Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Yunita Rachman (Yura), Sendy Nurulita: “Anak-anak Sarasvati”, Catatan Kedua untuk The 7th International Kampoeng Jazz Unpad

4 Mei 2015   14:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:23 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_414830" align="aligncenter" width="300" caption="Yunota Rachman (Yura) di Kampoeng Jazz (kredit foto Irvan sjafari)"][/caption]

Sambil menenteng rabana, dengan gaya cerianya, memakai busana kuning Yunita Rachman (Yura) membuka penampilannya dengan lagu andalannya “Balada Sirkus” di Lounge Stage, Kampoeng Jazz 2 Mei 2015 lalu.  Jebolan “Voice of Indonesia” ini menunjukkan kematangannya di panggung dengan beberapa kali menggunakan jeda dan berdialog dengan penonton.  Yang cukup membuat saya berdecak kagum ialah menjelang akhir lagu ia berdiam diri beberapa detik dan terompet berhenti… saksikan aku di Balada Sirkus. Namun karena “Balada Sirskus” itu memang andalannya, saya tidak terlalu terkejut.

So love me like you do, love me like you do/Love me like you do, love me like you do/Touch me like you do, touch me like you do/What are you waiting for? Baru saya memberikan poin ketika ia menyanyikan lagu “Love Me like You Do” dari Ellie Goulding, penyanyi Inggris bernyanyi dengan anggun lembut, Yura menyanyikannya dengan suara berat dan ceria, easy going khasnya.

Lagu berikutnya “Keruh di Air Jenuh”  seperti halnya “Balada Sirkus”, alumnus Fakultas Komunikasi Universitas Padjadjaran ini meningkatkan kemampuan panggungnya termasuk koreografi. Lafu ini sebetulnya  galau dengan irama ceria,  cocok buat orang yang lagi gundah asmara, ingin meringis tetapi tertawa.  Yang paling saya suka bagian akhirnya keruh keruhku di air jenuhmu/jenuh jenuhku tak mau tau/keruh keruhku di air jenuhmu. Kata-kata berulang ini bias ditemui di lagu Yura lain seperti Kataji.

Rupanya teknik mengulang ini membuatnya enak ketika ia menyanyikan lagu dari penyanyi inggris Mark Ronson  feat Bruno Mars  “Uptown Funk”  I’m too hot (hot damn)/Called a police and a firemanI’m too hot (hot damn)/Make a dragon wanna retire man/ I’m too hot (hot damn).  Lagu ini nge-beat. Yura menunjukkan luasnya referensi lagu yang dimilikinya.  Yura kemudian menyanyikan lagu “Berawal dari Tatap, Cinta dan Rahasia” yang galau, mellow dan lagu ngebeat seperti Kataji dan Super Lunar, yang semuanya lagu dari album.

Secara keseluruhan lagu-lagu Yura seperti terbagi dua jenis, yaitu lagu-lagu yang mellow dan galau, hingga lagu yang nge-beat. Saya berdebat soal mana yang lebih suka dengan sesama penonton pengemar Yura. Di antaranya dengan Dea, 23 tahun, karyawati di Bandung berkeras bahwa justru ketika menyanyikan lagu galau ini penggemar seperti dia tahu bahwa yang bernyanyi adalah Yura. Sementara saya dan Gaby, seorang rekan wartawati dari sebuah situs berita online lebih suka lagu-lagu Yura yang nge-beat: karena ekspresinya ceria dan dia tak segan berjoget. Dua gaya ini tampak pada terutama lagu-lagu ciptaan Yura. Walau  lagu-lagu ini bernuansa gembira.

Ada kemungkinan lagu-lagu Yura terpengaruh oleh dua ‘sekolah”-nya, yaitu Sarasvati dan Glenn Fredly.  Yang mellow dan galau kemungkinan pengaruh dari Glenn.  Semenatra pengaruh Sarasvati etrasa pada lagunya “Balada Sirkus”.  Dengarkan lagu Story of Peter dan “Cerita Kertas dan Pena” di Youtube.  Saya kira saya sependapat dengan Gaby bahwa Glenn memiliki feeling yang bagus memilih muridnya waktu The Voice of Indonesia, yaitu untuk sepuluh tahun ke depan. Yura bias mencipta lagu dan bisa bermain alat musik, kemampuan yang tidak banyak dimiliki penyanyi lain.  Yura adalah masa depan.

Sendy Nurulita:  Didikan Sarasvati yang Lain.

Yang membuat saya suka di Kampoeng Jazz ini bukan Kahitna atau Gigi yang tampil pada penghujung malam, tetapi justru pada penyanyi-penyanyi tuan rumah.  Karena di tangan mereka adalah amsa depan musik Indonesia.  Selain saya Yura, yang saya anggap perwakilan tuan rumah Universitas Padjadjaran adalah Russel & Electric Brid dengan vokalisnya Sendy Nurulita.

[caption id="attachment_414831" align="aligncenter" width="300" caption="Sendy Nurulita dari Russel and Electric Bird (Kredit foto Irvan Sjafari)"]

14307233171061889332
14307233171061889332
[/caption]

Agak aneh juga penampilan band yang didominasi anak-anak Fakultas Hukum Unpad ini dibuka dengan penampilan solo Sendy yang memabwakan lagu lawas “Leaving on A Jet Plane “ yang dipopulerkan John Denver dengan cara berbeda. Awalnya tidak saya kira itu lagu dari John Denver, karena Sendy cukup kahs menyanyikan lantang. Baru ketika kata “Leaving a jet Plane” dilontarkan, saya baru tahu itu lagu lawas.

Saya menonton dengan seorang dosen Unpad, kami berdiskusi sebetulnya Sendy suaranya tidak terlalu cocok untuk jazz tetapi lebih pop.  Lagu lainnya tampak lagu original dari  Russel and Electric Bird berjudul “Mimpi” tetapi sebetulnya juga lebih pop. Begitu juga dengan lagu “Di sini Sendiri” . Dua lagu yang sebetulnya galau. Namun Rendi (KyeboardO, Caesar Aprialdi (gitar) dan Kenny krisnamukti bermain apik.   Belaknagn saya cari informasi ternyata Sendy adalah mantan bcaking vokalis sarasvati atau dengan kata lain didikan Sarasvati lain, satu “perguruan” dengan Yura.

Penampilan menjanjikan untuk Masa Depan musik Indonesia.

“Tim tuan rumah” lain ialah Salty Sugar yang menyanyikan lagu  pop jazz , mulai dari yang mellow hingga yang nge-beat.  Saya tidak  tahu banyak soal band yang katanya pemenang pertama audisi hingga bisa tampil di Main Stage. Tetapi mendengar cara mereka bernyanyi ada nuansa Stevie Wonder terutama pada vokalis cowok-nya, soalnya ada vokalis cewek yang tak kalah piawai.  Di antaranya mereka menyanyikan lagu “Get Lucky” dari Pharrel William.  Komposisi Salty Sugar antara laki-laki dan perempuan cukup berimbang, juga tampak pada alat musik yang dimainkan. Bravo Salty Sugar menunggu Anda semua di Java Jazz atau event Jazz lainnya.

[caption id="attachment_414833" align="aligncenter" width="300" caption="Salty sugar (kredit foto Irvan sjafari)"]

14307233991851833395
14307233991851833395
[/caption]

Irvan Sjafari

Foto-foto Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun