Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review “99 Cahaya di Langit Eropa 2” Menjadi Agen Muslim yang Baik

7 Maret 2014   00:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:10 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_326224" align="aligncenter" width="300" caption="Poster 99 Cahaya di Langit Eropa 2 (kredit foto Indosinema)"][/caption]

JudulFilm: 99 Cahaya di Langit Eropa 2

Sutradara:Guntur Soeharjanto

Bintang :Acha Septriasa, Abimana Aryasatya, Alex Abbad, Nino Fernandes, Marissa Nasution, Raline Shah, Geccha Tavvara

Rated:**** (excellent)

Sama seperti bagian pertamanya, saya menonton 99 Cahaya di Langit Eropa 2 di Blok M Square pada hari pertama dan pertunjukkan pertama dan dengan jumlah penonton sekitar puluhan sama seperti yang saya lihat pada pertunjukkan sekuel pertamanya.

Pada bagian kedua dibuka dengan narasi teks alkisah sekitar 200 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW Islam mencapai Eropa, yaitu di Cordoba. Negeri itu adalah salah satu cahaya kejayaan Islam.Negeri di mana pemeluk agama Islam hidup harmonis dengan pemeluk agama lain Nasrani dan Yahudi. Namun karena keserakahan Cordoba runtuh. Cara bertutur ini mengingatkan saya pada opening dari bagian pertama film arahan Guntur Soeharjanto ini ketika seorang guru menerangkan pengepungan Kota Wina oleh tentara Turki.

Tetapi opening scene-nya lebih menghentak. Suatu tempat di Pakistan pada 1990 berita kekerasan di negeri itu muncul di televisi sebuah ruang keluarga.Seorang anak bernama Khan ingin keluar bermain dengan teman sebayanya, namun ayahnya melarang. Pasalnya permainannya adalah perang jihad.Khan begitu dendam terhadap kematian kakaknya Rajesh oleh bom Amerika. Tetapi Ayahnya tidak dendam.

Jihad lah dengan pena bukan dengan senjata.Ayahnya memberikan pena.Khan akhirnya keluar rumah tetapi bukan untuk ikut bermain tetapi mengusir teman-temannya.Khan ketika dewasa ada di Wina, teman kuliah Rangga Mahendra (Abimana Arsyasatya), suami dari Hanum Salsabila (Acha Septriasa). Adegan beralih dengan perdebatan Khan antara Stefan (Nino Fernandes) tentang berita beberapa muslim yang beribadat di bangunan kathedral yang dahulunya masjid di Spanyol. Kemudian ditutup dengan paniknya Khan ketika pena pemberian ayahnya hilang.

Cahaya di langit Eropa 2 mengeksplore perdebatan antara dua tokoh ini dan akting Alex Abbad dan Nino Fernandes patut diacungkan jempol. Stefan seorang yang mengaku tidak beragama sebetulnya juga menggugat perilaku Rangga yang wudhu berkali-kali karena Marjaa (Marissa Nasution) menyentuhnya, mempertanyakan hijab hingga poligami.Sebetulnya pertanyaanusangbagi orang yang di luar Islam. Namun bedanya Rangga lebih santai dan tidak reaktif menimpali sahabatnya.

Poligami bagi orang yang mampu. Aku nggak mampu. Cinta itu membutuhkan tanggungjawab.Sama seperti kamu kuliah di dua tempat dan dua-duanya harus kamu selesaikan. Bagi kamu cinta tak membutuhkan tanggungjawab. Jawaban yang telak.

Cahaya di Langit Eropa 2 bercerita dua tahun pasangan Rangga dan Hanum di Wina. Rangga bersiap menyelesaikan program doktornya. Hanum diceritakan punya pekerjaan sebagai reporter untuk mengisi waktunya selain belajar Bahasa Jerman.Pada bagian kedua ini, AchaSeptriasa jauh lebih berhasil menghidupkan kharakter Hanum –sesuai harapan saya- adegan ketika dia meledak memergoki Marjaa memeluk Rangga di perpustakaan dan akhirnya cair lewat kado ulang tahun yang diberikanRangga menarik: Rangga suami yang setia.

Begitu juga ketika Hanum mengizinkan suaminya ikut kegiatan dansa bersama Marjaa atas undangan profesor yang membimbing Rangga. Saya tertengun sikap moderat, toleransi yang tinggi dari Hanum. Padahal kultur asli Hanum adalah orang Yogya, etika Jawa-nya kental, lingkungan santri kental. Pendidikan, pengetahuan dan pengalaman hidup yang merubahnya menjadi agen muslim yang baik yang didapatnya dari Fatma. Adegan ini diakhiri dengan menyentuhketika Rangga mengajak Hanum berdansa di lapangan terbuka. Rangga memberikan kado lainnya: perjalanan ke Cordoba yang pernah diminta Hanum. Saya legaAcha Septriasa bisa mempertahankan kualitas aktingnya pada bagian kedua ini.

[caption id="attachment_326225" align="aligncenter" width="300" caption="Abimana dan Acha Septriasa dalam Cahaya di Langit Eropa 2 (kredit foto Merdeka.com)"]

13941019521438190621
13941019521438190621
[/caption]

Cahaya di Langit Eropa 2menawarkan ending yang menarik ketika muncul sebuah email jawaban dari Fatma atas sejumlah email yang dikirimkan Hanum.Fatma mengundang Hanum dan Rangga ke Istambul.Pertemuan yang boleh dibilang akhir dari pencarian Hanum terhadap jejak peradaban Islam dan kegelisahan dirinya sendiri.Apakah dia meraih “predikat cumlaude” dalam pencarian hidup seperti suaminya meraih gelar doktor bisa dijawab di akhir film yang memaksa saya menitik air mata.

Berbeda dengan sekuel pertamanya, Fatin dan Dewi Sandra tidak muncul dalam bagian keduanya. Namun justru membuat ceritanya menjadi lebih kuat dan porsi jalan-jalannya tidak sebesar yang pertama dan ini membuat kharakter yang dimainkan Acha Septriasa, Abimana Aryasatya,Alex Abbad,Nino Fernandes serta Marissa Nasution jauh lebih kuat. Guntur konsisten menanamkan pesan bagaimana menjadi agen muslim yang baik, misalnya lewat adegan bagaimana Hanum membalas perlakuan satpam di Katedral Cordoba mengusirnya ketika bersujud (karena dahulunya masjid).Tindakan Hanum ini mengingatkan pada cara Fatma membalas perlakuan dua bule yang melecehkan orang Turki di bagian pertama. Peace!

Secara keseluruhan sekuel keduanya jauh lebih baik, jauh lebih fokusdan jauh lebih berisi dari bagian pertamanya. Editingnyajuga jauh lebih rapi. Cuma bagi mereka yang tidak menonton bagian pertama benar-benar akan sulit memahami cerita. Excellent filmmenurut saya.

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun