**Nafian Faiz.
Kunjungan kerja Gubernur Lampung Arinal Djunaidi beserta rombongan ke Bumi pertambakan Dipasena, Rawajitu Timur, Tulang Bawang Senin (13/11) dalam rangka melihat dari dekat pertambakan Dipasena, sekaligus menyerahkan bantuan dari Kementerian Kelautan Prikanan Republik Indonesia (KKP-RI) berupa 70 set kincir tambak dan satu buah Exavator telah menjadi headline media cetak, online dan elektronik sehari setelah kunjungan.
Diberitakan, sebelum melakukan serah terima bantuan, gubernur menyaksikan dan turut serta melakukan panen udang Vanamei secara parsial di Kampung Bumi Dipasana Makmur, bahkan sempat menebarkan jala di kolam tambak tersebut dan sukses: Jala mengembang lebar, dapat tangkapan banyak udang.
Media juga mengutip pernyataan gubernur sebagaimana rillis dari Kominfotik Pemerintah Provinsi Lampung, tentang keberhasilan pemerintah mengaliri listrik petambakan Dipasena, membangun jalan Nasional Penawar-Rawajitu, termasuk bantuan sarana prasarana budidaya  tambak, yakni  4 unit Exavator (koreksi dalam rilis Kominfotik Provinsi Lampung di tulis 5) 1 unit Dredger, 125 kincir air, serta 10 unit pompa air.Â
Tepuk tangan  bergemuruh, senyum, sanjung dan puja-puji menyenangkan hati pasti di tampilkan saat beliau menyampaikan hal tersebut.
Tapi setelah acara selesai pasti ada peserta yang berbisik, Sadar. Ternyata kegiatan hari itu tak lebih dari acara serimonial dan bermuatan politis.
Tak bisa dibantah bahwa  kincir 70  set yang diserahkan secara simbolis itu sudah lama diterima oleh petambak, juga 1 buah excavator itupun sudah diserah terimakan oleh KKP-RI berapa hari lalu, justru tanpa acara serimoni.
Fakta lainnya bahwa semua bantuan tersebut bukanlah dari anggaran pemerintah provinsi melainkan dari pemerintah pusat.
Tentu harus pula diakui bahwa ada peran kordinatif  gubernur dari turunnya bantuan tersebut, termasuk soal jalan Nasional dan pasokan listrik itu. Boleh dan hal wajar kalau ada yang mengaku-aku (Klaim) : "Itu bagian dari sumbangsih dan peran  kerja siapa saja." Bahkan sekelas Kepala Kampungpun boleh mengaku-aku.
Jangankan seorang Arinal Djunaidi sebagai gubernur, Winarti sebagai bupati waktu itupun juga sering menyampaikan Klaim bahwa: dibangunnya jalan Nasional poros Rawjitu, listrik masuk Dipasena karena bisikan dan kerja kerasnya meloby Jokowi.
Jadi kalau soal klaim, pak Arinal ketinggalan dari ibu Winarti. hehehe.
Pertanyaannya kenapa gubernur tidak fokus dengan  program dan anggaran Provinsi Lampung, apa yang sudah dinikmati oleh masyarakat Dipasena? .
Sebagai contoh akses permodalan untuk petambak melalui Kartu Berjaya, atau perbaikan jalan provinsi dari Jembatan pasar Rawajitu sampai pintu gerbang Dipasena yang hanya beberapa meter saja. Sampai akan berakhir masa jabatan guburnur justru tak tersentuh, anehnya masih terlontar janji di waktu masa kerja tinggal satu bulan lagi.
Karenanya saya mempunyai persepektif lain tentang apa yang tersirat dari kunjungan kerja gubernur lampung kemaren itu, bahwa menebar jala dan menebar janji, terbaca secara kasat mata tak lebih dari strategi politik Arinal Djunaidi menjelang berakhirnya masa jabatan beliau yang belum berbuat banyak untuk rakyat Dipasena, sebagai mana janji kempanye beliau saat itu.
Salam.
**Mantan Ketua P3UWÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H