Benar-benar menjungkirbalikan prediksi saya apa yang terjadi pada Gala Show 14 Agustus 2015 X Factor Indonesia musim kedua 2015 ini. Desy Natalia yang konsisten tampil prima berada dalam posisi terbawah perolehan voting pemirsa menimbulkan tanda tanya besar. Kontestan dari ketegori Overage tersebut memang masih terselamatkan melalui sepucuk surat yang ditulis Ayu Ting Ting (karena tidak ada babak save me song dalam babak lima besar). Tetapi para voter Desy sebetulnya konsisten nggak?
Tampil prima membawakan lagu “Jai Ho!”, soundtrack dari film “Slumdog Millionaire” sebagai pembuka Gala Show dan menyanyikan lagu “I Have Nothing” dari Whitney Houston pada penampilan keduanya. Pada penampilan pertama Desy mampu menjadikan lagu yang dipopulerkan The Pussycat Dolls & A.R. Rahman ft. Nicole Scherzinger menjadi miliknya, seperti menonton Whitney Houston menyanyikan lagu bertema dangdut: energik, stage act tetap tertata dan range suara naik turun terjaga. Apalagi lagu “I Have Nothing” yang membawanya lolos audisi pasti lebih baik.
Apa yang terjadi? Apa pendukung Desy sebetulnya memang tidak besar ? Kemungkinan itu ada karena kategori overage memang di atas kertas kalah militan dengan penyanyi lebih muda yang punya factor X. Memang hitung-hitungan pemirsa bisa jadi pendudukung Desy sebetulnya tidak besar karena penonton dewasa agak susah "disuruh" repot untuk buka Google Vote hanya untuk kontes, cukup mendengar saja, mengirim SMS sebanyak-banyaknya?
“Malesbanget.com (menirukan seorang kawan) Bro”! Apalagi acaranya tengah malam. Itu pernah saya alami tengah malam di mess kantor di sebuah bilangan apartemen di Kalibata (di lantai 19, lagi deadline kerja), nggak punya pulsa dan internet juga mati ketika menonton X Factor. Mau ke luar hanya beli pulsa yang mini market 24 jamnya ada di bawah dan jaraknya jauh? He..he..he.he..he..he.. (menirukan tokoh kartun Woody Woodpecker) Beda dengan segmen ABG dan remaja yang duitnya dari orangtua, mau bela-belain idolanya, apalagi yang cewek pada idola cowok.
Tetapi kalau asumsi itu benar, mengapa Ismi Riza rontok pada beberapa gala show sebelumnya? Dari segi keunikan unyu-unyu, wajahnya cantik, suara bagus, penggemarnya “cukup galak” di media sosial, seharusnya tidak tersisih. Kalau rasionalitas yang dijadikan parameter pilihan pemirsa tidak semestinya Angela July dan Ajeng yang jelas-jelas kaulitas suara dan kharakternya di atas para penyanyi kategori Boy yang justru tereleminiasi. Muncul dugaan settingan, sengaja Desy dan Ramzy ditaruh di bawah padahal sebenarnya mereka finalis, seperti yang pernah saya curigai waktu Fatin berada di posisi bawah di lima besar waktu X Factor Indonesia Musim Pertama 2013 lalu? Tetapi main-main seperti ini ada resiko bahaya loh? Pihak stasiun televisi memang dapat keuntungan sesaat, karena minggu depan bisa jadi ada booming SMS, kenaikan rating, tetapi itu mengumpulkan “kedongkolan” para pendukung peserta yang merasa dipermainkan, yang suatu saat akan menumpuk. Mudah-mudahan bukan settingan, berprasangka baik saja.
X Factor Indonesia musim kedua ini situasinya berbeda dengan X Factor yang lalu. Persaingan Fatin dengan Novita Dewi bisa diraba sejak awal dan jelas masing-masing punya penggemar secara sosiologis penggemar, karakter suara, latar belakang sang penyanyi patut dihadapkan head to head. Soal siapa yang menang soal lain dan dua-duanya saya kira bisa bertahan di blantika musik Indonesia dengan pendukung masing-masing untuk waktu yang cukup lama.
Komunitas Penggemar sudah Keniscayaan
Dari sudut penggemar X Factor Indonesia Musim pertama 2013? Jelas masih terukur dan rasional. Terpilihnya Fatin benar-benar faktor X. Pengemarnya real, bukan hanya temporer. Hingga saat ini fatinistic (penggemar Fatin) masih kokoh. Website mereka http://www.fatinsl.com/category/news/ masih diupdate hingga Agustus 2015. Dalam website itu jelas disebutkan ada fatinistic Jabodetabek, Banten, Tasikmalaya, Sukabumi, Cirebon, Yogyakarta dan Gresik melakukan gathering. Saya kira juga ada di luar Pulau Jawa. Website itu jelas memperlihatkan foto kegiatan setiap wilayah dengan anggota saya hitung di atas 20 orang per gathering. Berapa anggotanya? Wensite tidak menyebutkan detailnya. Yang saya dapat Fatinistic Lampung mengklaim 1200 pada Maret 2013.1 Tetapi dilihat dari jumlah pengikut akun Twitternya lebih dari dua juta.2 Pada 4 Desember 2013 ,Fatinistic Mendapatkan penghargaan sebagai Fanbase paling fanatik dan militan di indonesia versi kapanlagi.com . Fatinistic mampu mengumpulkan suara yang sangat melimpah 67.304 atau dua kali lipat lebih banyak di banding pesaing terdekatnya , angka fantastik ini sekaligus mendominasi hingga 72,61% dari total 92.694 suara yang masuk .
Novita Dewi mungkin tidak punya pengemar militan Fatin, tetapi dia punya penggemar rasional tersendiri. Punya segmen tidak terlalu besar, tidak apa-apa menurut saya (walau saya bukan penggemarnya). Toh penyanyi Indoensia yang segmen pasarnya kecil tetapi asal tetap bisa bertahan, seperti penyanyi-penyanyi di genre Jazz atau jalur Indie
Inilah yang saya ragu dari peserta X Factor Musim Kedua 2015 ini. Desy Natalia, Angela July, Clarissa Dewi, Ajeng secara kualitas seharusnya pantas di lima besar. Okelah, ada penyanyi yang mungkin dianggap penggemar militan pantas karena dari segi tampang dan keren-karena ini konsekuensi popular art-terutama di segmen anak muda, tetapi apakah mereka punya fans base yang konsisten terus mendukung. Wow melihat eksistensi kebanyakan pemenang kontes seperti itu, baik AFI, Indonesian idol, saya ragu. Yang sekarang menguat justru penyanyi seperti Yunita Rachman (Yura) tidak menang Indoensian Voice di Indosiar, tetapi bisa mencuat karena dia mampu mencipta lagu, mengembangkan karakter khasnya dan juga membentuk fan base-nya. Tidak terlalu besar, tetapi mereka ikut terus.
Anjuran saya pada para penggemar Desy Natalia, Angela July, Clarissa Dewi, mau pun Ajeng terima saja kalau jago rontok di X Factor Indonesia 2015. Bukan berarti eksistensi mereka di blantika musik Indonesia tertutup. Kepada penyanyi dan manager (tunjuk dalam keluarga atau teman sebagai koordinator untuk mengurus fans, di samping manager dari RCTI, misalnya), untuk memelihara penggemar, buat website atau event untuk gathering, buat semacam keluarga. Sejarah membuktikan fatinistic sudah bergerak jauh sebelum X Factor musim pertama mencapai puncaknya. Bahkan mereka bergerak dengan spontan dan tidak terkoordinasi rapi awalnya.
Sejarah membuktikan bahwa penyanyi dan grup band Indonesia di papan atas yang mampu bertahan lama ialah yang punya fans base kuat (sekaligus militan), Agnes Monica, Sherina Munaf, Slank, masih banyak lagi. Tentunya juga manajemen yang kuat, serta terus belajar.
Sikap saya terhadap X Factor Indonesia Kedua 2015 kalau Desy Natalia tersisih (apalagi Clarissa juga keluar)? Apa lagi yang diharapkan? Jebbe dan Petty (lumayan bagus , real anak muda, tetapi saya tidak terkesan pada mereka secara emosional). Dari sudut rasional dan kualitas suara sudah kehilangan Angela, Ajeng , dari sudut keunikan kehilangan Ismi Riza dan Riska Wulandari, apa lagi yang diharapkan? Ya, pindah channel saja. Gitu saja kok repot? Tentunya tulisan ini akan jadi tulisan terakhir di blog untuk membahas X Factor 2015.
Irvan Sjafari
Catatan Kaki:
- http://lampung.tribunnews.com/2013/03/15/fatinistic-lampung-punya-1200-member
- http://entertainment.merahputih.com/celeb/2015/06/29/akun-twitter-diverified-fatin-shidqia-lubis-jadi-trending-topik/18751/
Sumber Foto:
Desy Natalia (kredit foto : Wartakota)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H