Mohon tunggu...
Juragan Minyak
Juragan Minyak Mohon Tunggu... -

Warganegara biasa, tinggal di Jakarta "Kota Sejuta Knalpot Berisik Orang-orang Nyentrik Akibat Sirik". Awalnya kusedot selang minyak setiap liter. Kini beberapa drum minyak kubeli dari truk tanki Pertamina. Bercita-cita suatu saat perusahaan Pertamina bisa kubeli.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kini Giliran Hatta Menjadi Pematik Bom Itu

22 Juli 2014   22:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:33 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Hatta Rajasa, calon wakil presiden pasangan Prabowo Subianto (foto: Kompas)"][/caption] Sebentar lagi, pukul 4 sore, KPU dijadwalkan mengumumkan secara resmi hasil pemilu presiden 2014-2019. Tetapi sekitar 1 1/2 jam sebelum jarum jam menunjuk angka 4, Prabowo telah mengumumkan menolak pelaksanaan pilpres. Langkah Prabowo ini tidak mengejutkan tetapi tetap mengkhawatirkan. Ini berarti kutub Prabowo telah memasang kuda-kuda untuk mempermasalahkan hasil pemilu. Entah kebetulan atau tidak, hari ini konon Presiden telah mengganti KSAD Jendral Budiman yang ditengarai mendukung kubu Prabowo. Pergantian KSAD lebih awal dari jadwalnya jelas menimbulkan spekulasi pergantian itu ada kaitannya dengan keberrpihakan pimpinan Angkatan Darat dalam politik praktis. Kesigapan Presiden SBY mengendalikan tentara memiliki arti yang sangat strategis dalam pembangunan profesionalisme TNI. Perkembangan yang cukup menyejukkan persaingan juga datang dari Mahfud MD, sang Ketua Tim Kampanye Pemenangan Prabowo-Hatta. Bak mendengar harapan masyarakat luas, Mahfud menyatakan akan melepas posisinya sebagai ketua begitu KPU mengumumkan kekalahan pasangan yang diusungnya. Konon Mahfud yang menjabat Ketua MK selama 2 periode merasa tak etis berperkara di Mahkamah Konstitusi. Suara-suara yang menyarankan agar Prabowo-Hatta menerima hasil KPU bermunculan dari kader-kader partai koalisi Merah Putih. Barangkali mereka juga mengkhawatirkan dampak buruk dari pergolakan politik pasca pilpres seperti yang melanda negara Thailand. Ternyata Prabowo tak merasa terhalangi untuk meributkan hasil pemelihan presiden. Jarum jam terus berjalan, sejam lagi KPU akan menyampaikan pengumuman. Menyaksikan penolakan Prabowo mengakui kemenangan rivalnya seolah memberikan butiran-butiran bom yang siap meledak setiap saat kepada para pendukungnya. Masyarakat kini berharap pada Hatta Rajasa, sang calon wakil presiden, calon pendamping Prabowo. Harapan kini hanya ada pada Hatta. Hatta Rajasalah satu-satunya yang bisa menghentikan gerak langkah Prabowo untuk membuat pilpres 2014 ini sebagai awal dari gejolak politik di Indonesia. Bak menghadapi bom yang telah tergeletak, Hatta Rajasa bisa mematiknya atau menguncinya kembali dengan membuat pernyataan pengakuan terhadap hasil pemilu yang diumumkan oleh KPU. Semoga saja beliau mendengar harapan masyarakat bahwa pilpres ini akan membawa kemaslahatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun