Mohon tunggu...
Sony Hertanta
Sony Hertanta Mohon Tunggu... wiraswasta -

My Jurnal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lagu Lama ASNLF dalam Memimpikan Merdeka

6 Maret 2019   02:03 Diperbarui: 6 Maret 2019   05:05 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aceh sebutan yang dulu terkenal dengan nama Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) di era tahun 2001 sampai dengan 2009, merupakan daerah ujung barat Indonesia yang seakan tak habis-habisnya mengisahkan cerita. Provinsi yang terletak di ujung barat Indonesia ini dikenal pula dengan istilah "Serambi Mekkah". 

Beragam potensi kekayaan Aceh merupakan salah satu bukti kekayaan yang dimiliki oleh negeri ini. Belum lagi sejarah peradaban Islam yang ada di kota Banda Aceh yang sampai hari ini menorehkan sejarah besar dalam peradaban agama Islam. 

Selain itu letak Aceh yang strategis sebagai pintu gerbang lalu lintas perniagaan dan kebudayaan yang menghubungkan Timur dan Barat sejak dulu kala. Kiranya catatan-catatan ini yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pihak-pihak yang menginginkan Aceh berpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Aceh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF) adalah salah satu moment yang dimanfaatkan oleh kelompok yang menginginkan kemerdekaan Aceh. Entah apa yang ada didalam proses berfikir mereka sehingga obsesi ini terus menerus mereka dengungkan sekalipun pada kenyataannya Aceh tak patut untuk Merdeka dan menjadi suatu negara sendiri. 

Dalam perjanjian Helsinski antara Pihak GAM dengan Pemerintah Republik Indonesia di Finlandia 15 Agustus 2005 lalu telah tercapai suatu kesepakatan yang saling menguntungkan di kedua belah pihak. Aceh tetap menjadi bagian dari NKRI dan tidak terpisahkan karena Aceh sendiri bagian dari "darah dagingnya" Indonesia. Sebagai kompensasi bagi GAM yakni kehadiran Partai lokal, Kanun, dan Wali Nanggroe yang sampai saat ini masih ada.

Lihatlah begitu pesatnya pembangunan Provinsi Aceh saat ini. Pemerintah Indonesia berupaya keras untuk terus memperhatikan kemajuan Aceh. Mulai dari adanya dana otsus, hak 70 % dari pengolahan cadangan Hidrokarbon, perdagangan bebas tanpa hambatan pajak, dan menetapkan serta memungut pajak daerah. Semua itu dilakukan pemerintah Indonesia untuk kemajuan Aceh.

Lantas pertanyaannya adalah apalagi yang membuat Aceh ingin merdeka. Tidak ada alasan yang dapat diterima oleh akal sehat ketika hadirnya ASNLF untuk menuntut kemerdekaan Aceh. Jangan memiliki semangat membabi buta yang akan memanas-manasi situasi dan mengganggu perdamaian Aceh. "Uleu beumate ranteng bek patah, buet beu ase rahsia bek meugah."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun