[caption id="attachment_363797" align="aligncenter" width="300" caption="Adegan ketika pejuang kemerdekaan Kanak Kaledonia Baru menyerbu pos polisi di Ouvea. (kredit foto www.allocine.fr)"][/caption]
JudulFilm: L’Ordre et La Morale
Sutradara:Mathieu Kassovitz
Bintang:Mathieu Kassovitz, Iabe Lapacas, Malik Zidi, Alexandre Steigner
Rated:****
Ada dua daya tarik bagi saya menonton L’Ordre et La Morale (saya pinjam DVD-nya dari Institute Francaise Indonesia, Salemba). Pertama film yang dirilis pada 2011 ini bercerita tentang pemberontakan sejumlah pribumi Kanak di jajahan Prancis yang masih tersisa di kawasan Pasifik, Kaledonia Baru.Kedua, film ini disutradarai oleh Mathieu Kassovitz, sutradara Prancis favorit saya yang cara bertuturnya anti rasialisme, menginginkan semua orang lintas etnis di Prancis bisa hidup berdampingan.Film pertamanya L’Haine (1995) sangat membela orangketurunan Aljazair di Prancis membuat saya jatuh hati pada sutradara ini.
Film ini berangkat dari kisah nyata pada 22 April 1988 para pejuang kemerdekaan Kanak (tepatnya gerakan kemerdekaan, Uni Nasional untuk Kemerdekaan-Kanak dan Sosialis National Liberation Front) menyerang sebuah pos polisi di Pulau Ouvea. Empat polisi tewas dan sekitar 30 orang disandera dan dibawa ke sebuah gua.Para pejuang kemerdekaan yang dipimpin Alphonse Dianou (dimainkan dengan baik oleh Iabe Lapacas) menuntut dialog untuk kemerdekaan negerinya dari penjajah Prancis.
Persoalannyapemberontakan itu pecah ketika terjadi antara putaran pertama dan kedua pemungutan suara untuk presiden Perancis, di mana perdana menteri konservatif, Jacques Chirac, menantang presiden sosialis, Francois Mitterrand. Jadi sangat politis. Lalu dikirimlah Spesialis Negosiator Phillipe Legorjus (Mathieu Kassovitz) untuk meredakan krisis.Dia dan tujuh anak buahnya bersedia menajdi ganti sandera.Para pejuangmalah membeaskan Phillipe agar bisa menjadi mediator5 anatar para pejuang kemerdekaan dengan pemerintah Prancis.
Sayangnya ketika hati pemberontak mulai melunak, pemerintah Prancis dalam hal ini Menteri Luar Negeri Bernard Pons (Daniel Martin) menuntut pendekatan garis keras untuk menunjukkan wibawa pemerintah (penjajah) Prancis.Pasukan GIGN (pasukan komando) Prancis merencanakan penyerangan.Phillipe dipaksa untuk kembalipada perintah sebagai militer.
Maka pertempuran terjadi antara para pejuang hanya bersenjata semacam senapan locok dan senapan berburu melawan pasukan bersenjata lengkap dan helikopter Puma (dalam sjearah disebut 5 Mei 1988). Benar-benar heroikending cerita ini.Sejarah mencatat19 pejuang Kanak gugur sebagai kusuma bangsanya.Sebagian di antaranya dieksekusi secara keji setelah tertangkap.AlphonseDianou digambarkan terluka dan diangkut tandu dan bendera Kanak masih menjadi ikat kepalanya .Dia kemudian gugur karena kurang mendapatkan pengobatan. Di pihak Prancis sendiri dua serdadu GIGN tewas dan seorang terluka.
[caption id="attachment_363798" align="aligncenter" width="300" caption="Militer Prancis menodong seorang Kanak yang sudah tua (Kredit foto www.allocine.fr)"]
Dalam film ini digambarkan betapa bengisnya serdadu Prancis. Ada adegan memperlihatkan ada bapak Alhonse yang sudah tua diborgol, diikat di tiang dan disuruh membujuk anaknya agar mau menyerah.Tentara Prancis menyerbu kampung Kanak yang mengingatkan perjuangan kemerdekaan Indonesia dulu.Ada adegan yang mirip seperti film kita tentang perang kemerdekaan: Ketika ayahnya Alphonse melihat Sammy, orang Kanakyang jadi kaki tangan penjajah Pancisbegitu sibuk di antara petinggi militer Prancis menunjukkan kesetiannya. “Apa yang kamu lakukan Sammy? Kamu nggak ingat ayah dan ibu kamu?”
Tentara Prancis menyebut para pejuang kemerdekaan Kanak sebagai teroris mengingatkan saya para tentara Belanda menyerbu desadan menggebuk penduduk untuk menunjukkanmana itu ekstrimis. Tentara Prancis yang begitu tergesa-gesa menurunkan bendera Kanak mengingatkan hal yang sama dilakukanBelanda dalam Perang Kemerdekaan .
Phillipe Legorjus, digambarkan sebagai negosiator terampil, mencoba mati-matian untuk menghindari pertumpahan darah.Philipe adalah gambaran Kassovitzsebagai satria pembela primbumi, dia kesatria film, yang terperangkap di antara jenderal yang ingin napalm gua dan politisi yang akan mengorbankan sandera untuk hukum dan ketertiban orang. Para politisi Prancis digambarkan mirip ular beludak.Pertanyaannya apakah Legorjus dalam sejarah benar seperti itu?Apa pun itu Kassovitzdalam film ini menunjukkan keberpihakannya pada orang-orang yang tertindas yang kebanyakan bukan orang kulit putih dan anti kemapanan.
Irvan Sjafari
Kredit foto:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H