dengan dukungan VOC kemudian mengusirnya.  Amangkurat III bergabung dengan Surapati.  VOC dan Mataram memutuskan untuk menghabisi para oposisi ini pada 1706.  Surapati gugur di  Bangil, benteng pertama sebelum Pasuruan.  Namun baru pada 1707 Pasuruan berhasil direbut. 

Bak cerita silat sekuel Surapati belum berakhir.  Para keturunannya dari Raden Gusik dan sisa pengikutnya mendirikan  basis  daerah merdeka baru di  Malang.  Kawasan  itu kembali menjadi daerah bagi para pelarian dan baru bisa direbut pada 1767.  Selama 1707-1767  masih ada sejumlah pemberontakan di Jawa dan tokoh-tokohnya berhubungan dengan orang-orang  di  Malang ini. Ada sumber menyebut sebagian keturunannya tertangkap dan dibuang  ke Srilanka bersama Amangkurat III.  Setelah menaklukan Malang,  daerah merdeka terakhir di tanah Jawa adalah Blambangan yang baru bisa direbut VOC pada 1777.  Selama kurun waktu 1767-1777  perlawanan terhadap VOC dilakukan para pejuang multi etnik (walau didominasi Bali).    

Hal yang menarik lainnya ialah Untung Surapati menjadi inspirasi karya sastra  misalnya Abdul Muis dan seorang penulis berkebangsaan Belanda dengan nama samara Melati van Java.  Ini karena kompleksitas  kehidupannya, mulai dari kisah cinta, hubungan antar sahabat, keksatriaan hingga petualangannya.  Disebutkan ada anak dari  Suzanne bernama Robert.   Sayang sulit menemukan fakta sejarah selain dari roman siapa sosok Robert dan bagaimana  biografinya.  Namun apa pun itu  Untung Surapati adalah inspirasi (berbagai sumber).

         

Irvan Sjafari    

Foto : Patung Untung Surapati  (www.civitasbook.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun