Cara ini membutuhkan ketekunan dan ketelitian. Namun, ongkosnya tidak akan terlalu besar. Di samping itu, Djoko dapat meminta kerjasama dari sesama tahanan, berbekal semangat gotong royong.
Kalau berhasil lolos, Djoko tentunya akan mendapat julukan baru. Misalnya, Djoko "Si Manusia Terowongan", atau Djoko "Sikat Lancip". Jadi, bukan hanya Djoko "Joker" saja.
2. Djoko mengatakan kebenaran sejujurnya di pengadilan.
Dengan asumsi bahwa Djoko akan menjalani beberapa kali peradilan, maka cara paling elegan agar saga ini semakin memanas adalah, Djoko harus membuat pengakuan-pengakuan yang sejujurnya.
Pengakuan itu menyangkut : siapa saja yang terlibat dalam pelarian Djoko selama 11 tahun, institusi mana saja yang terlibat, lalu siapa pemangku jabatan yang ikut cawe-cawe. Pastilah nantinya kisah ini akan menjadi lebih hot.
Jika hanya mengikuti alur yang mainstream, biasanya pengadilan akan membosankan. Oknum-oknum yang dicokokpun biasanya hanya para pemain di level bawah, bukan sang mastermind.
Dengan berkata jujur, ada kemungkinan Djoko akan dianggap sebagai justice collaborator untuk kasusnya. Lebih keren lagi, ia dapat menjadi whistle blower untuk kasus-kasus lain yang belum terungkap. Selain itu, ada kemungkinan, taipan ini juga akan mendapat keringanan masa hukuman.
Skenario ini paling ideal, namun rasanya paling tidak mungkin. Emangnya berani, Pak Djoko?
3. Djoko menjalani hukuman dan mengalami pencerahan
Skenario selanjutnya adalah, Djoko Tjandra menerima hukuman dengan lapang dada. Ia mendekam dengan tenang di penjara, tidak perlu cari masalah dengan membocorkan rahasia pihak sana sini.
Kemudian, di satu titik, ia mengalami pencerahan batin. Tak sedikit kan, cerita mengenai buronan yang mengalami pengalaman spiritual di penjara. Yah, walaupun ada juga yang kemudian kembali lagi ke dunia hitam.